Jumat, 07 November 2014

Tanda-tanda dini bahaya/ komplikasi ibu dan janin masa kehamilan muda (perdarahan pervaginam)

  Kehamilan merupakan hal yang fisiologisNamun kehamilan yang normal dapat berubah menjadi patologi. Salah satu asuhan yang dilakukan oleh seorang bidan untuk menapis adanya resiko ini yaitu melakukan pendeteksian dini adanya komplikasi/penyakit yang mungkin terjadi selama hamil mudaAdapun komplikasi ibu dan janin yang mungkin terjadi pada masa kehamilan muda meliputi pendarhan pervaginam,hipertensi gravidarum, maupun nyeri perut bagian bawah.

  perdarahan pervaginam
  Perdarahan pada kehamilan muda adalah perdarahan pervaginam pada kehamilan kurang dari 22 mingguPada masa kehamilan mudaperdarahan pervaginam yang berhubungan dengan kehamilan dapat berupaabortus,kehamilan molakehamilan ektopik.
  Penanganan umum perdarahan pada kehamilan muda :
Lakukan penilaian secara cepat mengenaii keadaan umum pasien, termasuk tanda-tanda vital (nadi, tekanan darah, pernapasan, dan suhu).
Periksa tanda-tanda syok (pucat, berkerringat banyak, pingsan, tekanan sistolik kurang 90 mmHg, nadi lebih 112 kali per menit).
Jika dicurigai terjadi syok, segera mullai penanganan syok. Jika tidak terlihat tanda-tanda syok, tetap pikirkan kemungkinan tersebut saat penolong melakukan evaluasi mengenai kondisi wanita karena kondisinya dapat memburuk dengan cepat. Jika terjadi syok, sangat penting untuk memulai penanganan syok dengan   segera.
Jika pasien dalam keadaan syok, pikirkaan kemungkinan kehamilan ektopik terganggu.
Pasang infus dengan jarum infus besar ((16 G atau lebih), berikan larutan garam fisiologik atau ringer laktat dengan tetesan cepat (500 cc dalam 2 jam pertama).
  Perdarahan pervaginam pada hamil muda dapat disebabkan oleh abortus,kehamilan ektopik atau mola hidatidosa .
A.  Abortus
Pengertian
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) padaa atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu hidup diluar kandungan.
Abortus spontan adalah abortus terjadi secara alamiah tanpa interpensi luar (buatan) untuk mengakhiri kehamilan tersebut. Terminology umum untuk masalah adalah keguguran atau miscarriage.
Abortus buatan adalah abortus yang terjadi akibat intervensi tertentu yang bertujuan untuk menghakiri proses kehamilan.
Jika dicurigai terjadi syok, segera mullai penanganan syok. Jika tidak terlihat tanda-tanda syok, tetap pikirkan kemungkinan tersebut saat penolong melakukan evaluasi mengenai kondisi wanita karena kondisinya dapat memburuk dengan cepat. Jika terjadi syok, sangat penting untuk memulai penanganan syok dengan   segera.
Jika pasien dalam keadaan syok, pikirkaan kemungkinan kehamilan ektopik terganggu.
Pasang infus dengan jarum infus besar ((16 G atau lebih), berikan larutan garam fisiologik atau ringer laktat dengan tetesan cepat (500 cc dalam 2 jam pertama).
Diagnosis perdarahan pada kehamilan muda :
1.  Pikirkan kemungkinan kehamilan ektopik pada wanita dengan anemia, penyakit radang panggul (pelvic inflammatory disease- PID), gejala abortus atau keluhan nyeri yang tidak biasa.
2.  Catatan : Jika dicurigai adanya kehamilan ektopik, lakukan pemeriksaan bimanual secara hati-hati karena kehamilan ektopik awal bisa sampai mudah pecah.
3.  Pikirkan kemungkinan abortus pada wanita usia reproduktif yang mengalami terlambat haid (lebih 1 bulan sejak haid terakhir) dan mempunyai 1 atau lebih tanda berikut : perdarahan, kaku perut, pengeluaran sebagian produk konsepsi, serviks yang berdilatasi atau uterus yang lebih kecil dari seharusnya.
4.  Jika abortus merupakan kemungkinan diagnosis, kenali dan segera tangani komplikasi yang ada.
Jenis abortus
Abortus imminens
  Sering juga disebut sebagai keguguran membakat, dan akan terjadi jika
  ditemukan perdaraahn pada kehamilan muda, namun pada tes kehamilan masih menunjukan hasil yang positif
Abortus inspisien
  Abortus inspisien terjadi apabila ditemukan adanya perdarahan pada kehamilan muda disertai dengan membukanya ostium uteri terabanya selaput ketuban. Penanganannya sama dengan abortus inkompletus.
 Abortus incomplitus
  Pasien termasuk dalam abortus, tipe ini jika mengalami keguguran berturut-turut selama lebih dari 3 kali.  
Abortus inkompletus (keguguran bersisa)
  Adanya pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan selama sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus.
  Tanda pasien dalam abortus tipe ini adalah jika terjadi perdarah pervaginam disertai pengeluaran janin tanpa pengeluaran desidua atau plasenta. Gejala yang menyertai adalah amenore, sakit perut karena kontraksi, perdarahan yang keluar bisa banyak atau sedikit .
Abortus kompletus
  Adalah semua hasil konsepsi (janin) yang telah dikeluarkan. Pada abortus jenis ini akan ditemukan perdarahan pergavinam disertai dengan pengeluaran seluruh hasil konsepsi (janin dan desidua) sehingga rahim dalam keadaan kosong.
Abortus tertunda (missed abortion)
  Apabila buah kehamilan yang tertahan dalam rahim selama 8 minggu atau lebih. Sekiatr kematian janin kadang-kadang ada perdarahan pervaginam sedikt sehingga menimbulkan gambaran abortus imminens. Selanjtnya, rahim tidak membesar bahkan mengecil karna absorpsi air ketuban dan maserasi janin, abortus spontan biasanya berahir selambat-lambatnya 6 minggu setelah janin mati, kalau janin mati pada kehamilan yang masih muda sekali, janinakan lebih sehat dikeluarkan, namun sebaliknya jika kematian janin terjadi pada kehamilan yang lebih lanjut, maka retensi janin akan berlangusng lebih lama.
Abortus habitualis
  Merupakan abortus spontan yang terjadi tiga kali berturut-turut atau lebih. Etiologi abortus ini adalah kelainan genetic (kromosom), kalainan hormonal (imunologik) dan kelaianan anatomis 
Abortus febrillis
  Abortus yang disretai rasa nyeri atau febris (febris=suhu yang lebih tinggi dari pada normal)
vPemantauan Pasca Abortus
  Insidens abortus spontan kurang lebih 15% (1 dari 7 kehamilan) dari seluruh kehamilan. Syarat-syarat memulai metode kontrasepsi dalam waktu 7 hari pada kehamilan yang tidak diinginkan :
a.  Tidak terdapat komplikasi berat yang membutuhkan penanganan lebih lanjut.
b.  Ibu menerima konseling dan bantuan secukupnya dalam memilih metode kontrasepsi yang paling sesuai.
vMetode kontrasepsi pasca abortus :
a.Kondom
o   Waktu aplikasinya segera.
o   Efektivitasnya tergantung dari tingkat kedisiplinan klien.
o   Dapat mencegah penyakit menular seksual.
 
b. Pil kontrasepsi
o   Waktu aplikasinya segera.
o   Cukup efektif tetapi perlu ketaatan klien untuk minum pil secara   teratur.
 c.  Suntikan
o   Waktu aplikasinya segera.
o   Konseling untuk pilihan hormon tunggal atau kombinasi.

d.  Implan
o   Waktu aplikasinya segera.
o   Jika pasangan tersebut mempunyai 1 anak atau lebih dan ingin kontrasepsi jangka panjang.

e.  Alat kontrasepsi dalam rahim
o   Waktu aplikasinya segera dan setelah kondisi pasien pulih kembali.
o   Tunda insersi jika hemoglobin kurang 7 gr/dl (anemia) atau jika dicurigai adanya infeksi.

f.  Tubektomi
o   Waktu aplikasinya segera.
o   Untuk pasangan yang ingin menghentikan fertilitas.
o   Jika dicurigai adanya infeksi, tunda prosedur sampai keadaan jelas.
o   Jika hemoglobin kurang 7 gram/dl, tunda sampai anemia telah diperbaiki.
o   Sediakan metode alternatif (seperti kondom).
vBeberapa wanita mungkin membutuhkan :
a. Jika klien pernah diimunisasi, berikan booster tetanus toksoid 0,5 ml atau jika dinding vagina atau kanalis servikalis tampak luka terkontaminasi.
b. Jika riwayat imunisasi tidak jelas, berikan serum anti tetanus 1500 unit intramuskuler diikuti dengan tetanus toksoid 0,5 ml setelah 4 minggu.
c. Penatalaksanaan untuk penyakit menular seksual.
d. Penapisan kanker serviks.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar