Minggu, 09 November 2014

LINGKUP ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN BALITA

LINGKUP ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN BALITA

1.      Bayi Baru Lahir Normal
Pengertian
Menurut Saifuddin, (2002) Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir selama satu jam pertama kelahiran.
Menurut Donna L. Wong, (2003) Bayi baru lahir adalah bayi dari lahir sampai usia 4 minggu. Lahirnya biasanya dengan usia gestasi 38 – 42 minggu.
Menurut Dep. Kes. RI, (2005) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram.
Menurut M. Sholeh Kosim, (2007) Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500 – 4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan congenital (cacat bawaan) yang berat.
Bayi baru lahir adalah sebagai hasil konsepsi ovum dan spermatozoon dengan masa gestasi memungkinkan hidup diluar kandungan.Bayi baru lahir disebut dengan neonatus, dengan tahapan:
a.      Umur 0-7 hari disebut neonatal dini
b.      Umur 8- 28 hari disebut neonatal lanjut
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500gr-4000gr 

Ciri – Ciri Bayi Baru Lahir normal
1.      Berat badan 2500 - 4000 gram
2.      Panjang badan 48 - 52 cm
3.      Lingkar dada 30 - 38 cm
4.      Lingkar kepala 33 - 35 cm
5.      Frekuensi jantung 120 - 160 kali/menit
6.      Pernafasan ± 40 - 60 kali/menit
7.      Kulit kemerah - merahan dan licin karena jaringan sub kutan cukup
8.      Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna
9.      Kuku agak panjang dan lemas
10.  Genitalia;
Perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora
Laki – laki testis sudah turun, skrotum sudah ada
11.  Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
12.  Reflek morrow atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik
13.  Reflek graps atau menggenggan sudah baik
14.  Eliminasi baik, mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama, mekonium berwarna hitam kecoklatan

2.      Bayi Baru Lahir Bermasalah
Bayi yang bermasalah adalah apabila setelah dilahirkan bayi menjadi sakit atau gawat dan membutuhkan fasilitas serta keahlian yang lebih memadai. Kalau masalahnya tidak terlalu berat, bisa diatasi segera dan harus dilakukan pengawasan. Tapi kalau tidak bisa ditangani untuk itu tentunya bayi harus dirujuk ke fasilitas yang lebih lengkap.
Masalah yang sering terjadi pada bayi baru lahir :
·         Asfiksia
Adalah suatu keadaan bayi baru lahir tidak bias bernafas secara spontan dan teratur.
Depresi yang dialami bayi pada saat dilahirkan dengan menunjukkan gejala tonus otot yang menurun dan mengalami kesulitan mempertahankan pernafasan yang wajar. Kondisi ini menyebabkan kurangnya pengambilan oksigen dan pengeluaran CO2
·         Gangguan pernafasan
Gangguan pernafasan pada bayi baru lahir dapat terjadi oleh berbagai sebab. Apabila gangguan pernafasan disertai dengan tanda –tanda hipoksia ( kekurangan O2 ), maka prognosisnya buruk dan merupakan penyebab kematian BBL, seandainya bayi selamat dan tetap hidup akan akan beresiko terjadinya kelainan neurologis dikemudian hari.
Penyebabnya  antara lain :
-          Obstruksi jalan nafas
-          Penyakit parenkhim Paru-paru
-          Kelainan perkembangan organ
-          Sebab selain paru ( payah jantung, kelainan SSP, asidosis metabolic dan asfiksia )
·         Hipo / Hipertermi
Hipotermi adalah suatu keadaan dimana suhu tubuh bayi turun dibawah 36 °. Ini biasanya karena bayi yang baru lahir lambat dikeringkan,sehingga terjadi penguapan dan bayi lebih cepat kehilangan panas tubuh.
Hipertermi .Lingkungan yang terlalu panas juga berbahaya bagi bayi. Keadaan ini terjadi bila bayi diletakkan didekat api atau dalam ruangan yang terlalu panas.
·         Bayi berat lahir rendah
Bayi berat lahir rendah ( BBLR ) adalah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram. Ini dibedakan dalam :
-          Bayi Berat Lahir Rendah ( BBLR ) , BB 1500 – 2500 gram
-          Bayi Berat lahir sangat rendah ( BBLSR ) , BB < 1500 gram
-          Bayi Berat lahir Ekstrem Rendah ( BBLER ), BB < 1000 gram
·         Dehidrasi
Suatu keadaan dimana bayi kehilangan cairan tubuh 5%  atau lebih., sementara kadar air dalam tubuh bayi 82%
Gejala/ tanda bayi dehidrasi :
-          Bayi mengantuk
-          Tampak kehausan
-          Kulit,bibir dan lidah kering
-          Saliva menjadi kental
-          Mata dan ubun-ubun cekung
-          Warna kulit pucat
-          Turgor kulit berkurang
-          Apatis
-          Gelisah kadang-kadang kejang.
·         Ikterus
Ikterus pada bayi baru lahir lebih banyak terdapat pada neonates kurang bulan. Ikterus ini bisa fisiologis, dan bisa patologis.
Ikterus fisiologis timbul pada hari kedua atau ketiga, tidak ada dasar patologis dan tidak menyebabkan suatu morbiditas.
Ikterus patologis biasanya timbul pada hari pertama dan ada dasar patologis, kadar bilirubinnya mencapai hiperbilirubinemia.
·         Infeksi / sepsis
Infeksi pada BBL lebih sering ditemukan pada BBLR dan lebih sering pada bayi yang lahir di RS disbanding luar RS. Bayi beresiko terinfeksi apabila ditemukan :
1.      Riwayat kehamilan
-          Infeksi pada ibu selama kehamilan
-          Ibu dengan pre eklamsia
-          Ibu dengan DM
-          Ibu punya penyakit bawaan
2.      Riwayat kelahiran
-          Persalinan lama
-          Persalinan dengan tindakan
-          KPD
-          Air ketuban hijau kental
3.      Riwayat bayi baru lahir
-          Trauma lahir
-          Lahir kurang bulan
-          Bayi kurang cairan dan kalori
-          hipotermi
·         Tetanus Neonatorum
Penyakit tetanus neonatorum adalh penyakit tetanus yang terjadi pada bayi berusia kurang 1 bulan yang disebabkan oleh klostridium tetani, yaitu kuman yang mengeluarkan racun dan menyerang system saraf pusat.
·         Kejang
Kejang pada bayi sering tidak dikenali karena bentuknya berbeda dengan kejang pada anak atau dewasa. Manifestasinya dapat berupa tremor, hiperaktif, kejang-kejang , tiba-tiba menangis melengking, tonus otot hilang, gerakan tidak menentu. Oleh karena itu sering kejang pada bayi tidak dikenali oleh ibu yang belum berpengalaman.
·         Gangguan saluran cerna
Bayi yang baru lahir dengan perut buncit disertai atau tanpa gejala tambahan seperti muntah dan diare cukup sering ditemukan. Kondisi ini menunjukkan adanya gangguan pada saluran cerna, yang apabila tidak segera  ditangani dengan benar akan berakibat timbul komplikasi yang lebih buruk seperti syok, dehidrasi bahkan kematian. Kasus yang sering ditemukan seperti Obstruksi intestinal, peritonitis perdarahan dalam abdomen dan kelainan bawaan.

3.      Kelainan pada bayi baru lahir
Kelainan bawaan  (kongenital) adalah kelainan yang dibawa sejak lahir,merupakan penyimpangan dari bentuk umum karena gangguan perkembangan dikemudian. Sebab langsung sukar diketahui, beberapa factor yang mempengaruhi adalah :
v   Factor genital, adanya kelainan kromosom pada suami atau isteri.
v   Factor lingkungan dari ibu : infeksi oleh virus (rubella, polio, herpes) terutama bila menyerng pada trimester I kehamilan
v   Umur ibu : down syndrome didapat pada ibu berumur dibawah 35 tahun makin tua umur ibu makin besar kemungkinan mendapat bayi cacat.
v   Paritas : secara tidak langsung berhubungan dengan umur ibu
v   radiasi
v    obat-obatan
Beberapa cacat bawaan :
a.             Hidrosefalus
         Rongga otak bayi mengandung terlalu banyak cairan. Dapat mengganggu kelancaran persalinan
b.             Bibir sumbing (labio palato schizis)
         Adalah kelainan bawaan berupa bibir belah / palatum belah akibat dari kegagalan proses penutupan maxilla selama masa embrio.
c.             Spina Bifida
         Spina bifida adalah suatu keadaan tidak terbentuknya tulang belakang bayi secara lengkap, sehingga sum-sum tulng belakang dan pembungkusnya terpapar.
d.             Anensefalus
         Tenggorak bagian atas kepala bayi tidak ada sama sekali
e.             Atresia ani
                              Adalah merupakan suatu kelainan bawaan dimana tidak ada lubang tetap pada anus
f.              Hirschprung
         Adalah suatu kelainan bawaan yaitu tidak terbentuknya sel ganglion parasimpatis dari pleksus mesentrikus/aurbarchj pada kolon bagian distal
g.             Hernia diafragmatika
         Adalah merupakan kelainan bawaan dimana tidak terbentuknya sebagian diafragma sehingga sebagian isi perut masuk ke dalam rongga thoraks

4.      Trauma pada bayi baru lahir
Bayi mengalami trauma bila bayi mengalami salah satu keadaan berikut ini :
a.      Gerakan abnormal atau posisi asimetris dari lengan atau tungkai
b.      Bengkak pada daerah tulang yang terkena
c.       Menangis apabila lengan, kaki, atau bahu digerakkan
d.      Tidak dapat menutup mata, atau mengerutkan dahi pada sisi yang terkena trauma atau yang kesulitan menelan.
Bentuk-bentuk trauma
-          Caput Succedaneum
Adalah pembengkakan pada suatu tempat di kepala karena adanya timbunana getah bening di bawah lapisan apinerose di luar periostium
-          Cephal Hematoma
Adalah pembengkakan pada kepala karena adanya penumpukan darah pada sub-periostium dengan batas yang jelas dan darah tidak melewati garis sutura tengkorakbayi baru lahir.
-          Brachial Palsi
Adalah kelumpuhan pada pleksus Brachialis.
-          Fraktur Clavicula
Adalah : Patahnya tulang clavicula pada saat persalinan biasanya kesulitan melahirkan bahu pada letak kepala dan melahirkan lengan pada presentasi bokong.

5.      Neonatus berisiko tinggi
Resiko tinggi menyatakan bahwa bayi harus mendapat pengawasan ketat oleh dokter dan perawat yang telah berpengalaman.
Lama masa pengawasan biasanya beberapa hari tetapi dapat berkisar dari beberapa jam sampai beberapa minggu
Jenis-jenis resiko tinggi pada neonatus
1.      BBLR
yaitu bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram 
2.      Hiperbilirubinemia
Merupakan suatu keadaan pada bayi baru lahir dimana kadar bilirubin seru total lebih dari 10 mg % pada minggu pertama dengan ditandai ikterus.
3.      Asfiksia Neonaturum
Merupakan keadaan dimana bayi tidak dapat bernafas spontan dan teratur setelah lahir, yang dapat disertai dengan hipoksia.
4.      Tetanus neonaturum
Merupakan tetanus yang terjadi pada bayi yang dapat disebabkan adanya infeksi melalui tali pusat , Yang dipicu oleh kuman clostridium tetani yang bersifat anarerob dimana kuman tersebut berkembang tanpa adanya oksigen.



5.      Respiratory Distress Sindrom
Merupakan kumpulan gejala yang terdiri dari dispneo, frekwensi pernapasan yang lebih dari 60 kali permenit, adanya sianosis, adanya rintihan, pada saat ekspirasi adanya rektraksi suprasternal.

6.      Kegawatdaruratan Neonatus , Bayi Dan Anak Balita Dengan Penyakit Yang LazimTerjadi
Kasus gawat darurat neonatus ialah kasus bayi baru lahir yang apabila tidak segara ditangani akan berakibat pada kematian bayi. Apabila sesudah dilahirkan bayi menjadi sakit atau gawat dan membutuhkan  fasilitas dan keahlian yang memadai, bayi harus dirujuk.
Contohnya :
a.      Aspiksia
b.      Hipo / Hipertermi
c.       Ikterus patologis
d.      BBLR
Penyakit yang lazim terjadi pada bayi dan balita :
a.      Diare
b.      Asthma  Bronchial
c.       Broncho Pneumonia
d.      Morbilli
e.      DBD
f.        Kejang







KONSEP ASUHAN NEONATUS, BAYI
DAN ANAK BALLITA
 




Bayi baru lahir           Masa transisi dari suatu sistem yang teratur dan sebagian besar tergantung pada organ-organ ibunya, ke suatu sistem yang tergantung kemapuan genetik dan mekanisme homeostatik bayi itu sendiri.

Perbedaan lingkungan fisik sebelum dan sesudah lahir (Timiras dalam Johnson, 1986), adalah sbb :

Sebelum Lahir
Sesudah Lahir
1.       Lingkungan fisik
Cairan
Udara
2.       Suhu Luar
Pada umumnya tetap
Berubah-ubah
3.       Simulasi sensoris
Terutama kinestetik atau vibrasi
Bermacam-macam stimulli
4.       Gizi
Tergantung zat gizi yang terdapat dalam darah ibu
Tergantung tersedianya bahan makanan dan kemampuan saluran cerna
5.       Penyediaan oksigen
Berasal dari ibu ke janin melalui plasenta
Berasal dari paru-paru ke pembuluh darah paru-paru
6.       Pengeluaran hasil metabolisme
Dikeluarkan ke sistem peredaran darah ibu
Dikeluarkan melalui paru-paru, kulit, ginjal, dan saluran pencernaan

Proses transisi yang paling nyata dan cepat terjadi adalah pada :
  • Pernapasan
  • Sirkulasi
  • Termoregulasi
  • Metabolisme Glukosa

Perubahan Sistem Pernapasan
Awal timbulnya pernapasan
Ada 2 faktor yang berperan pada rangsangan napas pertama bayi :
  • Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang merangsang pusat pernapasan di otak
  • Tekanan dalam dada, yang terjadi melalui pengempisan paru-paru selama persalinan, merangsang masuknya udara ke dalam paru-paru secara mekanik

Surfaktan dan Efek Respirasi
Upaya nafas pertama bayi berfungsi untuk :
  • Mengeluarkan cairan dalam paru-paru
  • Mengembangkan cairan alveol paru-paru untuk pertama kali

Untuk mendapatkan fungsi alveol, harus terdapat surfaktan yang cukup dan aliran darah melalui paru-paru. Produksi surfaktan dimulai pada 20 minggu kehamilan dan meningkat hingga paru-paru matang yaitu usia 30 – 34 minggu.
Surfaktan berfungsi untuk :
Mengurangi tekanan permukaan dan membantu menstabilkan dinding alveol sehingga tidak kolaps pada akhir pernapasan


Perubahan Yang Terjadi Saat Bayi Lahir
  • Saat cukup bulan, terdapat cairan dalam paru-paru bayi. Pada persalinan, bayi melaui jalan lahir yang menyebabkan 1/3 cairan terperas keluar dari paru-paru.
  • Pada beberapa kali tarikan napas pertama setelah lahir, udara ruangan memenuhi trakea dan bronkus bayi baru lahir. Sisa cairan di dalam paru-paru dikeluarkan dan diserap oleh pembuluh limfe dan darah. Semua alveol akan berkembang terisi udara dan pernapasan bayi tergantung sepenuhnya pada paru-parunya sendiri

Perubahan Sistem Sirkulasi

Setelah lahir, darah bayi harus melewati paru untuk mengambil oksigen dan mengadakan sirkulasi melalui tubuh guna mengantarkan oksigen ke jaringan

Ada 2 Perubahan Besar Yang Harus Terjadi Dalam Sistem Sirkulasi :
  • Penutupan foramen ovale atrium jantung
  • Penutupan duktus arteriosus antara arteri paru-paru dan aorta

Perubahan Yang Terjadi Saat Bayi Lahir :
  1. Saat tali pusat dipotong, resistensi pembuluh sistemik meningkat dan tekanan atrium kanan menurun. Hal ini membantu darah dengan kandungan oksigen sedikit mengalir ke paru-paru untuk proses oksigenisasi ulang
  2. Pernapasan pertama,           resistensi pembuluh turun, tekanan atrium kanan naik. Oksigen mengalir ke dalam paru, dan menurunkan tekanan atrium kiri. Akibatnya foramen ovale menutup secara fungsionil
  3. Dengan adanya pernapasan kadar oksigen darah meningkat, sehingga duktus arteriosus mengalami kontriksi dan menutup
  4. Selanjutnya sistem sirkulasi bayi dapat menjalankan fungsinya sendiri
Perubahan Sistem Termoregulasi

Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga akan mengalami “Stress Dingin” atau Cold Stress terutama karena perubahan lingkungan dari dalam rahim ke dunia luar yang jauh lebih dingin.
Secara fisiologis, tubuh bayi akan menggunakan timbunan lemak coklat (Brown Fat) untuk menghasilkan panas. Namun cadangan lemak coklat ini akan habis dan bayi akan mudah mengalami hipoglisemia, hipoksia dan asidosis. Untuk itu, pencegahan kehilangan panas sangatlah diperlukan
Mekanisme Kehilangan Panas
  • Evaporasi
Kehilangan panas akibat bayi tidak segera dikeringkan. Akibatnya cairan ketuban pada permukaan tubuh menguap
  • Konduksi
Kehilangan panas akibat kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin
  • Konveksi
Kehilangan panas akibat bayi terpapar dengan udara sekitar yang lebih dingin
  • Radiasi
Kehilangan panas akibat bayi ditempatkan di dekat benda yang temperaturnya lebih rendah dari temperatur tubuh bayi
Upaya Mencegah Kehilangan Panas :
  1. Keringkan bayi secara seksama
  2. Selimuti bayi dengan selimut bersih, kering dan hangat
  3. Tutupi kepala bayi
  4. Anjurkan ibu memeluk dan memberikan ASI
  5. Jangan segera menimbang atau memandikan bayi
  6. Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat

Perubahan Sistem Metabolisme Glukosa
·         Selama dalam kandungan kebutuhan glukosa bayi dipenuhi oleh ibu. Saat bayi lahir dan tali pusat dipotong, bayi harus mempertahankan kadar glukosanya sendiri.
·         Kadar glukosa bayi akan turun dengan cepat (1-2 jam pertama kelahiran ) yang sebagian digunakan untuk menghasilkan panas dan mencegah hipotermia.
·          
Pencegahan Penurunan Kadar Glukosa Darah :
  1. Melalui penggunaan ASI
  2. Melalui penggunaan cadangan glikogen (glikogenolisis)
  3. Melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama lemak (glukoneogenesis)

Jika cadangan glukosa tubuh habis digunakan, sementara bayi tidak mendapat asupan dari luar, beresiko terjadinya hipoglisemia dengan gejala kejang, sianosis, apnoe, tangis lemah, letargi dan menolak makan. Akibat jangka panjang dapat merusak sel-sel otak.
Perubahan Sistem Gastrointestinal
Sebelum lahir, janin cukup bulan akan mulai menghisap dan menelan. Refleks gumoh dan refleks batuk yang matang sudah terbentuk dengan baik pada saat lahir. Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan untuk menelan dan mencerna makanan (selain susu) masih terbatas. Hubungan antara esophagus bawah dan lambung masih belum sempurna yang mengakibatkan “gumoh” pada bayi baru lahir dan neonatus. Kapasitas lambung sendiri sangat terbatas, kurang dari 30 cc untuk seorang bayi baru lahir cukup bulan. Kapasitas lambung ini akan bertambah secara lambat bersamaan dengan tumbuhnya bayi baru lahir. Pengaturan makan yang sering oleh bayi sendiri penting contohnya memeberi ASI on demand. Usus bayi masih belum matang sehingga tidak mampu melindungi dirinya sendiri dari zat-zat berbahaya kolon. Pada bayi baru lahir kurang efisien dalam mempertahankan air disbanding orang dewasa, sehingga menyebabkan diare yang lebih serius pada neonatus



Adaptasi traktus Urinarius
Tubuh bayi baru lahir mengandung relative lebih banyak air dan kadar natrium relative lebih besar dari kalium karna ruangan ekstraseluler luas. Funfsi ginjal  belum sempurna karna jumlag nefron masih belum sebanyak orang dewasa ketidakseimbangan luas permukaan glomerulus dan volume tubulus proksimal relative kurang bila di bandingkan dengan orang dewasa.
Evidence Based BBL
1.      Bayi baru lahir langsung dilakukan Inisiasi Menyusui dini ( IMD) pada 1 jam pertama bayi lahir
2.      Dilakukan Kangaroo Mother Care (KMC) adalah kontak kulit ibu dan bayi secara dini , terus menerus dan dikombinasi dengan pemberian ASI ekslusif tujuannya adalah agar bayi kecil tetap hangat
3.      Bayi dimandikan setelah 6 lahir
4.      Dilakukan bonding attachment yaitu bonding (kasih sayang), attachment (sentuhan fisik)
5.      Memberikan Vit k pada sepertiga paha kiri bagian luar untuk mencegah perdarahan pada bayi dan pemberian salap mata untuk mencegah infeksi.

A.     PI ( PENCEGAHAN INFEKSI
v  bagian terpenting setiap perawatan BBL
v   rentan terhadap infeksi
v   sistem imunitas belum sempurna
a. Bahan yang di gunakan untuk bayi bersih
b. Pastikan timbangan, bita pengukur, termometer , dsb bersih
c. Setiap beyi punya peralatan sendiri
d. Sediakan seprai dalam jumlah banyak
e. Perawat yang sumber infeksi tidak boleh merawat bayi
f. Kerabat, teman, anak-anak yang sakit tidak boleh berkunjung
h. Kebersihan tali pusat di rawat
i.Pastikan tali pusat tidak tertutup oleh popok, terkotanimasi BAK dan BAB
j.Bokong harus dicucui dan di keringkan setiap kali mengganti popok
k.Rambut dicuci dan dikeringkan dengan hati-hati
Cara Pencegahan Infeksi
1.      Cuci tangan dengan sabun  & air :
q   sebelum dan sesudah merawat bayi
q   sesudah melepas sarung tangan
q   sesudah memegang instrumen atau barang yang kotor
2.      Beri petujuk pada ibu dan anggota keluarga untuk cuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi
3.       Basahi kedua tangan dengan mencuci tangan 10-15 detik dengan air mengalir dan keringkan
4.      Membersihkan tangan dengan cairan alkohol
5.       Gunakan alat-alat perlindungan pribadi
6.      Pakailah sepatu tertutup
7.      Gunakan sarung tangan :
-          memegang atau kontak dengan kulit yang lecet, jaringan di bawah kulit, darah
-          memegang atau kontak dengan membran mukosa atau cairan tubuh
-          memegang atau kontak dengan barang yang terkontaminasi, membersihkan/ membuang kotoran
8.      Sarung tangan sekali pakai sangat di anjurkan, tetapi dapat juga dipakai ulang
Langkah-langkah :
q   Dekontaminasi dengan merendam di dalam larutan klorin 0,5 % selama 10 menit
q   cuci dan bilas
q   sterilkan
q   sarung tangan tidak boleh di pakai ulang lebih dari 3 kali
q   jangan gunakan sarung tangan yang robek.

B. Imunisasi

Pada bayi baru lahir di berikan imunisasi BCG dan Hepatitis B,Pada daerah risiko tinggi, pemberian imunisasi Hepatitis B di anjurkan pada bayi segera setelah lahir

C. Salep Mata
q  Di berikan pada bayi baru lahir
q   untuk melindungi mata bayi dari virus/ bakteri



D. Rawat Gabung
Suatu cara perawatan ibu dan bayi yang baru di lahirkan tidak di pisahkan, melainkan di tempatkan dalam sebuah ruang, kamar atau tempat bersama-sama selama 24 jam penuh dalam sehari
1.      Tujuan Rawat Gabung
-          membina hubungan emosional antara ibu dan bayi
-          meningkatkan penggunaan air susu ibu (ASI)
-          pencegahan infeksi
-           pendidikan kesehatan bagi ibu
2.      Syarat dilakukan rawat gabung
ü  bayi lahir spontan
ü  apabila lahir dengan tindakan maka rawat gabung di lakukan setelah bayi cukup sehat
ü   reflek mengisap baik
ü  tidak ada tanda-tanda infeksi bayi tidak asfiksia
ü  berat bayi  ≥ 2500 gr
ü   bayi dan ibu sehat
Bayi yang tidak memenuhi syarat untuk dilakukan rawat gabung :
v  bayi yang sangat prematur
v   berat kurang dari 2500 gr
v   bayi dengan sepsis
v   bayi dengan gangguan nafas
v   bayi dengan cacat bawaan berat
v   ibu dengan infeksi berat
3.      Sasaran
Di mulai sejak ibu hamil, pertama kali memeriksa dirinya di poliklinik asuhan antenatal dimulai sejak ibu bersalin dan di bangsal perawatan pasca persalinan

4.      Pelaksanaan rawat gabung
Dalam rawat gabung, bayi di tempatkan bersama ibunya dalam suatu ruangan
5.      Manfaat Rawat Gabung
v  Aspek fisik
v  Aspek fisiologis
v  aspek psikologis
v  aspek edukatif
v   aspek ekonomi
v  aspek medis


EVALUASI

 








 LAMPIRAN MATERI
LINGKUP ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN BALITA

1.      Bayi Baru Lahir Normal
Pengertian
Menurut Saifuddin, (2002) Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir selama satu jam pertama kelahiran.
Menurut Donna L. Wong, (2003) Bayi baru lahir adalah bayi dari lahir sampai usia 4 minggu. Lahirnya biasanya dengan usia gestasi 38 – 42 minggu.
Menurut Dep. Kes. RI, (2005) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram.
Menurut M. Sholeh Kosim, (2007) Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500 – 4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan congenital (cacat bawaan) yang berat.
Bayi baru lahir adalah sebagai hasil konsepsi ovum dan spermatozoon dengan masa gestasi memungkinkan hidup diluar kandungan.Bayi baru lahir disebut dengan neonatus, dengan tahapan:
a.      Umur 0-7 hari disebut neonatal dini
b.      Umur 8- 28 hari disebut neonatal lanjut
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500gr-4000gr 

Ciri – Ciri Bayi Baru Lahir normal
1.      Berat badan 2500 - 4000 gram
2.      Panjang badan 48 - 52 cm
3.      Lingkar dada 30 - 38 cm
4.      Lingkar kepala 33 - 35 cm
5.      Frekuensi jantung 120 - 160 kali/menit
6.      Pernafasan ± 40 - 60 kali/menit
7.      Kulit kemerah - merahan dan licin karena jaringan sub kutan cukup
8.      Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna
9.      Kuku agak panjang dan lemas
10.  Genitalia;
Perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora
Laki – laki testis sudah turun, skrotum sudah ada
11.  Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
12.  Reflek morrow atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik
13.  Reflek graps atau menggenggan sudah baik
14.  Eliminasi baik, mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama, mekonium berwarna hitam kecoklatan

2.      Bayi Baru Lahir Bermasalah
Bayi yang bermasalah adalah apabila setelah dilahirkan bayi menjadi sakit atau gawat dan membutuhkan fasilitas serta keahlian yang lebih memadai. Kalau masalahnya tidak terlalu berat, bisa diatasi segera dan harus dilakukan pengawasan. Tapi kalau tidak bisa ditangani untuk itu tentunya bayi harus dirujuk ke fasilitas yang lebih lengkap.
Masalah yang sering terjadi pada bayi baru lahir :
·         Asfiksia
Adalah suatu keadaan bayi baru lahir tidak bias bernafas secara spontan dan teratur.
Depresi yang dialami bayi pada saat dilahirkan dengan menunjukkan gejala tonus otot yang menurun dan mengalami kesulitan mempertahankan pernafasan yang wajar. Kondisi ini menyebabkan kurangnya pengambilan oksigen dan pengeluaran CO2
·         Gangguan pernafasan
Gangguan pernafasan pada bayi baru lahir dapat terjadi oleh berbagai sebab. Apabila gangguan pernafasan disertai dengan tanda –tanda hipoksia ( kekurangan O2 ), maka prognosisnya buruk dan merupakan penyebab kematian BBL, seandainya bayi selamat dan tetap hidup akan akan beresiko terjadinya kelainan neurologis dikemudian hari.
Penyebabnya  antara lain :
-          Obstruksi jalan nafas
-          Penyakit parenkhim Paru-paru
-          Kelainan perkembangan organ
-          Sebab selain paru ( payah jantung, kelainan SSP, asidosis metabolic dan asfiksia )
·         Hipo / Hipertermi
Hipotermi adalah suatu keadaan dimana suhu tubuh bayi turun dibawah 36 °. Ini biasanya karena bayi yang baru lahir lambat dikeringkan,sehingga terjadi penguapan dan bayi lebih cepat kehilangan panas tubuh.
Hipertermi .Lingkungan yang terlalu panas juga berbahaya bagi bayi. Keadaan ini terjadi bila bayi diletakkan didekat api atau dalam ruangan yang terlalu panas.
·         Bayi berat lahir rendah
Bayi berat lahir rendah ( BBLR ) adalah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram. Ini dibedakan dalam :
-          Bayi Berat Lahir Rendah ( BBLR ) , BB 1500 – 2500 gram
-          Bayi Berat lahir sangat rendah ( BBLSR ) , BB < 1500 gram
-          Bayi Berat lahir Ekstrem Rendah ( BBLER ), BB < 1000 gram
·         Dehidrasi
Suatu keadaan dimana bayi kehilangan cairan tubuh 5%  atau lebih., sementara kadar air dalam tubuh bayi 82%
Gejala/ tanda bayi dehidrasi :
-          Bayi mengantuk
-          Tampak kehausan
-          Kulit,bibir dan lidah kering
-          Saliva menjadi kental
-          Mata dan ubun-ubun cekung
-          Warna kulit pucat
-          Turgor kulit berkurang
-          Apatis
-          Gelisah kadang-kadang kejang.
·         Ikterus
Ikterus pada bayi baru lahir lebih banyak terdapat pada neonates kurang bulan. Ikterus ini bisa fisiologis, dan bisa patologis.
Ikterus fisiologis timbul pada hari kedua atau ketiga, tidak ada dasar patologis dan tidak menyebabkan suatu morbiditas.
Ikterus patologis biasanya timbul pada hari pertama dan ada dasar patologis, kadar bilirubinnya mencapai hiperbilirubinemia.
·         Infeksi / sepsis
Infeksi pada BBL lebih sering ditemukan pada BBLR dan lebih sering pada bayi yang lahir di RS disbanding luar RS. Bayi beresiko terinfeksi apabila ditemukan :
1.      Riwayat kehamilan
-          Infeksi pada ibu selama kehamilan
-          Ibu dengan pre eklamsia
-          Ibu dengan DM
-          Ibu punya penyakit bawaan
2.      Riwayat kelahiran
-          Persalinan lama
-          Persalinan dengan tindakan
-          KPD
-          Air ketuban hijau kental
3.      Riwayat bayi baru lahir
-          Trauma lahir
-          Lahir kurang bulan
-          Bayi kurang cairan dan kalori
-          hipotermi
·         Tetanus Neonatorum
Penyakit tetanus neonatorum adalh penyakit tetanus yang terjadi pada bayi berusia kurang 1 bulan yang disebabkan oleh klostridium tetani, yaitu kuman yang mengeluarkan racun dan menyerang system saraf pusat.
·         Kejang
Kejang pada bayi sering tidak dikenali karena bentuknya berbeda dengan kejang pada anak atau dewasa. Manifestasinya dapat berupa tremor, hiperaktif, kejang-kejang , tiba-tiba menangis melengking, tonus otot hilang, gerakan tidak menentu. Oleh karena itu sering kejang pada bayi tidak dikenali oleh ibu yang belum berpengalaman.
·         Gangguan saluran cerna
Bayi yang baru lahir dengan perut buncit disertai atau tanpa gejala tambahan seperti muntah dan diare cukup sering ditemukan. Kondisi ini menunjukkan adanya gangguan pada saluran cerna, yang apabila tidak segera  ditangani dengan benar akan berakibat timbul komplikasi yang lebih buruk seperti syok, dehidrasi bahkan kematian. Kasus yang sering ditemukan seperti Obstruksi intestinal, peritonitis perdarahan dalam abdomen dan kelainan bawaan.

3.      Kelainan pada bayi baru lahir
Kelainan bawaan  (kongenital) adalah kelainan yang dibawa sejak lahir,merupakan penyimpangan dari bentuk umum karena gangguan perkembangan dikemudian. Sebab langsung sukar diketahui, beberapa factor yang mempengaruhi adalah :
v   Factor genital, adanya kelainan kromosom pada suami atau isteri.
v   Factor lingkungan dari ibu : infeksi oleh virus (rubella, polio, herpes) terutama bila menyerng pada trimester I kehamilan
v   Umur ibu : down syndrome didapat pada ibu berumur dibawah 35 tahun makin tua umur ibu makin besar kemungkinan mendapat bayi cacat.
v   Paritas : secara tidak langsung berhubungan dengan umur ibu
v   radiasi
v    obat-obatan
Beberapa cacat bawaan :
a.             Hidrosefalus
         Rongga otak bayi mengandung terlalu banyak cairan. Dapat mengganggu kelancaran persalinan
b.             Bibir sumbing (labio palato schizis)
         Adalah kelainan bawaan berupa bibir belah / palatum belah akibat dari kegagalan proses penutupan maxilla selama masa embrio.
c.             Spina Bifida
         Spina bifida adalah suatu keadaan tidak terbentuknya tulang belakang bayi secara lengkap, sehingga sum-sum tulng belakang dan pembungkusnya terpapar.
d.             Anensefalus
         Tenggorak bagian atas kepala bayi tidak ada sama sekali
e.             Atresia ani
                              Adalah merupakan suatu kelainan bawaan dimana tidak ada lubang tetap pada anus
f.              Hirschprung
         Adalah suatu kelainan bawaan yaitu tidak terbentuknya sel ganglion parasimpatis dari pleksus mesentrikus/aurbarchj pada kolon bagian distal
g.             Hernia diafragmatika
         Adalah merupakan kelainan bawaan dimana tidak terbentuknya sebagian diafragma sehingga sebagian isi perut masuk ke dalam rongga thoraks

4.      Trauma pada bayi baru lahir
Bayi mengalami trauma bila bayi mengalami salah satu keadaan berikut ini :
a.      Gerakan abnormal atau posisi asimetris dari lengan atau tungkai
b.      Bengkak pada daerah tulang yang terkena
c.       Menangis apabila lengan, kaki, atau bahu digerakkan
d.      Tidak dapat menutup mata, atau mengerutkan dahi pada sisi yang terkena trauma atau yang kesulitan menelan.
Bentuk-bentuk trauma
-          Caput Succedaneum
Adalah pembengkakan pada suatu tempat di kepala karena adanya timbunana getah bening di bawah lapisan apinerose di luar periostium


-          Cephal Hematoma
Adalah pembengkakan pada kepala karena adanya penumpukan darah pada sub-periostium dengan batas yang jelas dan darah tidak melewati garis sutura tengkorakbayi baru lahir.
-          Brachial Palsi
Adalah kelumpuhan pada pleksus Brachialis.
-          Fraktur Clavicula
Adalah : Patahnya tulang clavicula pada saat persalinan biasanya kesulitan melahirkan bahu pada letak kepala dan melahirkan lengan pada presentasi bokong.

5.      Neonatus berisiko tinggi
Resiko tinggi menyatakan bahwa bayi harus mendapat pengawasan ketat oleh dokter dan perawat yang telah berpengalaman.
Lama masa pengawasan biasanya beberapa hari tetapi dapat berkisar dari beberapa jam sampai beberapa minggu
Jenis-jenis resiko tinggi pada neonatus
1.      BBLR
yaitu bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram 
2.      Hiperbilirubinemia
Merupakan suatu keadaan pada bayi baru lahir dimana kadar bilirubin seru total lebih dari 10 mg % pada minggu pertama dengan ditandai ikterus.
3.      Asfiksia Neonaturum
Merupakan keadaan dimana bayi tidak dapat bernafas spontan dan teratur setelah lahir, yang dapat disertai dengan hipoksia.
4.      Tetanus neonaturum
Merupakan tetanus yang terjadi pada bayi yang dapat disebabkan adanya infeksi melalui tali pusat , Yang dipicu oleh kuman clostridium tetani yang bersifat anarerob dimana kuman tersebut berkembang tanpa adanya oksigen.


5.      Respiratory Distress Sindrom
Merupakan kumpulan gejala yang terdiri dari dispneo, frekwensi pernapasan yang lebih dari 60 kali permenit, adanya sianosis, adanya rintihan, pada saat ekspirasi adanya rektraksi suprasternal.

6.      Kegawatdaruratan Neonatus , Bayi Dan Anak Balita Dengan Penyakit Yang LazimTerjadi
Kasus gawat darurat neonatus ialah kasus bayi baru lahir yang apabila tidak segara ditangani akan berakibat pada kematian bayi. Apabila sesudah dilahirkan bayi menjadi sakit atau gawat dan membutuhkan  fasilitas dan keahlian yang memadai, bayi harus dirujuk.
Contohnya :
a.      Aspiksia
b.      Hipo / Hipertermi
c.       Ikterus patologis
d.      BBLR
Penyakit yang lazim terjadi pada bayi dan balita :
a.      Diare
b.      Asthma  Bronchial
c.       Broncho Pneumonia
d.      Morbilli
e.      DBD
f.        Kejang







KONSEP ASUHAN NEONATUS, BAYI
DAN ANAK BALLITA
 



Bayi baru lahir           Masa transisi dari suatu sistem yang teratur dan sebagian besar tergantung pada organ-organ ibunya, ke suatu sistem yang tergantung kemapuan genetik dan mekanisme homeostatik bayi itu sendiri.

Perbedaan lingkungan fisik sebelum dan sesudah lahir (Timiras dalam Johnson, 1986), adalah sbb :

Sebelum Lahir
Sesudah Lahir
1.       Lingkungan fisik
Cairan
Udara
2.       Suhu Luar
Pada umumnya tetap
Berubah-ubah
3.       Simulasi sensoris
Terutama kinestetik atau vibrasi
Bermacam-macam stimulli
4.       Gizi
Tergantung zat gizi yang terdapat dalam darah ibu
Tergantung tersedianya bahan makanan dan kemampuan saluran cerna
5.       Penyediaan oksigen
Berasal dari ibu ke janin melalui plasenta
Berasal dari paru-paru ke pembuluh darah paru-paru
6.       Pengeluaran hasil metabolisme
Dikeluarkan ke sistem peredaran darah ibu
Dikeluarkan melalui paru-paru, kulit, ginjal, dan saluran pencernaan

Proses transisi yang paling nyata dan cepat terjadi adalah pada :
  • Pernapasan
  • Sirkulasi
  • Termoregulasi
  • Metabolisme Glukosa

Perubahan Sistem Pernapasan
Awal timbulnya pernapasan
Ada 2 faktor yang berperan pada rangsangan napas pertama bayi :
  • Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang merangsang pusat pernapasan di otak
  • Tekanan dalam dada, yang terjadi melalui pengempisan paru-paru selama persalinan, merangsang masuknya udara ke dalam paru-paru secara mekanik

Surfaktan dan Efek Respirasi
Upaya nafas pertama bayi berfungsi untuk :
  • Mengeluarkan cairan dalam paru-paru
  • Mengembangkan cairan alveol paru-paru untuk pertama kali

Untuk mendapatkan fungsi alveol, harus terdapat surfaktan yang cukup dan aliran darah melalui paru-paru. Produksi surfaktan dimulai pada 20 minggu kehamilan dan meningkat hingga paru-paru matang yaitu usia 30 – 34 minggu.
Surfaktan berfungsi untuk :
Mengurangi tekanan permukaan dan membantu menstabilkan dinding alveol sehingga tidak kolaps pada akhir pernapasan


Perubahan Yang Terjadi Saat Bayi Lahir
  • Saat cukup bulan, terdapat cairan dalam paru-paru bayi. Pada persalinan, bayi melaui jalan lahir yang menyebabkan 1/3 cairan terperas keluar dari paru-paru.
  • Pada beberapa kali tarikan napas pertama setelah lahir, udara ruangan memenuhi trakea dan bronkus bayi baru lahir. Sisa cairan di dalam paru-paru dikeluarkan dan diserap oleh pembuluh limfe dan darah. Semua alveol akan berkembang terisi udara dan pernapasan bayi tergantung sepenuhnya pada paru-parunya sendiri

Perubahan Sistem Sirkulasi

Setelah lahir, darah bayi harus melewati paru untuk mengambil oksigen dan mengadakan sirkulasi melalui tubuh guna mengantarkan oksigen ke jaringan

Ada 2 Perubahan Besar Yang Harus Terjadi Dalam Sistem Sirkulasi :
  • Penutupan foramen ovale atrium jantung
  • Penutupan duktus arteriosus antara arteri paru-paru dan aorta

Perubahan Yang Terjadi Saat Bayi Lahir :
  1. Saat tali pusat dipotong, resistensi pembuluh sistemik meningkat dan tekanan atrium kanan menurun. Hal ini membantu darah dengan kandungan oksigen sedikit mengalir ke paru-paru untuk proses oksigenisasi ulang
  2. Pernapasan pertama,           resistensi pembuluh turun, tekanan atrium kanan naik. Oksigen mengalir ke dalam paru, dan menurunkan tekanan atrium kiri. Akibatnya foramen ovale menutup secara fungsionil
  3. Dengan adanya pernapasan kadar oksigen darah meningkat, sehingga duktus arteriosus mengalami kontriksi dan menutup
  4. Selanjutnya sistem sirkulasi bayi dapat menjalankan fungsinya sendiri
Perubahan Sistem Termoregulasi

Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga akan mengalami “Stress Dingin” atau Cold Stress terutama karena perubahan lingkungan dari dalam rahim ke dunia luar yang jauh lebih dingin.
Secara fisiologis, tubuh bayi akan menggunakan timbunan lemak coklat (Brown Fat) untuk menghasilkan panas. Namun cadangan lemak coklat ini akan habis dan bayi akan mudah mengalami hipoglisemia, hipoksia dan asidosis. Untuk itu, pencegahan kehilangan panas sangatlah diperlukan
Mekanisme Kehilangan Panas
  • Evaporasi
Kehilangan panas akibat bayi tidak segera dikeringkan. Akibatnya cairan ketuban pada permukaan tubuh menguap
  • Konduksi
Kehilangan panas akibat kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin
  • Konveksi
Kehilangan panas akibat bayi terpapar dengan udara sekitar yang lebih dingin
  • Radiasi
Kehilangan panas akibat bayi ditempatkan di dekat benda yang temperaturnya lebih rendah dari temperatur tubuh bayi
Upaya Mencegah Kehilangan Panas :
  1. Keringkan bayi secara seksama
  2. Selimuti bayi dengan selimut bersih, kering dan hangat
  3. Tutupi kepala bayi
  4. Anjurkan ibu memeluk dan memberikan ASI
  5. Jangan segera menimbang atau memandikan bayi
  6. Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat

Perubahan Sistem Metabolisme Glukosa
·         Selama dalam kandungan kebutuhan glukosa bayi dipenuhi oleh ibu. Saat bayi lahir dan tali pusat dipotong, bayi harus mempertahankan kadar glukosanya sendiri.
·         Kadar glukosa bayi akan turun dengan cepat (1-2 jam pertama kelahiran ) yang sebagian digunakan untuk menghasilkan panas dan mencegah hipotermia.
·          
Pencegahan Penurunan Kadar Glukosa Darah :
  1. Melalui penggunaan ASI
  2. Melalui penggunaan cadangan glikogen (glikogenolisis)
  3. Melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama lemak (glukoneogenesis)

Jika cadangan glukosa tubuh habis digunakan, sementara bayi tidak mendapat asupan dari luar, beresiko terjadinya hipoglisemia dengan gejala kejang, sianosis, apnoe, tangis lemah, letargi dan menolak makan. Akibat jangka panjang dapat merusak sel-sel otak.
Perubahan Sistem Gastrointestinal
Sebelum lahir, janin cukup bulan akan mulai menghisap dan menelan. Refleks gumoh dan refleks batuk yang matang sudah terbentuk dengan baik pada saat lahir. Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan untuk menelan dan mencerna makanan (selain susu) masih terbatas. Hubungan antara esophagus bawah dan lambung masih belum sempurna yang mengakibatkan “gumoh” pada bayi baru lahir dan neonatus. Kapasitas lambung sendiri sangat terbatas, kurang dari 30 cc untuk seorang bayi baru lahir cukup bulan. Kapasitas lambung ini akan bertambah secara lambat bersamaan dengan tumbuhnya bayi baru lahir. Pengaturan makan yang sering oleh bayi sendiri penting contohnya memeberi ASI on demand. Usus bayi masih belum matang sehingga tidak mampu melindungi dirinya sendiri dari zat-zat berbahaya kolon. Pada bayi baru lahir kurang efisien dalam mempertahankan air disbanding orang dewasa, sehingga menyebabkan diare yang lebih serius pada neonatus



Adaptasi traktus Urinarius
Tubuh bayi baru lahir mengandung relative lebih banyak air dan kadar natrium relative lebih besar dari kalium karna ruangan ekstraseluler luas. Funfsi ginjal  belum sempurna karna jumlag nefron masih belum sebanyak orang dewasa ketidakseimbangan luas permukaan glomerulus dan volume tubulus proksimal relative kurang bila di bandingkan dengan orang dewasa.
Evidence Based BBL
1.      Bayi baru lahir langsung dilakukan Inisiasi Menyusui dini ( IMD) pada 1 jam pertama bayi lahir
2.      Dilakukan Kangaroo Mother Care (KMC) adalah kontak kulit ibu dan bayi secara dini , terus menerus dan dikombinasi dengan pemberian ASI ekslusif tujuannya adalah agar bayi kecil tetap hangat
3.      Bayi dimandikan setelah 6 lahir
4.      Dilakukan bonding attachment yaitu bonding (kasih sayang), attachment (sentuhan fisik)
5.      Memberikan Vit k pada sepertiga paha kiri bagian luar untuk mencegah perdarahan pada bayi dan pemberian salap mata untuk mencegah infeksi.

A.     PI ( PENCEGAHAN INFEKSI
v  bagian terpenting setiap perawatan BBL
v   rentan terhadap infeksi
v   sistem imunitas belum sempurna
a. Bahan yang di gunakan untuk bayi bersih
b. Pastikan timbangan, bita pengukur, termometer , dsb bersih
c. Setiap beyi punya peralatan sendiri
d. Sediakan seprai dalam jumlah banyak
e. Perawat yang sumber infeksi tidak boleh merawat bayi
f. Kerabat, teman, anak-anak yang sakit tidak boleh berkunjung
h. Kebersihan tali pusat di rawat
i.Pastikan tali pusat tidak tertutup oleh popok, terkotanimasi BAK dan BAB
j.Bokong harus dicucui dan di keringkan setiap kali mengganti popok
k.Rambut dicuci dan dikeringkan dengan hati-hati
Cara Pencegahan Infeksi
1.      Cuci tangan dengan sabun  & air :
q   sebelum dan sesudah merawat bayi
q   sesudah melepas sarung tangan
q   sesudah memegang instrumen atau barang yang kotor
2.      Beri petujuk pada ibu dan anggota keluarga untuk cuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi
3.       Basahi kedua tangan dengan mencuci tangan 10-15 detik dengan air mengalir dan keringkan
4.      Membersihkan tangan dengan cairan alkohol
5.       Gunakan alat-alat perlindungan pribadi
6.      Pakailah sepatu tertutup
7.      Gunakan sarung tangan :
-          memegang atau kontak dengan kulit yang lecet, jaringan di bawah kulit, darah
-          memegang atau kontak dengan membran mukosa atau cairan tubuh
-          memegang atau kontak dengan barang yang terkontaminasi, membersihkan/ membuang kotoran
8.      Sarung tangan sekali pakai sangat di anjurkan, tetapi dapat juga dipakai ulang
Langkah-langkah :
q   Dekontaminasi dengan merendam di dalam larutan klorin 0,5 % selama 10 menit
q   cuci dan bilas
q   sterilkan
q   sarung tangan tidak boleh di pakai ulang lebih dari 3 kali
q   jangan gunakan sarung tangan yang robek.

B. Imunisasi

Pada bayi baru lahir di berikan imunisasi BCG dan Hepatitis B,Pada daerah risiko tinggi, pemberian imunisasi Hepatitis B di anjurkan pada bayi segera setelah lahir

C. Salep Mata
q  Di berikan pada bayi baru lahir
q   untuk melindungi mata bayi dari virus/ bakteri



D. Rawat Gabung
Suatu cara perawatan ibu dan bayi yang baru di lahirkan tidak di pisahkan, melainkan di tempatkan dalam sebuah ruang, kamar atau tempat bersama-sama selama 24 jam penuh dalam sehari
1.      Tujuan Rawat Gabung
-          membina hubungan emosional antara ibu dan bayi
-          meningkatkan penggunaan air susu ibu (ASI)
-          pencegahan infeksi
-           pendidikan kesehatan bagi ibu
2.      Syarat dilakukan rawat gabung
ü  bayi lahir spontan
ü  apabila lahir dengan tindakan maka rawat gabung di lakukan setelah bayi cukup sehat
ü   reflek mengisap baik
ü  tidak ada tanda-tanda infeksi bayi tidak asfiksia
ü  berat bayi  ≥ 2500 gr
ü   bayi dan ibu sehat
Bayi yang tidak memenuhi syarat untuk dilakukan rawat gabung :
v  bayi yang sangat prematur
v   berat kurang dari 2500 gr
v   bayi dengan sepsis
v   bayi dengan gangguan nafas
v   bayi dengan cacat bawaan berat
v   ibu dengan infeksi berat
3.      Sasaran
Di mulai sejak ibu hamil, pertama kali memeriksa dirinya di poliklinik asuhan antenatal dimulai sejak ibu bersalin dan di bangsal perawatan pasca persalinan

4.      Pelaksanaan rawat gabung
Dalam rawat gabung, bayi di tempatkan bersama ibunya dalam suatu ruangan
5.      Manfaat Rawat Gabung
v  Aspek fisik
v  Aspek fisiologis
v  aspek psikologis
v  aspek edukatif
v   aspek ekonomi
v  aspek medis