Selasa, 26 Oktober 2021

MENIKAH (Part III) Resign dari Pekerajaan

Tepat 2 hari setelah anak saya didiagnosa achondroplasia, saya memutuskan untuk resign dari pekerjaan. Pikiran yang stres dan bercabang kemana-mana membuat saya tidak fokus bekerja. Saya sudah memikirkan hal ini matang-matang setelah membicarakan dengan kedua orang tua dan suami. Saya ingin fokus mengasuh dan membesarkan anak saya. Siapa yang tau kedepannya akan seperti apa. Saya masih berharap kalau anak saya akan tumbuh normal walaupun tidak menjadi anak yang tinggi. Saya berfikir bagaimana jika suatu saat nanti anak saya memiliki kebutuhan dan saya tidak ada disampingnya. Saya juga berfikir kalau saya egois jika meninggalkan anak bersama pengasuh. Mungkin bagi saya, saya punya dunia sendiri, tapi bagi anak saya, saya sadar bahwa saya adalah dunianya.

Setelah berhenti bekerja, saya ditemani pengasuh anak saya, ibu T bersama-sama merawat anak saya. Ibu T datang kerumah dan bekerja membantu mengasuh anak saya sekaligus membantu pekerjaan rumah tangga. Ibu T datang pukul 07 pagi dan pulang pukul 15:00. Ibu T adalah tetangga saya.

Kegiatan kami saat ini setiap harinya mengasuh anak saya. Pukul 09:00 saya menjemur anak selama lebih kurang 30 menit, setelah itu saya memandikan anak dan ibu T bersih-bersih rumah. Setelah anak saya mandi dan saya susui, ibu T mengasuh anak dan saya berwudhu untuk Sholat Dhuha dan Sholat Hajat. Saya tidak pernah putus asa untuk mendoakan anak saya, berharap adanya keajaiban dari Allah jika kita terus berharap tanpa lelah.  Saya percaya doa seorang ibu mampu menembus langit. Saya percaya Allah akan mengabulkan doa hambanya. Siangnya, saya melakukan pekerjaan rumah tangga seperti nyetrika baju, mencuci, ya kegiatan sehari-hari. Alhamdulillah anak saya sangat baik, jarang rewel apalagi menangis. Yang penting ASI selalu ada.

Awalnya memang canggung karena terbiasa pergi bekerja tapi tiba-tiba sekarang hanya dirumah saja, namun saya ambil hikmahnya dari menjadi ibu rumah tangga. Saya lebih fokus mengasuh anak dan melihat perkembangannya dari hari ke hari. Selain itu saya juga merasa lebih dekat dengan Allah karena bisa lebih banyak dan lebih fokus beribadah. Semoga kedepannya akan ada keajaiban dari Allah :)


Kamis, 21 Oktober 2021

MENIKAH (Part II) Anak Pertamaku didiagnosa Achondroplasia

Setelah semua acara dari akad, babako hingga resepsi berjalan dengan lancar, kami mulai memasuki kehidupan berumah tangga yang sesungguhnya...

Bulan pertama kami lalui cukup berat karena kehabisan uang tabungan, sementara suami sakit demam tinggi hingga harus berobat bolak balik ke daerah tempatnya bekerja. Bahkan kami pernah pergi siang dan pulangnya tengah malam karena membawa suami berobat tradisional di daerah tempatnya bekerja. Disana suami diberi minuman dan muntah-muntah yang kata orangnya suami saya kena kerjaan dari orang lewat ghaib. Saya tidak mengerti akan hal-hal mistis seperti itu tapi melihat suami saya muntah-muntah dan demam saya jadi tak tega. Saya terus merawatnya dan mendampinginya untuk sembuh.

Memasuki bulan kedua, saya belum hamil. Lalu senior saya memberi tahu bahwa kalau ingin cepat hamil coba USG dulu, lihat keadaan rahim. Kalau aman, bisa dibantu dengan minum asam folat dan vitamin E untuk membantu mempercepat kehamilan. Serta dibantu dengan makan makanan sehat dan kurangi junkfood agar keadaan rahim sehat.

Alhamdulillah di bulan ketiga pernikahan saya terlambat datang bulan, sempat merasa demam dan tidak enak badan selama seminggu sebelumnya, saya merasa ada sesuatu yang berbeda dengan tubuh saya. Saat itu sepulang dinas malam saya memberanikan diri membeli alat tes kehamilan. Sampai di rumah, mama saya menganjurkan untuk langsung saja periksa. Saat hasilnya positif, saya dan mama sangat bahagia. Sorenya, saat suami saya pulang bekerja, dia melihat alat tes kehamilan saya dan dia pun bertanya "Ini apa?". Dengan tersenyum bahagia saya menjawab "ika hamil, tadi pagi tes dan hasilnya positif". Suami pun dengan santainya menjawab "Rajin mengaji ya, ada anak yang bakal dengar". Saya pun tersenyum bahagia. Beberapa hari setelahnya saya juga memberitahukan kabar bahagia ini kepada adik saya dan mama juga memberitahukan kehamilan saya kepada papa. Alhamdulillah kedua orang tua saya bersyukur tidak lama lagi akan memiliki cucu. Saya pun bernazar untuk infaq setiap bulan hingga bulan persalinan tiba sebanyak Rp.100.000/bulan. Alhamdulillah nazar ini terus saya laksanakan hingga bulan kelahiran anak saya di Agustus 2021.

Di trimester awal kehamilan, semua berjalan lancar. saya tetap bekerja hanya saja lebih berhati-hati dan tidak mengangkat yang berat. Mual dan muntah yang saya alami cukup berat. Suami dan kedua orang tua terus mendukung kehamilan ini. Sepulang bekerja suami sering membeli buah untuk saya, begitu juga mama yang sering memasak masakan yang bergizi. Tak lupa saya pun mulai mengkonsumsi vitamin hamil. Memang saya tidak mengkonsumsi susu hamil karena saya tidak menyukai susu. Apalagi dalam keadaan mual dan muntah, rasanya setiap melihat susu mual dan muntah semakin menjadi-jadi. Saya terus dan tetap memaksakan diri untuk makan walaupun akhirnya muntah. Saya pun mulai melakukan pemeriksaan kehamilan di usia kehamilan 8 minggu. Saya mendengar denyut jantung anak untuk pertama kali. Tidak ada perasaan paling bahagia di dunia ini selain bisa melihatnya tumbuh sehat. Saya merekam denyut jantungnya dengan hp dan mengirimnya ke suami. Kami merasa sangat bahagia dan bersyukur anak kami sehat.

Memasuki trimester dua, Alhamdulillah nafsu makan saya membaik. Saya tidak ikut berpuasa di bulan Ramadhan karena perut saya tidak tahan dengan lapar, sehingga saya memilih untuk mengganti puasa dengan membayar fidyah. Saya melakukan pemeriksaan USG rutin setiap bulan di rumah sakit tempat saya bekerja. Alhamdulillah dari hasil pemeriksaan semua berjalan lancar. 

Di usia kehamilan 24 mg, saya melakukan pemeriksaan USG di rumah sakit tempat saya bekerja dengan dokter spesialis obgyn, dr. R dan hasilnya jenis kelamin anakku laki-laki dan semua dalam keadaan normal. Taksiran berat anak 1100 gr.

Di usia kehamilan 27-28 mg, saya melakukan pemeriksaan USG 4D ke praktek dokter obgyn, dr.E. Beliau mengatakan semua hasilnya baik, tasiran berat anak 1900 gr. hanya saja ketuban saya cukup banyak. Di usia kehamilan 7 bulan ini saya mulai mempersiapkan perlengkapan untuk calon anak laki-laki saya. Ditemani suami dan mama, saya mulai membeli apa yang kira-kira dibutuhkan oleh anak saya saat lahir nanti. Mulai dari pakaian, peralatan mandi dan semuanya bertahap mulai saya beli. Di usia kehamilan ini pun perut saya sering terasa tegang dan keras, namun waktunya tidak lama dan juga tidak sering. Kata dokter jika kontraksi, dianjurkan untuk beristirahat.

Usia kehamilan 32 mg, saya kembali melakukan pemeriksaan USG di rumah sakit tempat saya bekerja dengan dokter spesialis obgyn, dr. R. Namun karena dokternya berhalangan hadir, saya diperiksa oleh residennya. Dan hasilnya pun semua masih baik-baik saja. Taksiran berat anak 2400 gr.

Di usia kehamilan 36-37 mg, saya kembali melakukan pemeriksaan USG 4D ke praktek dokter obgyn, dr.E. Karena suami bekerja dan terlambat pulang, kami pun terlambat mendapat nomor antrian dan akhirnya kami diperiksa pukul 22:30. Memang sudah cukup malam tapi karena ingin memeriksakan keadaan anak, kami tetap menunggu antrian. Hasilnya menurut dokter semua baik, hanya saja ketuban masih cukup banyak dan agak keruh. Taksiran berat anak 2900 gr. Kontraksi semakin sering dan semakin sakit. Dokter pun menyarankan untuk tetap mengikuti prosesnya jika ingin melahirkan secara normal. Karena ketuban agak keruh, saya disarankan oleh ipar untuk minum air kelapa muda. Saya minum 1x setiap hari, suami dan papa selalu membeli dan menyiapkan untuk saya.

Tibalah di usia kehamilan 38 mg, saya kembali melakukan pemeriksaan USG di rumah sakit tempat saya bekerja dengan dokter spesialis obgyn, dr. R. Saat diperiksa, tiba - tiba ada sesuatu yang mengganjal. Didapatkan hasil bahwa lengan dan paha anak saya pendek, tidak sesuai usia kehamilan. Seharusnya saya hamil 9 bulan tapi dari pengukuran lengan dan paha janin anak saya pendek seperti usia 7 bulan. Karena ragu, dr.R menyarankan saya untuk USG fetomaternal ke RSUP kota saya. Saya pun segera berangkat ke RSUP setelah menghubungi orang tua saya, suami pun saya hubungi dan kebetulan sudah jalan pulang, suami pun menyusul ke RSUP.

Tiba di RSUP, mama dan papa menemani pemeriksaan saya. Didapat memang lengan dan paha janin saya pendek, namun tulangnya tidak bengkok, dan dahi nya juga tidak menonjol. Ketuban sudah keruh dan taksiran berat anak 3400 gr. Posisi kepala janin belum turun sehingga saya disarankan untuk melahirkan secara seksio di RSUP. Dokter khawatir jika butuh nicu atau bedah anak sehingga saya disarankan untuk seksio di RSUP. Awalnya saya bersedia, namun sepulang dari rumah saya khawatir karena untuk seksio di RSUP perlu pemeriksaan yang rumit dan banyak sehingga memakan waktu sampai kira-kira minggu depannya lagi baru saya bisa ditindak. Selain saya, suami yang akan mendampingi saya selama perawatan dan anak yang nantinya dilahirkan harus di swab. Dan yang menunggui saya di RSUP hanya boleh 1 orang. Saya juga khawatir untuk seksio di RSUP karena ruangan disana yang setara dengan kelas BPJS saya diisi dengan 4 orang. Saya khawatir sehingga saya berfikir untuk seksio di RS tempat saya bekerja saja. 

Malam harinya, untuk mencari second opinion, saya kembali menemui praktek dr.E untuk USG 4D ditemani suami dan ipar saya yang kebetulan kenal dengan dr.E. Awalnya saya diam dan mendengarkan penjelasan dr.E namun ipar saya akhirnya bercerita tentang hasil pemeriksaan saya siang tadi bersama dr.R. Lalu setelah dr.E mengulang pemeriksaan, memang didapat lengan dan paha anak saya pendek dan tidak sesuai usia kehamilan. Lalu tiba-tiba dr.E mengatakan "jangan-jangan akondro lagi...". Saya bingung dan bertanya "Akondro apa dok?". dr.E membalas "pendek seperti Ucok Baba". Bagai disambar petir, saya dan suami pun saling bertatapan. Spontan saya menangis di ruangan itu namun dr.E mencoba menenangkan. "Sekarang dilahirkan saja, semoga saya dan dr.R salah. Jantung dan paru-parunya sudah matang kok untuk dilahirkan. Semoga ketika dilahirkan hasilnya baik-baik saja".

Besoknya saya kembali menemui dr.R dan kami sepakat untuk seksio dilakukan di RS tempat saya bekerja saja. Seksio dilakukan hari Senin setelah sholat zuhur. Tapi sebelumnya saya harus swab PCR dulu dengan hasil negatif. Saya mengikuti semua prosedur pemeriksaan hingga tibalah hari senin.

Hari itu, Senin 16 Agustus 2021 sekitar pukul 14:30 saya memasuki ruang operasi. Pukul 15:06 lahirlah anak pertama kami dengan berat 2700 gr dan panjang hanya 42 cm, jenis kelamin laki-laki dan apgar skor 7/8. Setelah lahir dilakukan pemeriksaan bayi baru lahir oleh petugas perinatologi dan diperiksa dokter residen anak, anak saya dinyatakan suspect CTEV karena telapak kakinya fleksibel, bisa miring seperti terbuka keluar. Setelah selesai operasi, saya akhirnya bertemu dengan anak saya dan mulai menyusuinya untuk pertama kali. Ternyata menyusui untuk pertama kali rasanya sakit namun sangat bahagia. Tak disangka anak yang saya bawa kemanapun di perut selama 9 bulan berwajah sangat tampan, dengan kulit yang merah dan rambut bagian tengah tipis dan bagian pinggir dekat telinga sudah panjang. Kami sekeluarga tak henti-hentinya bersyukur kepada Allah atas kesehatan dan keselamatan kelahiran anak kami. Hari demi hari saya lalui di rumah sakit. Saya merasakan sakitnya disuntik, lepas infus, lepas kateter, belajar miring, belajar duduk dan akhirnya belajar berjalan. Sakit yang luar biasa saya rasakan sebagai seorang ibu. Alhamdulillah ASI pun lancar. Suami, orang tua saya dan keluarga suami bergantian datang dan memberi dukungan pada saya. Sampai akhirnya hari terakhir saya di rumah sakit, anak saya harus kontrol ulang ke spesialis ortopedi anak mengenai kaki anak saya.

Seminggu kemudian, saya dan anak saya kontrol ke rumah sakit. Saya buka perban dan anak saya ke spesialis ortopedi. Dokter mengatakan anak kaki anak saya memang masih lunak dan fleksibel, jadi sebaiknya kontrol 3 bulan lagi. Alhamdulillah saya bersyukur dan berdoa semoga semuanya baik baik saja. Selama perawatan dirumah Alhmadulillah suami dan orang tua saya sangat banyak membantu merawat saya dan anak. Namun masih ada yang menjanggal di hati. Kenapa ya dulu dokternya bilang akondro? Sejak saat itu saya pun mulai memperhatikan panjang kaki dan tangan bayi normal di internet dan mulai searching mengenai achondroplasia. Selama saya cuti melahirkan 40 hari, hati ini terus terasa mengganjal mengenai keadaan anak saya.

Hari itu Senin, tanggal 04 oktober 2021, saya mulai masuk kerja setelah 40 hari cuti. Setelah beberapa hari bertanya kepada senior mengenai anak, hari rabunya saya berinisiatif untuk bertanya kepada dokter anak di RS tempat saya bekerja mengenai keadaan anak saya. Beliau menganjurkan untuk membawa anak saya ke dokter spesialis anak bagian endokrin, bernama dr.RA. Sore harinya saat suami pulang, saya mengajak suami untuk membawa anak ke tempat praktek dr.RA. Saya, suami dan mama akhirnya bertemu dengan dr.RA. Setelah dilakukan pemeriksaan, dr.RA menjelaskan bahwa anak saya didiagnosa achondroplasia karena perbandingan tubuh bagian atas dan bawah terlalu jauh. Kaki dan tangan yang pendek dari seharusnya dan jari-jari tangan yang pendek dan mengembang seperti daun, dan tidak ada celah antar jari. Spontan saya dan suami kaget dan terdiam, kemudian saya bertanya kepada dokter, "Tapi dok, wajahnya tidak tampak seperti penderita akondro. Keningnya tidak menonjol, bagian hidung dan mulut juga tidak menjorok ke dalam, kepalanya juga tidak besar, kakinya juga tidak bengkok ataupun letter O seperti yang saya baca di internet buk". Dokter pun menjelaskan, "wajah bayi kita kan belum tau seperti apa, karena masih sangat kecil, masih 1,5 bulan. Kalau tulang bengkok, itu lain lagi penyakitnya. Jangan dibaca internet, kadang tidak semua informasi disana benar. Intiny sekarang jangan melihat sesuatu yang merusak suasana hati, karena masih ASI". Saya pun kembali bertanya, "Tapi dok, kami tidak punya keturunan keluarga yang menderita akondro...". Dokter pun kembali menjelaskan, "ini bukan penyakit keturunan, dari tadi saya kan tidak ada bilang ini penyakit keturunan. Ini murni rejeki nya, dari sekian banyak kelahiran, mungkin disinilah rejekinya. Sekarang yang paling penting rawat dia seperti bayi normal. Tetap beri ASI dan imunisasi. Anak tidak boleh naik ayunan, tidak boleh pake pampers dan tissu basah. Jemur bayi setiap pagi diatas jam 10 agar dapat sinar ultraviolet. Kontrol kembali 1x sebulan selama setahun, kita pantau perkembangannya. Jika perlu keadaan darurat mungkin akan dilakukan rontgen, namun tidak sekarang karena masih kecil". Lalu saya kembali bertanya, "apakah tidak ada obatnya buk?". Dokter kembali menjawab, "untuk sementara tidak ada, karena memang ini rejekinya, sekarang yang penting kita menghindarinya dari infeksi, terutama infeksi telinga". Setelah menangis beberapa saat saya dan suami pun keluar dari ruangan dokter. Sepanjang perjalanan sampai dirumah saya terus mengangis tak hentinya. Saya, mama, papa terus menangis setelah mendengar kondisi anak saya. Suami terus mencoba menenangkan namun saya tau hatinya pun pasti sedih. Anak pertama kami, cucu yang dinantikan, didiagnosa achondroplasia...

Sejak saat itu setiap hari, saya dan mama selalu menangis. Tak mengerti dan merasa seperti dunia tidak adil bagi kami. Saya terus mengingat kembali apa kesalahan yang saya lakukan selama hamil, apa kesalahan makanan yang saya makan selama hamil, namun tak saya temui. Semua yang saya lakukan normal-normal saja, yang saya makan pun biasa-biasa saja. Saya terus merasa bersalah. Pernah suatu subuh saya menangis sekencang-kencangnya dan meminta maaf kepada kedua orang tua karena melahirkan cucu yang tidak sempurna seperti kebanyakan orang. Saya juga meminta maaf kepada suami karena tidak melahirkan anak yang sempurna seperti anak lainnya. Tapi suami dan kedua orang tua saya mengatakan bahwa tidak ada yang salah, ini murni takdir dari Allah. Seperti kata dokter, mungkin memang ini rejeki anak saya. Suami saya selalu mendukung saya. Dia mengatakan bahwa kalau memang terjadi, kita harus ikhlas. Karena merawat anak yang berkebutuhan khusus pahalanya dijamin oleh Allah. Semoga anak kita menjadi anak soleh yang membawa kita ke surga nantinya. 

Hingga saat saya menulis ini, sudah lebih 2 bulan umur anak saya. Saya terus berdoa agar Allah merubah takdir anak saya, agar Allah mengangkat penyakit anak saya, agar Allah menumbuhkan kaki dan tangan anak saya sehingga bisa seperti anak lainnya. Tak lupa saya terus berdoa untuk anak saya dan keluarga kami agar kuat menghadapi cobaan. Kami tetap optimis bahwa suatu hari anak saya bisa seperti anak normal berkat mukjizat dari Allah.


Rabu, 20 Oktober 2021

MENIKAH

Halo sobat, Alhamdulillah tepat hari Sabtu tanggal 03 Oktober 2020 kami resmi menjadi sepasang suami istri. Setelah berbagai drama yang dihadapi sebelum menikah, Alhamdulillah semua dapat kami lalui. Beberapa hari sebelum menikah, abang sempat sakit. Saya cukup khawatir takut ada apa-apa karena hari pernikahan semakin dekat. Abang juga sempat saya beri infus demam untuk menurunkan panasnya karena kelelahan. Dari awal akad nikah hingga selesai Alhamdulillah semua proses berjalan dengan lancar. Dilanjutkan dengan siangnya acara Babako (keluarga Papa) saya datang untuk memberikan hadiah dan upacara selamatan. Dan semua pun lancar hingga sore harinya.

Keesokkan harinya, resepsi pernikahan pun terlaksana dengan lancar. Tamu-tamu hadir pun mulai dari keluarga, teman, saudara, dan semuanya pun hadir mengucapkan selamat kepada kami. Dan syukurnya semua yang terlibat mulai dari wedding organizer, catering, mc, musik dan tarian pun semuanya dapat terlaksana dengan lancar. Berikut beberapa foto mulai dari akad, acara babako, hingga resepsi. Saya dan keluarga besar ikut bersyukur dan berbahagia.

1. Akad Nikah

  









2. Babako






3. Resepsi




seminggu setelah resepsi di rumah saya, tepatnya hari Minggu tanggal 11 oktober 2020 kami juga melaksanakan resepsi di rumah suami saya.









Minggu, 06 September 2020

 

 

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG

 

HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI

DI SMA NEGERI 9 PADANG

TAHUN 2020

 

 

SKRIPSI

 

Diajukan Ke Program Studi D IV Kebidanan Padang Politeknik Kesehatan

Kemenkes Padang Sebagai Persyaratan dalam Menyelesaikan Pendidikan

D IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang

 

 

Oleh:

 

RIKA SRI WAHYUNI

NIM : 194330591

 

 

PRODI D IV KEBIDANAN PADANG JURUSAN KEBIDANAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG

TAHUN 2020


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG

PROGRAM STUDI D IV KEBIDANAN

 

Skripsi,          Juni 2020

 

Rika Sri Wahyuni

 

Hubungan Tingkat Stres dengan Siklus Menstruasi Remaja Putri di SMA Negeri 9 Padang Tahun 2020

 

xiii + 61 halaman + 9 tabel + 13 lampiran

 

ABSTRAK

 

Di Indonesia perempuan yang sudah menstruasi 13,7% mengalami siklus menstruasi tidak teratur. Prevalensi siklus menstruasi tidak teratur di Sumatera Barat adalah 9.9%. Dikarenakan stres dan banyak pikiran sebesar 5,1 %. Pada remaja, dampak stres dapat mempengaruhi performa dalam melaksanakan tugas, mengganggu fungsi kognitif, menyebabkan masalah sosial, gangguan psikologis dan fisik. Dampak tidak teraturnya siklus menstruasi adalah menimbulkan anemia. Menurut RISKESDAS (2013) prevalensi anemia di Indonesia yaitu 21,7%.  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat stres dengan siklus menstruasi pada remaja putri di SMA Negeri 9 Padang tahun 2020.

Jenis penelitian ini adalah survey analitik dengan desain cross sectional. Penelitian dilaksanakan bulan Januari - Juni 2020. Populasi berjumlah 152 orang dengan sampel 60 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan proportionate random sampling kemudian data dianalisis dengan secara univariat dan bivariat dengan uji chi square. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner, prosedur pengumpulan data adalah tahapan persiapan dan pelaksanaan.

Hasil penelitian analisis univariat diperoleh siklus menstruasi tidak teratur sebanyak 17 orang (28.3%) dan tingkat stres berat 11 orang (18.3%). Hasil analisis bivariat diperoleh nilai p value 0,000 (<0,05) yang berarti ada hubungan tingkat stres dengan siklus menstruasi pada remaja putri di SMA Negeri 9 Padang.

Kesimpulan terdapat hubungan antara tingkat stres dengan siklus menstruasi. Saran peneliti agar mendukung dan mengelola kegiatan ekstrakulikuler untuk meringankan beban tuntutan akademik dan menghindari jenuh pada remaja. Selain itu menciptakan suasana belajar yang nyaman dan kondusif, sehingga dapat terhindarkan dari stres di lingkungan belajar mengajar.

 

Kata kunci : Tingkat Stres, Siklus Menstruasi, Remaja

Daftar Pustaka : 31 (2004-2019)

POLYTECHNIC OF HEALTH, PADANG

STUDY PROGRAM D IV Midwifery

 

Thesis,       June 2020

 

Rika Sri Wahyuni

 

Relationship between Stres Level and Young Women Menstruation Cycle in SMA Negeri 9 Padang in 2020

 

xiii + 61 pages + 9 tables + 13 attachments

 

ABSTRACT

 

In Indonesia, women who have menstruated 13.7% experienced irregular menstrual cycles. The prevalence of irregular menstrual cycles in West Sumatra is 9.9%. Due to stress and many thoughts at 5.1%. In adolescents, the effects of stress can affect performance in carrying out tasks, disrupt cognitive function, cause social problems, psychological and physical disorders. The impact of irregular menstrual cycles is to cause anemia. According to RISKESDAS (2013) the prevalence of anemia in Indonesia is 21.7%. The purpose of this study was to determine the relationship of stress levels with the menstrual cycle in young women in SMA Negeri 9 Padang in 2020.

This type of research is an analytic survey with cross sectional design. The study was conducted in January - June 2020. The population was 152 people with a sample of 60 people. The sampling technique used proportionate random sampling and then the data were analyzed by univariate and bivariate with chi square test. The instrument used was a questionnaire, data collection procedures were stages of preparation and implementation.

The results of the univariate analysis study showed that irregular menstrual cycles were 17 people (28.3%) and severe stress levels were 11 people (18.3%). The results of the bivariate analysis obtained p value of 0,000 (<0.05) which means there is a relationship between stress levels and the menstrual cycle in girls in SMA Negeri 9.

Conclusion there is a relationship between stress levels with the menstrual cycle. Researchers suggest that support and manage extracurricular activities to ease the burden of academic demands and avoid saturation in adolescents. Besides creating a comfortable and conducive learning atmosphere, so it can be avoided from stress in the teaching and learning environment..

 

Keywords: Stress Level, Menstrual Cycle, Youth

Bibliography: 31 (2004-2019)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

SKRIPSI

 

“Hubungan Tingkat Stres Dengan Siklus Menstruasi Pada Remaja

Putri di SMA Negeri 9 Padang Tahun 2020

 

Oleh:

RIKA SRI WAHYUNI

194330591

 

Penelitian ini telah diperiksa, disetujui oleh Pembimbing dan telah siap

untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Prodi

D IV Kebidanan Poltekkes Kemenkes Padang

 

Padang,         Juni 2020

Menyetujui,

                 Pembimbing I                                                        Pembimbing II

 

 

 

Haspita Rizki Syurya H, S.ST, M.Keb                    Dewi Susanti, S.SiT, M.Keb

      NIP 19800613 200604 2 001                                NIP 19810602 200312 2 002

 

Mengetahui Ka. Prodi D IV Kebidanan

 

 

 

Elda Yusefni, S.ST,M.Keb

NIP 19690409 199502 2 001

 

PERNYATAAN PENGESAHAN PENGUJI

SKRIPSI

 

“Hubungan Tingkat Stres dengan Siklus Menstruasi Pada Remaja

Putri di SMA Negeri 9 Padang Tahun 2020

 

Oleh:

RIKA SRI WAHYUNI

194330591

 

Skripsi ini telah diperiksa, disetujui oleh Pembimbing Skripsi

dan telah siap untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi D IV

Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang

 

Padang,          2020

Ketua Sidang

 

 

 

Haspita Rizki Syurya H, S.ST, M.Keb                    Dewi Susanti, S.SiT, M.Keb

      NIP 19800613 200604 2 001                                NIP 19810602 200312 2 002

 

Tim Penguji,

                Penguji I                                                                     Penguji II

 

 

 

Aprizal Ponda, SKM, M.Kes                                Yussie Ater Merry S.ST, M.Keb         NIP 19670414 199503 1 001                                       NIP 19810328 200212 2 003

 

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A.    IDENTITAS DIRI

Nama                              : Rika Sri Wahyuni

Tempat / tanggal lahir    : Padang / 31 Maret 1995

Agama                            : Islam

Alamat                           : Komp. Filano Jaya I Blok D4 No. 8B Kubu dalam Parak Karakah, Kota Padang

Nama orang tua:

a.       Ayah                  : Lettu Inf. Bukri

b.      Ibu                      : Yusweti, S.Pd

 

B.     RIWAYAT PENDIDIKAN

No

Tempat Pendidikan

Tahun Lulus

1

TK KARTIKA 1-55 PADANG

2001

2

SD KARTIKA 1-11 PADANG

2007

3

SMP NEGERI 2 PADANG

2010

4

SMA NEGERI 9 PADANG

2013

5

D III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES PADANG

2016

6

D IV KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES PADANG

2020

 

 

KATA PENGANTAR

 

       Puji syukur peneliti ucapkan kepada Allah SWT,  yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Tingkat Stres Dengan Siklus Menstruasi Pada Remaja Putri di SMA Negeri 9 Padang Tahun 2020”

       Adapun tujuan dari penulisan skripsi penelitian ini adalah untuk mempelajari cara pembuatan skripsi pada Prodi D IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang pada Jurusan Kebidanan dan untuk memperoleh gelar Sarjana Terapan Kebidanan.

       Dalam penulisan skripsi ini peneliti banyak mendapatkan bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak, terutama ibu Haspita Rizki Syurya Handini, S.ST, M.Keb sebagai pembimbing I dan ibu Dewi Susanti, S.ST, M.Keb sebagai pembimbing II yang telah memberikan petunjuk dalam penyusunan skripsi ini. Selain itu peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada:

1.      Bapak D. Burhan Muslim, SKM, M.Si, Direktur Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Padang

2.      Ibu Hj. Erwani, SKM. M.Kes, Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes  Kemenkes Padang.

3.      Ibu Elda Yusefni, S.ST. M.Keb, Ketua Prodi D IV Kebidanan Poltekkes Kemenkes Padang.

4.      Staf dosen Program Studi D IV Kebidanan Poltekkes Kemenkes Padang  yang telah memberikan banyak ilmu dalam pendidikan untuk bekal bagi peneliti.

5.      Kepala Sekolah SMA Negeri 9 Padang yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di SMA Negeri 9 Padang.

6.      Responden yang telah bersedia meluangkan waktu dan partisipasinya dalam penelitian.

7.    Orang tua dan adik yang selalu memberikan perhatian, dorongan, semangat dan doa  serta pengorbanan lainnya baik moril maupun materil.

8.    Teman-teman seperjuangan yang telah memberikan dorongan dan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini.

       Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu peneliti berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

 

                                                                                                              Padang,     2020

 

 

                                                                                                                     Peneliti

 

 

 

DAFTAR ISI

 

 

Halaman

HALAMAN JUDUL.............................................................................................

ABSTRAK............................................................................................................. i

ABSTRACK.......................................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................ iv

DAFTAR RIWAYA HIDUP.............................................................................. v

KATA PENGANTAR....................................................................................... vi

DAFTAR ISI..................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL............................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... xii

 

BAB I PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang.......................................................................................... 1

B.     Rumusan Masalah...................................................................................... 5

C.     Tujuan Penelitian........................................................................................ 6

1.      Tujuan Umum....................................................................................... 6

2.      Tujuan Khusus...................................................................................... 6

D.    Manfaat Penelitian..................................................................................... 6

E.     Ruang Lingkup Penelitian.......................................................................... 7

 

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A.    Konsep Teori

1.      Menstruasi............................................................................................ 8

a.       Pengertian Menstruasi.................................................................... 8

b.      Siklus Menstruasi........................................................................... 8

c.       Dampak Siklus Menstruasi Tidak Teratur.................................... 10

d.      Faktor yang Mempengaruhi Siklus Menstruasi............................ 11

e.       Perubahan Psikologis yang Dialami Saat Menstruasi................... 14

f.       Upaya Mencegah Gangguan Siklus Menstruasi........................... 16

g.      Cara Menghitung Siklus Menstruasi............................................ 17

2.      Stres.................................................................................................... 18

a.       Pengertian Stres............................................................................ 18

b.      Jenis Stres..................................................................................... 19

c.       Perubahan Hormon Saat Stres...................................................... 22

d.      Gejala Stres.................................................................................. 26

e.       Fungsi Stres.................................................................................. 27

f.       Penyebab Stres pada Remaja....................................................... 28

g.      Dampak Stres............................................................................... 29

h.      Faktor-Faktor Stres pada Remaja................................................. 30

i.        Mengendalikan Stres.................................................................... 31

j.        Sumber Stres................................................................................ 33

k.      Manajemen Stres.......................................................................... 34

l.        Alat Ukur Tingkat Stres............................................................... 35

B.     Kerangka Teori......................................................................................... 37

C.     Kerangka Konsep..................................................................................... 38

D.    Hipotesa................................................................................................... 38

E.     Definisi Operasional................................................................................. 39

 

BAB III METODE PENELITIAN

A.    Jenis Penelitian......................................................................................... 40

B.     Tempat dan Waktu Penelitian.................................................................. 40

C.     Populasi dan Sampel ............................................................................... 40

D.    Instrumen Pengumpulan Data.................................................................. 43

E.     Prosedur Pengumpulan Data.................................................................... 43

F.      Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data............................................. 45

 

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.    Hasil Penelitian......................................................................................... 48

1.      Gambaran umum lokasi penelitian..................................................... 48

2.      Data Umum........................................................................................ 48

3.      Hasil analisis univariat........................................................................ 50

4.      Hasil analisis bivariat.......................................................................... 51

B.     Pembahasan.............................................................................................. 52

 

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan............................................................................................... 59

B.     Saran......................................................................................................... 59

 

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN – LAMPIRAN

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR TABEL

 

 

Tabel 2.1 Gejala Stres Menurut Beberapa Ahli..................................................... 26

Tabel 2.2 Definisi Operasional............................................................................... 39

Tabel 4.1 Karakteristik Responden berdasarkan Usia Menarche.......................... 49

Tabel 4.2 Karakteristik Responden berdasarkan Berat Badan.............................. 49

Tabel 4.3 Karakteristik Responden berdasarkan Tinggi Badan............................. 49

Tabel 4.4 Karakteristik Responden berdasarkan Lama Menstrusi......................... 50

Tabel 4.5 Distribusi frekuensi siklus menstruasi pada remaja putri di SMA

                Negeri 9 Padang Tahun 2020................................................................ 50

Tabel 4.6 Distribusi frekuensi tingkat stres pada remaja putri di SMA

                Negeri 9 Padang Tahun 2020........................................................ ....... 51

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Hubungan Tingkat Stres dengan Siklus Menstruasi

                 pada Remaja Putri di SMA Negeri 9 Padang Tahun 2020................... 51

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR GAMBAR

 

 

Gambar 1 Kerangka Teori.............................................................................. 37

 

Gambar 2 Kerangka Konsep.......................................................................... 38  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR LAMPIRAN

 

 

Lampiran A : Ghancart

Lampiran B : Surat Izin Penelitian dari Kampus

Lampiran C : Surat Izin Penelitian dari Dinas Pendidikan Provinsi

Lampiran D : Surat Keterangan Selesai Penelitian

Lampiram E : Informed Concent

Lampiran F : Kuesioner Scrining Responden

Lampiran G Kuesioner Menstruasi

Lampiran H: Kuesioner Tingkat Stres

Lampiran I :: Dummy Tabel

Lampiran J : Master Tabel Hasil Penelitian

Lampiran K : Hasil Pengolahan Data

Lampiran L : Lembar Konsultasi Pembimbing I

Lampiran M : Lembar Konsultasi Pembimbing II

 

 

 

 

 

 


BAB I

PENDAHULUAN

 

A.    Latar  Belakang

Masa remaja merupakan fase terbaik dalam hidup seseorang. Pada fase ini, remaja akan mengalami beberapa perubahan yang terjadi pada fisik dan mentalnya. Salah satunya adalah mengenai menstruasi. Permasalahan mengenai menstruasi umumnya adalah siklus yang tidak teratur. Siklus menstruasi merupakan waktu sejak hari pertama menstruasi sampai datangnya menstruasi periode berikutnya. Siklus menstruasi pada perempuan normalnya berkisar antara 21-35 hari. Menstruasi pada perempuan umumnya teratur setelah mencapai usia 18 tahun. 1,2,3

Data dari Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS, 2010) menunjukkan bahwa berdasarkan laporan responden yang sudah mengalami menstruasi, rata - rata perempuan di Indonesia berusia 10-59 tahun melaporkan menstruasi teratur dan 13,7% mengalami masalah siklus menstruasi yang tidak teratur dalam 1 tahun terakhir. Prevalensi siklus menstruasi tidak teratur di Sumatera Barat adalah 9.9%.4,5

Pola siklus menstruasi yang pendek (Polimenore) dapat membuat remaja mengalami unovulasi karena sel telur tidak terlalu matang sehingga sulit untuk dibuahi. Jika siklus menstruasi pendek menyebabkan remaja mengalami anemia. Penderita anemia pada remaja berdasarkan data Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2012 usia 10-18 tahun sebesar 57,1%, dan usia 19-45 tahun sebesar 39,5%. Sedangkan berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS, 2013) prevalensi anemia di Indonesia yaitu 21,7% dengan penderita anemia berumur 5-14 tahun sebesar 26,4% dan penderita berumur 15-24 tahun sebesar 18,4%.3,6,7

Sedangkan pola siklus menstruasi yang panjang (Oligomenore) menandakan sel telur jarang sekali diproduksi atau remaja mengalami ketidaksuburan yang cukup panjang dan menandakan pembuahan akan sangat jarang terjadi. Ketidakteraturan siklus menstruasi juga akan membuat remaja sulit memperkirakan kapan masa suburnya. Sedangkan tidak menstruasi selama 3 bulan (Amenore) juga menyebabkan osteopenia (penurunan kepadatan tulang), di mana hal ini terjadi akibat kadar estrogen yang rendah dan menjadi penyebab amenore yang berkepenjangan. Di Kota Padang tahun 2013 dari 1105 orang yang diperiksa dengan alat densitometry diketahui 14,02% osteoporosis, 44,97% osteopenia dan 40,99% normal, artinya lebih tinggi prevalensi osteopenia yaitu terjadi penurunan kepadatan tulang.3,8

Gangguan siklus menstruasi disebabkan oleh banyak hal, antara lain gangguan hormonal, status gizi, tinggi atau rendahnya IMT, stres, tumor pada ovarium, kelainan pada sistem saraf pusat hipotalamus hipofisis, aktifitas fisik yang berat, dan diet.9

Salah satu yang menyebabkan terganggunya pola siklus menstruasi adalah tingkat stres. Stres merupakan suatu respon fisiologis, psikologis dan perilaku dari manusia yang mencoba untuk mengadaptasi dan mengatur baik tekanan internal dan eksternal (stresor). Adapun alasan yang dikemukakan perempuan 10-59 tahun yang mempunyai siklus tidak teratur dikarenakan stres dan banyak pikiran sebesar 5,1 %.10,11

Semakin stres seseorang, kadar kortisol dalam tubuhnya akan semakin tinggi. Ini disebabkan karena stres yang dialami mempengaruhi kerja hormon kortisol yang diatur oleh hipotalamus otak dan kelenjar pituitary. Jika terganggu, hormon estrogen dan progesteron juga tidak akan terbentuk sebagaimana seharusnya. Estrogen merupakan hormon feminim yang mengakibatkan perubahan fisik pada perempuan ketika remaja, seperti perkembangan payudara, munculnya menstruasi dan estrogen juga mempengaruhi rangkaian siklus menstruasi. 3,12

Pada masa remaja stres meningkat karena remaja harus berusaha menyesuaikan diri dengan perubahan fisik dan emosional dalam dirinya serta mengatasi konflik-konflik yang terjadi dalam hidupnya. Sehingga diperlukan penyesuaian diri dalam menjalani transisi kehidupan remaja, salah satunya transisi di lingkungan sekolahnya.13

Stres yang dialami oleh pelajar khususnya siswa SMA disebabkan oleh banyak faktor dan juga dapat mempengaruhi performa remaja dalam melaksanakan sebuah tugas, mengganggu fungsi kognitif, menyebabkan masalah sosial, gangguan psikologis dan fisik, seperti aktivitas sekolah yang padat, tekanan teman sebaya, dan kecocokan dengan lingkungan sekolah. Selain itu, tingginya harapan agar siswa sukses di bidang akademik, kompetisi antar siswa serta tuntutan lulusan untuk masuk perguruan tinggi favorit juga menjadi sumber stres utama pada siswa. Keadaan ini dapat menurunkan prestasi remaja dalam bidang akademik. Stres juga akan menghasilkan perilaku agresif yang akan tetap ada walaupun peristiwa yang membuat stres tersebut sudah hilang. 1,14

Menurut hasil penelitian Nurlaila (2013) di Kalimantan Timur terhadap remaja usia 18 tahun mengenai hubungan stres dengan siklus menstruasi didapatkan bahwa dari 67 responden yang mengalami stres, sebanyak 42 responden (62,7%) mengalami siklus menstruasi tidak teratur.3

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Vetri Nathalia (2017) di Padang Panjang yang meneliti hubungan stres dengan siklus menstruasi pada remaja didapatkan bahwa dari 89 responden dengan stres diketahui bahwa responden yang memiliki siklus menstruasi tidak teratur sebanyak 60 orang (67,4%). 4

Penelitian Sri Lestari Kartikawati (2017) di Bandung terhadap remaja usia 18 tahun mengenai hubungan stres dengan siklus menstruasi didapatkan bahwa untuk stres ringan dari 26 responden sebagain besar (57,7 %) responden mengalami siklus menstruasi tidak teratur, serta hampir seluruhnya (87,2%) responden yang mengalami stres sedang mengalami siklus menstruasi tidak teratur bahkan dari 2 reponden yang mengalami stres berat seluruhnya (100%) mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur. 12

Populasi yang diharapkan dalam penelitian ini adalah remaja perempuan usia 18 tahun sesuai dengan usia peserta didik kelas XII SMA. Lokasi yang dipilh adalah SMA Negeri 9 Padang karena SMA ini merupakan SMA Negeri dengan posisi tertinggi kedua di Kota Padang dengan jumlah peserta didik perempuan terbanyak yaitu sebanyak 616 orang, salah satu SMA terakreditasi A dan banyak siswa yang lulus Perguruan Tinggi Negeri setiap tahunnya. Hal ini berpotensi membuat siswa SMA 9 Padang memiliki tingkat persaingan akademik dan tuntutan kelulusan yang tinggi sehingga dapat memicu timbulnya stres yang bisa berakibat terganggunya pola siklus menstruasi. Dengan memiliki jumlah peserta didik perempuan banyak diharapkan akan dapat diketahui beragam jenis tingkat stres, berbagai siklus menstruasi serta ditemukan hubungannya. 15

Berdasarkan survei awal yang dilakukan oleh peneliti di SMA Negeri 9 Padang dengan mengambil sampel 10 orang peserta didik perempuan secara acak dan diminta untuk mengisi kuesioner tingkat stres dan kuesioner siklus menstruasi didapatkan hasil bahwa diantara 10 orang responden, 2 orang dengan stres ringan seluruhnya memiliki siklus menstruasi teratur, 6 orang dengan tingkat stres sedang 4 orang diantaranya (66,67%) memiliki siklus menstruasi tidak teratur dan 2 orang dengan tingkat stres berat seluruhnya memiliki siklus menstruasi tidak teratur yaitu polimenore (<21 hari).

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Hubungan Tingkat Stres dengan Siklus Menstruasi Remaja Putri Di SMA Negeri 9 Padang tahun 2020.

B.     Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian adalah apakah ada hubungan tingkat stres dengan siklus menstruasi remaja putri di SMA Negeri 9 Padang tahun 2020?

 

 

 

C.    Tujuan Penelitian

1.      Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan tingkat stres dengan siklus menstruasi remaja putri di SMA Negeri 9 Padang tahun 2020.

2.      Tujuan Khusus

a.       Diketahui distribusi frekuensi siklus menstruasi pada remaja putri di SMA Negeri 9 Padang tahun 2020.

b.      Diketahui distribusi frekuensi tingkat stres remaja putri di SMA Negeri 9 Padang tahun 2020.

c.       Diketahui hubungan tingkat stres dengan siklus menstruasi remaja putri di SMA Negeri 9 Padang tahun 2020.

D.    Manfaat Penelitian

1.      Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan, pengalaman, wawasan, dan bahan dalam penerapan ilmu metode penelitian mengenai hubungan tingkat stres dengan siklus menstruasi pada remaja putri. Serta dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat dibangku perkuliahan khususnya yang berkaitan dengan penelitian.

2.      Bagi Tempat Penelitian

Dapat dijadikan bahan acuan untuk mengetahui hubungan tingkat stres dengan siklus menstruasi pada remaja putri di SMA Negeri 9 Padang.

3.      Bagi Institusi Pendidikan

Dapat memberikan sumbangan pikiran pada institusi pendidikan mengenai hubungan tingkat stres dengan siklus menstruasi pada remaja putri di SMA Negeri 9 Padang dan dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya.

E.     Ruang Lingkup Penelitian

Variabel independen pada penelitian ini adalah tingkat stres, sedangkan variabel dependen adalah siklus menstruasi pada remaja putri. Populasi dari penelitian adalah remaja putri kelas XII di SMA Negeri 9 Padang sebanyak 152 orang yang terbagi ke dalam 8 kelas. Sedangkan sampelnya sebanyak 60 orang akan dipilih siswi dari 8 kelas tersebut. Penelitian dilakukan pada bulan Januari sampai bulan Juni 2020. Data dikumpulkan dengan lembar observasi dan lembaran kuesioner. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan proportionate random sampling kemudian data dianalisis dengan secara univariat dan bivariat dengan uji statistik dengan uji chi square.

 

 

 


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

 

A.    Konsep Teori

1.      Menstruasi

a.      Pengertian Menstruasi

Menstruasi adalah pengeluaran darah, mukus, dan debrissel dari mukosa uterus disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium secara periodik dan siklik, yang dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi.2

Menstruasi adalah perubahan fisiologis dalam tubuh perempuan yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Periode menstruasi penting dalam reproduksi, periode ini biasanya terjadi setiap bulan antara usia pubertas dan menopause. Perempuan mengalami siklus menstruasi rata-rata terjadi sekitar 28 hari.3

b.      Siklus Menstruasi

Siklus menstruasi merupakan waktu sejak hari pertama mensturasi sampai datangnya menstruasi periode berikutnya, sedangkan panjang siklus menstruasi adalah jarak antara tanggal mulainya menstruasi yang lalu dan mulainya menstruasi berikutnya. Siklus menstruasi pada perempuan normalnya berkisar antara 21-35 hari. 2


Siklus menstruasi yang tidak teratur memiliki pola tertentu yaitu:3

1)      Oligomenore adalah siklus menstruasi yang memanjang atau lebih dari 35 hari, volume darah umumnya lebih sedikit dari volume darah menstruasi biasanya.

2)      Polimenore adalah siklus menstruasi yang pendek kurang dari 21 hari atau dalam sebulan mengalami menstruasi lebih dari sekali, sementara volume darah kurang lebih sama atau lebih banyak dari volume darah menstruasi biasanya.

3)      Amenore adalah siklus tidak terjadinya menstruasi, minimal 3 bulan berturut-turut.

Siklus menstruasi dibedakan dalam 4 masa:16

1)      Stadium menstruasi atau deskuamasi yaitu endometrium dilepas dari dinding rahim disertai perdarahan, hanya lapisan tipis (stratum basale) yang tinggal. Ini berlangsung 4 hari. Disebut menstruasi (keluar darah: potongan endometrium dan lendir dari serviks).

2)      Stadium post menstrum atau stadium regenerasi yaitu luka karena endometrium dilepas berangsur – angsur ditutup kembali oleh selaput lendir yang baru (berasal dari epitel kelenjar endometrium). Pada saat kelenjar ini menebal, endometrium kurang lebih 0.5 mm. Sudah mulai waktu stadium menstruasi berlangsung sekitar 4 hari.

3)      Stadium intermestruum atau stadium ploriferasi yaitu pada stadium ini endometrium tumbuh menjadi tebal sekitar 3.5 mm, kelenjarnya tumbuh lebih cepat dari jaringan lain hingga berkelok, berlangsung dari hari ke 5 sampai hari ke 14 dari menstruasi hari pertama.

4)      Stadium pregmenstruum atau stadium sekresi, pada stadium ini endometrium tebalnya menetap, tapi bentuk kelenjar berubah menjadi panjang dan berliku dan mengeluarkan getah, dalam endometrium sudah tertimbun glycogen dan kapur yang kelak diperlukan sebagai makanan untuk telur.

Perempuan dalam kehidupannya tidak luput dari adanya siklus menstruasi normal yang terjadi secara periodik, remaja akan merasa terganggu bila hidupnya mengalami perubahan, terutama bila menstruasi menjadi lebih lama dan atau banyak, tidak teratur, lebih sering atau tidak menstruasi sama sekali. Penyebab gangguan menstruasi dapat karena gangguan psikologis seperti stres maupun emosi.17

Perbedaan siklus ini ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu salah satunya adalah stres yang merupakan penyebab terjadinya gangguan menstruasi. Selain itu fungsi hormon terganggu, kelainan sistemik, IMT, aktivitas yang berat, diet berlebih juga merupakan penyebab terjadinya gangguan siklus menstruasi.3

c.       Dampak Siklus Menstruasi Tidak Teratur

Pola siklus menstruasi yang tidak teratur merupakan indikator adanya gangguan pada endokrin atau sistem metabolisme dan kesehatan reproduksi. Pola siklus menstruasi yang pendek (Polimenore) dapat membuat remaja mengalami unovulasi karena sel telur tidak terlalu matang sehingga sulit untuk dibuahi. Jika siklus menstruasi pendek menyebabkan remaja mengalami anemia dan gangguan kesuburan. Sedangkan pola siklus menstruasi yang panjang (Oligomenore) menandakan sel telur jarang sekali diproduksi atau remaja mengalami ketidaksuburan yang cukup panjang dan menandakan pembuahan akan sangat jarang terjadi. Sedangkan tidak menstruasi selama 3 bulan (Amenore) juga menyebabkan osteopenia (penurunan kepadatan tulang) atau osteoporosis, di mana hal ini terjadi akibat kadar estrogen yang rendah dan menjadi penyebab amenore yang berkepenjangan. Ketidakteraturan siklus menstruasi juga akan membuat remaja sulit memperkirakan kapan masa suburnya.3

d.      Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Siklus Menstruasi

Menurut Benson dan Pernoll 2009, faktor yang dapat menyebabkan gangguan siklus menstruasi antara lain gangguan hormonal, status gizi, tinggi atau rendahnya IMT, stres, usia, tumor pada ovarium, dan kelainan pada sistem saraf pusat hipotalamus hipofisis.9,18

1)      Fungsi hormon terganggu yaitu menstruasi terkait erat dengan sistem hormon yang diatur di otak, tepatnya di kelenjar hipofisa. Hormon prolaktin berlebihan sering kali membuat perempuan tidak kunjung menstruasi karena memang hormon ini menekan tingkat kesuburan, biasanya disebabkan kelainan pada kelenjar hipofisis yang terletak di dalam kepala.

2)      Kelainan sistemik yaitu ada remaja yang tubuhnya sangat gemuk dan kurus. Hal ini mempengaruhi siklus menstruasinya karena sistem metabolisme di dalam tubuhnya tidak bekerja dengan baik. Seseorang dengan status gizi overweight berisiko mengalami anovulatory chronic Remaja dengan kondisi ini, cenderung memiliki sel – sel lemak yang lebih banyak sehingga produksi hormon estrogen juga menjadi berlebih. Adapun remaja dengan status gizi underweight, cenderung kekurangan sel lemak sehingga produksi hormon estrogen berkurang. Hal ini berdampak pada kejadian ketidakteraturan siklus menstruasi. Berat badan dan perubahan berat badan mempengaruhi fungsi menstruasi. Penurunan berat badan akut dan sedang menyebabkan gangguan pada ovarium, tergantung derajat tekanan pada ovarium dan lamanya penurunan berat badan. Kondisi patologis seperti berat badan yang kurus dan anorexia nervosa yang menyebabkan penurunan berat badan yang berat dapat menimbulkan amenore.

3)      Stres jangan dianggap enteng sebab akan menggangu sistem metabolisme di dalam tubuh. Bisa saja karena stres, remaja jadi mudah lelah, sehingga metabolismenya terganggu. Bila metabolisme terganggu, siklus menstruasi pun ikut terganggu. Tingkat stres berhubungan dengan siklus menstruasi karena stres berhubungan dengan tingkat emosi, alur berpikir, dan kondisi batin seseorang. Faktor stres dapat mempengaruhi produksi hormon kortisol yang berpengaruh pada produksi hormon estrogen wanita. Hasil penelitian menyebutkan bahwa sekitar 22,1% wanita dengan gangguan psikologis, mengalami siklus menstruasi tidak teratur.

4)      Tingkat aktivitas fisik yang sedang dan berat dapat membatasi fungsi menstruasi. Remaja yang berpartisipasi dalam olahraga kompetitif memiliki resiko yang tinggi terjadinya atau berkembangnya gangguan makan, iregularitas siklus menstruasi dan osteoporosis. Olahraga berlebih dapat menyebabkan terjadinya gangguan disfungsi hipotalamus yang menyebabkan gangguan sekresi GnRH. Hal tersebut menyebabkan terjadinya menarche yang tertunda dan gangguan siklus menstruasi.

5)      Diet dapat memengaruhi fungsi menstruasi. Vegetarian berhubungan dengan anovulasi, penurunan respons hormon pituitary, fase folikel yang pendek, tidak normalnya siklus menstruasi (kurang dari 10 kali/tahun). Diet rendah lemak berhubungan dengan panjangnya siklus menstruasi dan periode perdarahan. Diet rendah kalori seperti daging merah dan rendah lemak berhubungan dengan amenore.

Faktor-faktor yang mempengaruhi siklus kesehatan remaja perempuan adalah:19

1)      Kemiskinan, hal ini dapat menghambat akses terhadap pelayanan kesehatan yang akhirnya dapat berakibat kesakitan, kecacatan dan kematian.

2)      Kedudukan perempuan dalam keluarga dan masyarakat ditentukan oleh keadaan sosial, ekonomi dan budaya dimana mereka menetap.

3)      Tingkat pendidikan yang belum merata dan masih rendah menyebabkan informasi yang diterima tentang kesehatan reproduksi sangat terbatas.

4)      Akses ke fasilitas kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan dan kualitas pelayanan kesehatan reproduksi yang kurang memadai.

5)      Beban ganda, tanggung jawab yang tidak proporsional sehingga kesehatan anak perempuan semakin buruk.

6)      Masalah gizi, berkaitan dengan anemia dan tumbuh kembang remaja terhambat.

7)      Masalah lingkungan dan pekerjaan yang kurang memperhatikan kesehatan remaja sehingga merusak kesehatan fisik, mental dan emosional remaja.

8)      Masalah pengetahuan seks, kurangnya bimbingan dan penyalahgunaan NAPZA.

e.       Perubahan Psikologis yang Dialami Remaja Saat Menstruasi

Berikut ini merupakan perubahan psikologis yang dialami remaja saat menstruasi:20

1)      Trauma Genetalia

Yaitu munculnya fantasi aneh yang diikuti dengan kecemasan dan ketakutan. Remaja putri sering menganggap bahwa menstruasi merupakan sesuatu beban dan tugas yang tidak menyenangkan sehingga malas menjaga kebersihan diri dan pakaian yang terkena darah.

2)      Teori Cloaca

Menstruasi dinilai sebagai sesuatu yang kotor, najis dan menjijikan. Atas dasar pandangan yang keliru inilah timbul rasa malu pada gadis yang mengalaminya sehingga akan diikuti oleh berbagai emosi negatif lainnya.

3)      Psychogene Amenorrhea

Merupakan tertundanya atau terhentinya menstruasi yang bersifat patologis atau dikarenakan gangguan psikis. Ada beberapa jenis yaitu:

a)      Amenorrhea

Suatu keadaan dimana seseorang tidak mengalami siklus menstruasi selama lebih dari tiga siklus menstruasi selama berturut-turut. Amenorrhea terbagi menjadi dua yaitu Amenorrhea Primer berkembang dari awal masa menstruasi dan terjadi pada remaja yang tidak mendapatkan siklus menstruasi padahal telah memasuki masa pubertas sedangkan Amenorrhea sekunder adalah suatu keadaan dimana menstruasi menjadi tidak teratur di suatu waktu, bukan di awal menstruasi.

b)      PMS (Pre-Menstruasi Syndrome)

Suatu kondisi yang terjadi menjelang menstruasi diantaranya nafsu makan meningkat, malas dan mudah lelah, emosi labil, kram perut, pingsan, pinggang terasa pegal dan lain sebagainya. Gejala tersebut dapat diminimalisir dengan pola makan teratur dan rutin berolahraga.

c)      Nyeri Menstruasi

Nyeri yang muncul saat awal menstruasi, rasa yang muncul bisa amat nyeri namun tidak selalu terasa nyeri setiap kali mengalami menstruasi. Sebagian perempuan mengalami nyeri yang hebat, namun sebagian lain hanya merasakan sakit yang tidak begitu terasa.

d)     Menstruasi tidak teratur

Sejumlah perempuan memiliki siklus menstruasi tidak teratur, biasanya hal ini dikarenakan stres. Ketidakteraturan menstruasi tersebut dapat terjadi karena perjalanan atau adanya perubahan aktivitas perempuan. Sejumlah penyebab dari menstruasi tidak teratur adalah tubuh terlalu banyak banyak memproduksi hormon androgen, peningkatan otot, penumbuhan rambut di wajah, dan tingkat stres. Selain itu produksi hormon perempuan berbeda sehingga mempengaruhi siklus, jumlah darah dan lamanya menstruasi.

f.       Upaya Mencegah Gangguan Siklus Menstruasi

Upaya solusi yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya gangguan siklus menstruasi yaitu mengurangi stres dengan penggunaan mekanisme koping yang baik misalnya dengan mengatur diet dan nutrisi, istirahat dan tidur, berolahraga, berhenti merokok, menghindari minuman keras, mengatur berat badan, mengatur waktu dengan tepat, terapi psikofarmaka, terapi somatik dan terapi religius.2

Cara mengatasi gangguan psikologi pada masa menstruasi adalah dengan melakukan konsultasi pada tenaga kesehatan dan menjadikan tenaga kesehatan sebagai konselor. Peran dan tugas konselor adalah:21

1)      Memberi penjelasan bahwa proses menstruasi merupakan suatu proses fisiologi atau normal dan pasti akan terjadi dan dialami oleh perempuan.

2)      Memberi informasi positif yang berguna mengenai menstruasi agar tidak terjadi kesalah pahaman terhadap proses menstruasi tersebut.

3)      Memberikan saran untuk mengurangi ketegangan dan rasa nyeri proses menstruasi berlangsung seperti istirahat yang cukup, mengurangi stres, banyak minum air putih dan kompres hangat pada perut.

4)      Memberikan support mental atau dukungan agar lebih percaya diri dan tidak takut menghadapi menstruasi.

g.       Cara Menghitung Siklus Menstruasi

Satu siklus menstruasi rata-rata 28 hari, tapi siklus 21-35 masih dikategorikan normal. Menstruasi berlangsung selama kurang lebih 4-7 hari. Kategori siklus menstruasi adalah:22

1 : Teratur, jika jarak menstruasi berikutnya 21-35 hari

2 : Tidak teratur, jika menstruasi berikutnya <21 hari dan >35 hari atau tidak datang haid selama 3 bulan terakhir.

2.      Stres

a.      Pengertian Stres

Stres merupakan suatu respon fisiologis, psikologis dan perilaku dari manusia yang mencoba untuk mengadaptasi dan mengatur baik tekanan internal dan eksternal (stresor). Stres yang berkelanjutan dapat menyebabkan depresi yaitu apabila sense of control atau kemampuan untuk mengatasi stres pada seseorang kurang baik.11

Hawari (2008) menjelaskan bahwa stres juga dapat diartikan sebagai:23

1)      Stimulus, yaitu stres merupakan kondisi atau kejadian tertentu yang menimbulkan stres atau disebut stresor.

2)      Respon, yaitu stres merupakan suatu respon atau reaksi individu yang muncul karena adanya situasi tertentu yang menimbulkan stres. Respon yang muncul dapat secara fisiologis, seperti: jantung berdebar, gemetar, dan pusing serta psikologis, seperti: takut, cemas, sulit berkonsentrasi, dan mudah tersinggung.

3)      Proses, yaitu stres digambarkan sebagai suatu proses dimana individu secara aktif dapat mempengaruhi dampak stres melalui strategi tingkah laku, kognisi maupun afeksi.

 

 

 

b.      Jenis Stres

Ada 3 tingkatan stres yaitu:24

1)      Stres ringan

Pada tingkat stres ini sering terjadi pada kehidupan sehari-hari dan kondisi ini dapat membantu individu menjadi waspada dan bagaimana mencegah berbagai kemungkinan yang akan terjadi.

Stres ini tidak merusak aspek fisiologik seseorang. Pada respons psikologi didapatkan merasa mampu menyelesaikan pekerjaan lebih dari biasanya, namun tanpa disadari cadangan energi semakin menipis, pada repons perilaku didapatkan semangat kerja yang terlalu berlebihan, merasa mudah lelah dan tidak bisa santai. Situasi ini tidak akan menimbulkan penyakit kecuali jika dihadapi terus menerus.

2)      Stres sedang

Pada stres tingkat ini individu lebih memfokuskan hal penting saat ini dan mengesampingkan yang lain sehingga mempersempit lahan persepsinya. Respons fisiologis dari tingkat stres ini didapatkan gangguan pada lambung dan usus misalnya maag, buang air besar tidak teratur, ketegangan pada otot, berdebar debar, gangguan pola tidur dan mulai terjadi gangguan siklus dan pola menstruasi. Respons psikologis dapat berupa perasaan ketidaktenangan dan ketenangan emosional semakin meningkat, merasa aktivitas menjadi membosankan dan terasa lebih sulit, serta timbul perasaan ketakutan dan kecemasan yang tidak dapat dijelaskan apa penyebabnya.

Pada respon perilaku sering merasa badan terasa akan jatuh dan serasa mau pingsan, kehilangan respons tanggap terhadap situasi, ketidakmampuan untuk melaksanakan kegiatan rutin sehari-hari, daya konsentrasi dan daya ingat menurun. Keadaan ini bisa terjadi beberapa jam hingga beberapa hari.

3)      Stres berat

Pada tingkat ini lahan persepsi individu sangat menurun dan cenderung memusatkan perhatian pada hal-hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi stres. Individu tersebut mencoba memusatkan

Pada tingkat stres ini juga mempengaruhi aspek fisiologik yang didapatkan seperti, gangguan sistem pencernaan semakin berat, ketidakteraturan pada siklus menstruasi, debaran jantung semakin keras, sesak napas dan sekujur tubuh terasa gemetar. Pada respons psikologis didapatkan, merasa kelelahan fisik semakin mendalam, timbul perasaan takut, cemas yang semakin meningkat, mudah bingung dan panik. Respons perilaku dapat terjadi tidak dapat menyelesaikan tugas sehari-hari.

Sheldon membagi tipe kepribadian menjadi tiga berdasarkan bentuk tubuh yaitu, tipe kepribadian endomorf, tipe kepribadian mesomorf, dan tipe kepribadian ektomorf. Tipe kepribadian ini disebut tipe kepribadian somatotype Sheldon: 25

1)      Tubuh tipe mesomorf ditandai dengan wujud yang segi-segi dan keras, kokoh, tahan sakit. Tidak heran orang dengan tipe ini menyukai kegiatan yang menuntut kekuatan fisik, tantangan sehingga membuat remaja lebih sering berada dalam kondisi penuh tekanan yang dapat menyebabkan stres. Tipe mesomorf memiliki sifat yang kompetitif, agresif, menyukai tantangan, dan emosi mudah meledak-ledak, suatu peristiwa bagi sebagian orang merupakan hal yang wajar namun bagi orang yang memiliki tipe kepribadian ini peristiwa yang sama merupakan peristiwa besar dan menimbulkan masalah yang serius.

2)      Tubuh tipe endomorf dimana tubuh cenderung mudah menjadi gemuk, tulang dan otot relatif kurang berkembang, dan fisik secara umum tidak cocok untuk kegiatan fisik yang berat. Sehingga lebih memilih untuk menghindari kondisi penuh tekanan yang dapat menyebabkan stres. Tipe endomorf memiliki sifat yang ramah, mudah bersosialisasi, santai, lebih suka bekerja sama, dan memiliki emosi yang seimbang.

3)       Tubuh tipe ektomorf ditandai dengan bentuk tubuh yang tipis tinggi, dan otot yang lemah. Remaja dengan tipe ini mudah lelah sehingga tidak tahan ketika berada dalam kondisi tertekan. Tipe ektomorf memiliki sifat yang tertutup, tidak percaya diri, tertekan secara emosional, sukar bersosialisasi, dan emosi tidak stabil, menanggung beban masalahnya sendiri serta sedikit dukungan yang diterimanya membuat ia tertekan secara emosional. Itulah sebabnya tipe kepribadian ini rentan stres.

Ada 2 tipe stres yaitu:24

1)      Stres Akut

Stres akut merupakan respon tubuh terhadap ancaman tertentu, tantangan atau ketakutan. Respons stres akut akan segera dan instensif di beberapa keadaan, dapat menimbulkan gemetaran.

2)      Stres Kronis

Stres kronis lebih sulit diatasi daripada stres akut. Stres akut akan menimbulkan masalah kesehatan seperti sakit kepala dan insomnia dan berlangsung lama (bertahun-tahun).

c.        Perubahan Hormon Saat Stres

Perubahan-perubahan hormon yang terjadi dalam keadaan stres adalah : 26

1)      Kortisol

Berperan kunci dalam adaptasi terhadap stres. Segala jenis stres merupakan rangsangan utama bagi peningkatan sekresi kortisol. Peningkatan drastis sekresi kortisol, yang diperantarai oleh susunan saraf pusat melalui peningkatan aktivitas sistem CRH-ACTH, terjadi sebagai respon terhadap segala jenis situasi stres. Besar peningkatan konsentrasi kortisol plasma umumnya setara dengan intensitas stimulus stres berat menyebabkan peningkatan sekresi kortisol yang lebih besar daripada stres ringan. Kortisol juga berperan dalam kronik stres, adanya peningkatan kadar kortisol merupakan indikator yang baik bagi seseorang yang mengalami kronik stres atau stres yang berulang-ulang. Akibat kronik stres menyebabkan penekanan sistem imun tubuh sebagai akibat efek dari kortisol.

2)      Gonadotropin

Stres menyebabkan penekanan gonadotropin dan hormon steroid yang akan menyebebkan gangguan siklus menstruasi. Tekanan psikologis dan sosial yang akut dan kronis dapat menggangu sekresi hormon reproduksi manusia. Gangguan ini bisa halus, yang terdiri dari penekanan ringan pada sekresi hormon reproduksi yang mendasari penurunan tingkat kesuburan dan perilaku reproduksi. Terlalu lama stres dapat menyebabkan gangguan fungsi reproduksi. Perjalanan gonadotrophin releasing hormon ke hipofisis menurun karena peningkatan sekresi CRH.

3)      Hormon Tiroid

Fungsi tiroid biasanya menurun selama kondisi stres. Stres menghambat sekresi thyroid-stimulating hormone (TSH) melaui aksi glukokortikoid pada sistem saraf pusat.

4)      Peningkatan epinephrine

Memperkuat sistem saraf simpatis untuk mempersiapkan tubuh menghadapi stres. Epinephrine akan memobilisasi simpanan karbohidrat dan lemak, meningkatkan kadar glukosa dan asam lemak darah.

5)      Peningkatan ACTH

ACTH adalah salah satu dari peptide yang mempermudah proses belajar dan perilaku, masuk akal jika peningkatan ACTH selama stres psikososial membantu tubuh agar lebih siap menghadapi stresor serupa di masa mendatang dengan perilaku yang sesuai.

6)      Peningkatan Glukagon dan Penurunan Insulin

Epinephrine dan glukagon, yang kadarnya meningkat selama stres, meningkatkan glycogenolysis dan (bersama kortisol) membentuk glukoneogenesis di hati. Namun insulin yang sekresi nya tertekan selama stres mempunyai efek yang berlawanan terhadap glycogenolysis di hati. Apabila insulin tidak dengan sengaja dihambat selama respon stres, hiperglikemia yang ditimbulkan oleh stres akan merangsang sekresi insulin untuk menurunkan kadar glukosa. Akibatnya peningkatan kadar glukosa darah tidak dapat dipertahankan. Respon-respon hormonal yang berkaitan dengan stres juga mendorong pengeluaran asam lemak dari simpanan lemak, karena epinephrine, glucagon dan kortisol meningkatkan lipolisis, sedangkan insulin menghambatnya.

7)      Peningkatan Aldosterone

Selama stres selain terjadi perubahan hormon dan secara bersamaan juga hormon diaktifkan untuk mempertahankan volume dan tekanan darah. Sistem simpatis dan epinephrine berperan penting dengan langsung bekerja pada jantung dan pembuluh darah untuk meningkatkan fungsi sirkulasi. Sistem hormon aldosteron juga diaktifkan sebagai akibat dari penurunan aliran darah ke ginjal yang dipicu oleh sistem simpatis. Sekresi aldosteron juga disebabkan oleh rangsangan dari angiotensin II dan peningkatan K+ plasma, dan rangsangan dari ACTH walaupun lemah.

8)      Peningkatan Vasopresin

Sekresi vasopresin juga meningkat selama keadaan stres. Secara keseluruhan hormon ini meningkatkan volume plasma dengan efek retensi Na dan H2O. Diperkirakan peningkatan volume plasma ini merupakan tindakan pencegahan untuk membantu mempertahankan tekanan darah sekiranya terjadi pengeluaran akut cairan plasma melalui perdarahan atau keringat berlebihan selama masa stres tersebut. Vasopresin juga diperkirakan mempermudah proses belajar, yang berdampak pada adaptasi terhadap stres di masa mendatang.

9)      Peningkatan kadar Oksitosin

Oksitosin dikatakan mempunyai efek Stres Induced Tachycardia, menyebabkan bradikardia, yaitu menghambat respon tachycardia akibat stres fisik. Sehingga vasopresin dan oksitosin bertugas mengontrol denyut nadi pada saat stres fisik.

10)  Peningkatan kadar Growth Hormon

GH adalah hormon yang di sekresi oleh hipofisis anterior dengan efek merangsang pertumbuhan seluruh jaringan dan efek metabolik yaitu meningkatkan hampir semua asam amino dan sintesis protein oleh sel, menggunakan lemak dari tempat penyimpanannya dan menghemat karbohidrat. Dikatakan bahwa kadar GH akan meningkat pada keadaan stres, latihan fisik, dan tidur.

 

 

11)  Hormon Estrogen

Pada masa ovulasi, biasanya akan ada peningkatan hormon estrogen, namun saat stres rasa cemas akan mempengaruhi sistem tubuh dan membuat keseimbangan hormon ikut terganggu. Kadar estrogen akan menurun saat stres akibatnya siklus jadi tidak teratur.

d.       Gejala Stres

Berikut adalah gejala stres menurut beberapa ahli:24

Tabel 2.1

Gejala Stres Menurut Beberapa Ahli

Tokoh

Aspek

Keterangan

Cary Cooper & Alison straw

Fisik

Mulut dan tenggorokan kering, tangan lembab, panas, otot tegang, pencernaan terganggu, sembelit, letih tak beralasan, gelisah.

Perilaku

Bingung, cemas, sedih, jengkel, salah paham, gagal, tidak menarik, tidak bersemangat, susah konsentrasi.

Watak dan kepribadian

Berlebihan berhati-hati, panik, pemarah, kurang percaya diri.

Bram

Fisik

Insomnia, sakit kepala, sulit BAB, gangguan pencernaan, radang usus, gatal-gatal.

 

Emosional

Pemarah, mudah tersinggung, sensitif, gelisah, pencemas, sedih, cengeng, dan mood berubah-ubah.

 

Intelektual

Pelupa, kacau pikirannya, daya ingat menurun, melamun

 

Interpersonal

Acuh tak acuh, kurang percaya pada orang lain, mengingkari janji,  suka mencari orang lain, introvert, mudah menyalahkan orang lain.

 

 

 

Beberapa gejala-gejala stres pada remaja antara lain:27

1)      Hilang minat terhadap kegiatan yang disenangi.

2)      Hilang selera makan, yang berujung pada penurunan berat badan.

3)      Terlihat lelah, atau kekurangan energi. Memiliki perasaan tidak berharga dan tidak memiliki harapan.

4)      Rasa bersalah yang tidak pada tempatnya.

5)      Tidak mampu berkonsentrasi dan berpikir jernih.

6)      Melankolik (rasa sedih berlebihan) yang biasanya disertai bangun pagi terlambat dua jam dari biasanya, rasa tidak berdaya di pagi hari dan bergerak lebih lamban.

7)      Pusing atau sakit perut.

8)      Mempunyai keinginan atau harapan untuk mati, bahkan bunuh diri.

e.       Fungsi Stres

Stres sendiri memiliki fungsi bagi individu yaitu:24

1)      Fungsi stres bagi spritualitas, stresor akan membawa manusia menuju tujuan hidupnya yang hakiki. Begitulah fungsi stresor kegagalan, kesusahan yang menyedihkan hati selalu ada untuk mendidik manusia menjadi lebih baik.

2)      Fungsi stres bagi jiwa, stres memberikan pengalaman yang tidak menyenangkan sehingga manusia menyadari dan mengetahui tingkat kemampuan yang dimilikinya sehingga akan bermanfaat nanti ketika mengalami masalah.

3)      Fungsi stres bagi tubuh, untuk meningkatkan kewaspadaan dan melindungi tubuh dari bahaya yang mengancam.

f.       Penyebab Stres pada Remaja

Menurut psikolog Amelia, penyebab stres pada remaja adalah :27

1)      Terkait dengan hal-hal yang mereka harapkan. Misalnya, orang tua ingin anaknya berprestasi di sekolah, tetapi anak tidak mampu memenuhi harapan itu, maka jadi stres.

2)      Dipicu dari beberapa kejadian. Misalnya, kehilangan orang tua atau sesuatu yang disayangi, konflik keluarga seperti perceraian atau pertengkaran orang tua, dan lain-lain.

3)      Disebabkan oleh penyakit yang menimpa anggota keluarga. Seperti ketergantungan obat.

4)      Perubahan mood atau suasana hati tidak stabil.

Garfinkel (dalam Walker 2002) mengatakan secara umum penyebab stres pada remaja adalah :27

1)      Putus dengan pacar.

2)      Perbedaan pendapat dengan orang tua.

3)      Bertengkar dengan saudara perempuan dan laki-laki.

4)      Perbedaan pendapat antara orang tua.

5)      Perubahan status ekonomi pada orang tua.

6)      Sakit yang diderita oleh anggota keluarga.

7)      Masalah dengan teman sebaya.

8)      Masalah dengan orang tua.

g.      Dampak Stres

Dampak stres bagi remaja adalah:1

1)      Sulit berkonsentrasi dalam belajar.

2)      Menurunkan prestasi remaja dalam bidang akademik.

3)      Menghasilkan perilaku agresif yang akan tetap ada walaupun peristiwa yang membuat stres tersebut sudah hilang.

4)      Depresi, kecemasan hingga penyalahgunaan obat.

5)      Pola makan dan tidur menjadi tidak teratur.

6)      Siklus menstruasi menjadi tidak teratur.

Dampak stres yang berkepanjangan adalah:24

1)      Penyakit jantung : frekuensi jantung tidak teratur, arteri koroner

2)      Gangguan vascular atau sentral : hipertensi, stroke

3)      Gangguan pernapasan : asma, hiperventilasi

4)      Gangguan gastrointestinal : anoreksia, obesitas, diare, tukak lambung

5)      Gangguan musculoskeletal : sakit kepala, nyeri punggung, gagal tumbuh

6)      Gangguan kulit : jerawat, psoriasis

7)      Gangguan sistem imun : disfungsi tiroid, kanker, penyakit otoimun.

8)      Gangguan reproduksi : amenore, impoten, keguguran, gangguan menstruasi

9)      Gangguan perilaku : makan tidak teratur, penggunaan obat, sulit tidur

10)  Gangguan psikologis : keletihan, depresi, sulit konsentrasi.

 

 

 

h.      Faktor-Faktor Stres pada Remaja

Menurut Walker (2002), ada 3 faktor yang menyebabkan remaja menjadi stres, yaitu :27

1)      Faktor Biologis :

a)      Sejarah depresi dan bunuh diri di dalam keluarga.

b)      Penggunaan obat-obatan dan alkohol dalam keluarga.

c)      Siksaan secara seksual dan fisik di dalam keluarga.

d)     Penyakit yang serius yang diderita remaja atau anggota keluarga.

e)      Sejarah keluarga atau individu dari kelainan psikiatris.

f)       Kematian salah satu anggota keluarga.

g)      Ketidakmampuan belajar atau ketidakmampuan mental atau fisik.

h)      Perceraian orang tua.

i)        Konflik dalam keluarga.

2)      Faktor kepribadian :

a)      Tingkah laku impulsif, obsesif dan ketakutan yang tidak nyata.

b)      Tingkah laku agresif dan antisosial.

c)      Penggunaan dan ketergantungan obat terlarang.

d)     Hubungan sosial yang buruk dengan orang lain.

e)      Masalah dengan tidur atau makan.

3)      Faktor psikologis dan sosial :

a)      Kehilangan orang yang dicintai.

b)      Tidak dapat memenuhi harapan orang tua.

c)      Tidak dapat menyelesaikan konflik.

d)     Pengalaman yang dapat membuatnya merasa rendah diri.

e)      Pengalaman buruk.

i.        Mengendalikan Stres

Stres pada remaja dapat diatasi baik di dalam maupun di luar rumah. Langkah pertama dalam mengatasi stres pada remaja adalah mengidentifikasi penyebab dari stres mereka. Dugaan bahwa tidak ada alasan fisik untuk stres pada remaja harus dihindari. Remaja harus diizinkan untuk berbicara dengan bebas tentang masalah mereka dan mereka harus diberi dukungan. Orang dewasa disekitarnya harus membantu dan mengajarinya tentang metode penghilang stres dan membuat target yang realistik untuk kegiatan kurikuler ataupun ekstrakurikuler mereka.27

Orang tua atau guru harus meminta remaja untuk mendefinisikan stres menurut mereka, memberikan contoh suatu kejadian dan menanyakan tentang respon mereka terhadap kejadian itu. Berikan saran tentang respon stres yang normal dan jelaskan tentang cara untuk menangani stres. Terangkan kepada mereka bahwa stres yang berbeda akan memberi respon yang berbeda pada orang yang berbeda. Juga beri masukan untuk menghindari metode yang tidak sehat dalam mengatasi stres seperti bertengkar, penggunaan alkohol atau narkoba. Selama dalam keadaan stres yang dialaminya, dukungan penuh harus diberikan oleh orang-orang di sekitarnya. Remaja, seperti anak-anak dan beberapa orang dewasa belumlah siap untuk mengatasi masalah-masalah besar sendirian.27

 

Cara mengendalikan stres yaitu:28

1)      Sikap, keyakinan dan pikiran harus positif, fleksibel, rasional dan adaptif terhadap orang lain.

2)      Kendalikan faktor penyebab stres dengan cara kemampuan menyadari, kemampuan untuk menerima, kemampuan untuk menghadapi, kemampuan untuk bertindak.

3)      Perhatikan diri, proses interpersonal dan interaktif serta lingkungan.

4)      Kembangkan sikap efisien.

5)      Relaksasi dan visualisasi

6)      Melakukan teknik pernapasan dalam, mandi air hangat, tertawa, pijat, membaca dan istirahat teratur.

Setiap individu mempunyai kemampuan yang berbeda dalam mengatasi stres, yaitu:28

1)         Tipe yang rentan (vulnerable)

Individu tipe ini memiliki resiko tinggi mengalami stres dengan ciri-ciri memiliki cita-cita yang tinggi (ambisius), agresif, suka bersaing yang tidak sehat, emosional, terlalu percaya diri, terlalu waspada, hiperaktif, otoriter, disiplin waktu yang ketat, kurang rileks, suka terburu-buru, tidak mudah bergaul, tidak ramah, sulit dipengaruhi, kaku, berusaha keras agar sesuatunya terkendali.

2)         Tipe yang kebal (immune)

Individu tipe ini kebal terhadap stres dengan ciri-cirinya memiliki cita-cita yang wajar, berkompetisi secara sehat, tidak agresif, tidak memaksakan diri, emosi terkendali, cara berbicara dan bertindak tenang, seimbang waktu bekerja dan beristirahat, kooperatif, ramah, mudah bergaul, fleksibel, akomodatif, tidak merasa paling benar, mampu menahan dan mengendalikan diri.

j.        Sumber Stres

          Manusia mengalami stres dari tiga sumber utama yaitu:3

1)      Stres lingkungan mencakup kebisingan, kepadatan, tekanan waktu, standar prestasi, ancaman terhadap rasa aman dan harga diri serta penyesuaian diri dengan teman, pasangan, masalah keluarga, keuangan, tujuan yang berbeda di antara anggota keluarga.

2)      Stres fisiologik (dari tubuh) antara lain perubahan kondisi tubuh seperti masa remaja, menstruasi, proses menua, kecelakaan, kurang gizi, kurang tidur.

3)      Stres pikiran merupakan pemaknaan diri dan lingkungan dimana pikiran menginterpretasi dan menerjemahkan pengalaman perubahan. Umumnya dikarenakan konflik yang terjadi antara keinginan dan kenyataan yang berbeda.

Stres normal merupakan reaksi alamiah yang berguna, karena stres akan mendorong kemampuan seseorang untuk mengatasi kesulitan kehidupan. Persaingan yang banyak, tuntutan, dan tantangan dalam dunia modern ini, menjadi tekanan dan beban stres (ketegangan) bagi semua orang. Tekanan stres yang terlampau besar hingga melampaui daya tahan individu, maka akan timbul gejala - gejala seperti sakit kepala, gampang marah, dan tidak bisa tidur. Stres yang berlangsung cukup lama, tubuh akan berusaha mengadakan penyesuaian sehingga timbul perubahan patologis bagi penderitanya.4

k.      Manajemen Stres

Stres yang terjadi pada seseorang disebabkan karena faktor kemampuan individu mempersepsikan stresor dimana apabila stresor yang dipersepsikan akan berakibat buruk maka stres yang dirasakan akan sangat berat begitu juga sebaliknya, apabila stresor yang dipersepsikan tidak mengancam dan individu mampu mengatasi maka stres yang dirasakan akan lebih ringan.13

Cara mengatasi atau mengurangi dampak stres adalah:24

1)      Apabila stresor memiliki komponen psikologis, individu didorong untuk membicarakan tentang kekhawatirannya pada keluarga, teman atau ahli terapi.

2)      Apabila stresor adalah fisik, intervensi untuk mengurangi nyeri dan mencegah infeksi sangat penting. Olahraga teratur dapat meningkatkan pelepasan endorphin yang dapat mengurangi dampak stresor.

3)      Latihan relaksasi, bernapas dan visualisasi secara ketat. Berlatih untuk percaya diri dan ketenangan yang lebih besar, sehingga mampu mengubah pandangan tentang dunia sebagai hasil menangani stres.

4)      Relaksasi progresif merupakan teknik yang berfokus pada relaksasi otot. Dapat dilakukan dengan cara telentang ditempat tidur atau bersandar di kursi yang nyaman.

5)      Sikap yang positif, gaya hidup sehat yang termasuk di dalamnya tidur cukup, diet cukup, makan buah dan sayur.

6)      Tingkatkan manajemen waktu. Bekerja melebihi waktu adalah suatu hal yang menyebabkan timbulnya stres. Atur waktu agar dapat bekerja lebih efisien dan rileks.

l.        Alat Ukur Tingkat Stres

Tingkat stres diukur dengan kuesioner Perceived Stres Scale (PSS-10). PSS-10 adalah instrumen psikologis yang paling banyak digunakan untuk mengukur tingkat stres. PSS-10 mengukur sejauh mana situasi dalam kehidupan seseorang dinilai sebagai stres. Item yang dirancang untuk mendapatkan hal terduga, tak terkendali dan kelebihan beban yang ada dalam kehidupan responden. Skala ini juga mencakup sejumlah pertanyaan langsung tentang tingkat stres. PSS-10 dirancang untuk digunakan dalam sampel masyarakat dengan minimal pendidikan SMP. Selain itu, pertanyaan-pertanyaan yang bersifat umum dan karenanya relatif bebas dari konten yang spesifik. Pertanyaan-pertanyaan di PSS-10 menanyakan tentang perasaan dan pikiran selama beberapa bulan belakangan ini. Dalam setiap kasus, responden ditanyakan tentang seberapa sering mereka merasakan gejala-gejala yang berkaitan dengan stres. PSS-10 merupakan kuesioner yang terdiri dari 10 pertanyaan dengan mengisi jawaban yang paling sering dirasakan oleh responden. 29

 

 

Hasil jawaban dari responden akan diberi kode:

a)      Tidak pernah diberi skor 0

b)      Hampir tidak pernah (1-2 kali) diberi skor 1

c)      Kadang-kadang (3-4 kali) diberi skor 2

d)     Hampir sering (5-6 kali) diberi skor 3

e)      Sangat sering (lebih dari 6 kali) diberi skor 4.

Kemudian penilaian tersebut diakumulasikan sesuai dengan tingkatan stres sebagai berikut:

a)      Stres ringan : skor 1-14

b)      Stres sedang : skor 15-26

c)      Stres berat : skor >26

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

B. Kerangka Teori

Oligomenore

Amenore

Siklus menstruasi menjadi tidak teratur

Polimenore

Dampak siklus menstruasi tidak teratur:

1.      Anemia

2.      Gangguan Kesuburan

3.      Osteopenia (Penurunan Kepadatan tulang)

 

 

STRES

Peningkatan sekresi kortisol dan penekanan pada gonadotropin

Gangguan pada hormon FSH dan LH sehingga kadar hormon estrogen menurun  

Faktor yang mempengaruhi siklus menstruasi remaja:

1. Hormon

2. IMT

3. Stres

4. Aktivitas fisik

5. Diet

 

 

Respon Psikologis

Sumber stres pada remaja:

1. Lingkungan

2. Fisiologik  (dari tubuh)

3. Pikiran

 

Respon Fisiologis

Respon Adaptif

Hipotalamus

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Sumber: Arif A (2018), Amir N (2014), Oktaviana (2017), dan Islamy (2019).

 

Gambar 1

Kerangka Teori Hubungan Tingkat Stres dengan Siklus Menstruasi

 

C. Kerangka Konsep

Pada kerangka konsep ini dijelaskan mengenai variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen. Sedangkan varabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. 30

Variabel independen yaitu tingkat stres pada remaja sedangkan variabel dependen adalah siklus menstruasi pada remaja.

Variabel independen                                          Variabel dependen

Tingkat stres

Siklus menstruasi

 

 

 


Gambar 2

Hubungan Tingkat Stres dengan Siklus Menstruasi Pada Remaja Putri di

 SMA Negeri 9 Padang tahun 2020

 

 

D. Hipotesa

Hipotesa adalah suatu pernyataan yang  masih lemah dan membutuhkan pembuktian untuk menegaskan apakah hipotesis tersebut dapat diterima atau ditolak berdasarkan fakta atau data empiris yang yang telah dikumpulkan dalam penelitian.30

Hipotesis dalam penelitian ini adalah Ha : adanya hubungan tingkat stres dengan siklus menstruasi pada remaja SMA Negeri 9 Padang tahun 2020.

 

E. Definisi Operasional

Tabel 2.2

Hubungan Tingkat Stres dengan Siklus Menstruasi Pada Remaja Putri di

SMA Negeri 9 Padang Tahun 2020

 

No

Variabel

Definisi operasional

Cara ukur

Alat ukur

Hasil ukur

Skala ukur

1.

Tingkat stres

Suatu reaksi yang dihasilkan oleh tubuh saat menghadapi suatu peristiwa

Kuesioner

Kuesioner PSS-10

1 : Ringan, jika skor 1-14.

 

2 : Sedang, jika skor 15-26.

 

3 : Berat, jika skor >26

Ordinal

2.

Siklus menstruasi

merupakan waktu sejak hari pertama mensturasi sampai datangnya mensturasi periode berikutnya

Kuesioner

Kuesioner

Menstruasi

1 : Teratur, jika jarak menstruasi berikutnya 21-35 hari.

 

2: Tidak teratur, jika jarak menstruasinya <21 hari dan >35 hari atau tidak datang haid selama 3 bulan terakhir.

Nominal

 

 

 

 

 

 


BAB III

METODE PENELITIAN

 

A.    Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian ini bersifat survey analitik menggunakan desain cross sectional. Pendekatan cross sectional adalah rancangan penelitian dengan melakukan pengukuran atau pengamatan pada saat bersamaan (sekali waktu).30 

B.     Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di SMA Negeri 9 Padang yang beralamat di Jl. Pasar Baru Kelurahan Cupak Tangah, Kecamatan Pauh, Kota Padang. Waktu penelitian dilakukan mulai bulan Januari sampai Juni 2020. Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 18 Maret 2020.

C.    Populasi dan Sampel

1.      Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya.30 Dalam penelitian ini populasinya adalah semua siswi Kelas XII SMA Negeri 9 Padang yang berusia >18 tahun. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 152 orang peserta didik perempuan.

 

2.      Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Penentuan jumlah sampel dilakukan dengan cara perhitungan statistik yaitu dengan menggunakan  Rumus Slovin. Rumus Slovin digunakan untuk menentukan ukuran sampel dari populasi yang telah diketahui jumlahnya yaitu sebanyak 152 orang. 31

Rumus Slovin:

 

Keterangan:

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

d = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolerir, kemudian dikuadratkan.

Presisi yang ditetapkan adalah 10%, maka:

= 60,31 = 60 orang

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, sampel yang didapat berjumlah 60 siswi.

Adapun kriteria sampel dalam penelitian adalah:

a.       Kriteria inklusi

Dalam penelitian ini kriteria inklusinya adalah:

1)      Siswi yang hadir saat penelitian

2)      Bersedia menjadi responden

b.      Kriteria eksklusi

Dalam penelitian ini kriteria eksklusinya adalah :

1)      Siswi yang mengalami penyakit reproduksi seperti kista atau mioma.

2)      Siswi yang memiliki tubuh sangat gemuk atau sangat kurus.

3)      Siswi yang memiliki aktivitas fisik yang berat.

4)      Siswi yang diet.

5)      Siswi dengan riwayat anemia.

3.      Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang dilakukan dengan cara proportionate random sampling yaitu suatu cara pengambilan sampel yang digunakan bila anggota populasinya tidak homogen yang terdiri kelompok yang homogen atau berstrata secara proporsional. Peneliti mengambil wakil-wakil dari tiap-tiap kelompok yang ada dalam populasi yang jumlahnya disesuaikan dengan jumlah anggota subjek yang ada di dalam masing-masing kelompok tersebut.30

 

 

No

Kelas

Jumlah perkelas x jumlah sampel diinginkan

Jumlah populasi

Jumlah

1

XII IPA 1

16 x 61

152

6,42 = 6 orang

2

XII IPA 2

18 x 61

152

7,22 = 7 orang

3

XII IPA 3

20 x 61

152

8,02 = 8 orang

4

XII IPA 4

16 x 61

152

6,42 = 6 orang

5

XII IPA 5

19 x 61

152

7,6 = 8 orang

6

XII IPS 1

22 x 61

152

8.8 = 9 orang

7

XII IPS 2

20 x 61

152

8,02 = 8 orang

8

XII IPS 3

21 x 61

152

8,42 = 8 orang

Jumlah

60 orang

 

D.    Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah kuesioner. Kuesioner adalah alat ukur yang berupa angket dengan beberapa pertanyaan. Alat ukur ini digunakan bila responden jumlahnya besar dan dapat membaca dengan baik yang dapat mengungkapkan hal-hal yang bersifat rahasia.30

E.     Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu:

1.      Tahap persiapan

a.       Peneliti mengajukan surat izin pengambilan data awal ke sekretariat D IV Kebidanan Poltekkes Kemenkes Padang.

b.      Memasukkan surat izin ke bagian Tata Usaha SMA Negeri 9 Padang untuk pengambilan data awal.

c.       Survey data awal di SMA Negeri 9 Padang.

d.      Penyusunan instrument penelitian.

e.       Pengurusan surat izin penelitian sekretariat D IV Kebidanan Poltekkes Kemenkes Padang.

f.       Memasukkan surat izin penelitian ke Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat.

g.      Mengantarkan surat izin dari dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat ke SMA Negeri 9 Padang.

2.      Tahap Pelaksanaan

a.       Peneliti melakukan kontak dengan sekolah, dimana penelitian dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 18 Maret 2020.

b.      Peneliti menentukan kriteria responden sesuai dengan kriteria inklusi dan semua telah memenuhi syarat inklusi.

c.       Melakukan pengenalan diri dan serta menyampaikan maksud dan tujuan diadakan penelitian kepada siswa dan siswi SMA Negeri 9 Padang.

d.      Penelitian dilaksanakan satu kali pelaksanaan secara serentak dengan menggunakan 8 kelas melibatkan masing-masing wali kelas sebagai enumerator. Enumerator tersebut telah diberikan penjelasan oleh peneliti terkait kuesioner dan telah memahami prosedur dalam penelitian. Enumerator membantu peneliti dalam membagikan kuesioner, mengawasi responden dan membantu peneliti menjawab pertanyaan responden.

e.       Responden yang telah terpilih dipersilahkan untuk menanda tangani informed concent dan mengisi kuesioner dengan jujur.

f.       Responden diberikan kesempatan untuk bertanya jika ada hal yang masih kurang dipahami dalam pengisian kuesioner.

g.      Kuesioner yang telah terkumpul seluruhnya akan diperiksa kelengkapan data dan pengisian kuesioner di dalam kelas tersebut.

h.      Setelah data terkumpul lengkap dan benar peneliti akan melakukan pengolahan data dan analisa data.

F.     Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data

1.      Teknik Pengolahan Data

a.       Pengecekan data (editing)

Editing adalah mengoreksi jawaban yang telah diberikan responden, apabila ada data yang salah atau kurang segera dilengkapi. Dalam penelitian ini pengisian lembar ceklist dan kuesioner pada data sudah diisi lengkap.

b.      Pengkodean data (coding)

Coding merupakan pengkodean terhadap beberapa variabel yang akan diteliti dengan tujuan untuk mempermudah pada saat entry data. Untuk kuesioner tingkat stres, kategori berat diberi kode 3, sedang diberi kode 2, dan ringan diberi kode 1. Sedangkan untuk siklus menstruasi, teratur diberi kode 1 sedangkan tidak teratur diberi kode 2.

 

c.       Memasukkan data (entry data)

Data yang telah diberi kode dimasukkan menjadi data komputer.

d.      Memproses data (processing)

Pada tahap ini data diproses dan dianalisa dari semua lembar observasi yang lengkap dan benar untuk dianalisis dengan sistem komputerisasi.

e.       Membersihkan data (cleaning)

Cleaning merupakan pembersihan data untuk mencegah kesalahan yang mungkin terjadi. Dalam pengolahan ini data sudah bersih dari kesalahan.

2.      Analisis Data

Dalam penelitian ini data dianalisis dengan komputerisasi dan menggunakan dua cara:

a.       Analisis Univariat

Analisis univariat adalah analisis yang digunakan untuk menjelaskan karakteristik setiap variabel penelitian. Analisis univariat menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase masing-masing variabel.30

b.      Analisis Bivariat

Analisis bivariat adalah untuk melihat hubungan variabel dependen dan independen. Uji statistik analisis dilakukan dengan menggunakan uji Chi Square. Keputusan hasil uji statistik dengan membandingkan nilai p (p value) dan nilai α (0,05). Apabila nilai hitung (resultant value) lebih besar daripada nilai kritis maka H0 ditolak dan Ha diterima. Sementara jika nilai hitung lebih kecil daripada nilai kritis maka H0 diterima dan Ha ditolak.30

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

 

A.    Hasil Penelitian

1.      Gambaran Umum Lokasi Penelitian

SMA Negeri 9 Padang merupakan sekolah negeri yang terletak di Jalan Pasar Baru Kelurahan Cupak Tangah, Kecamatan Pauh, Kota Padang. SMA Negeri 9 Padang merupakan salah satu SMA di kota Padang yang terakreditasi A dengan luas tanah 14.883 m2 , sumber listrik yang digunakan yaitu PLN dengan daya listrik sebesar 33000 watt serta telah memiliki akses internet. SMA Negeri 9 Padang terdiri dari dua jurusan yaitu IPA dan IPS dengan jumlah murid seluruh kelas X, XI dan XII sebanyak 925 orang.

2.      Data Umum

Karakteristik responden yang diambil adalah remaja putri yang berusia diatas 18 tahun, tidak memiliki riwayat penyakit reproduksi, tidak memiliki riwayat anemia, usia menarche, berat badan tidak terlalu gemuk dan tidak terlalu kurus dan lama menstruasi.

 

 

 

 

 

a.      Karakteristik Responden berdasarkan Usia Menarche

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden berdasarkan Usia Menarche

 

NO

Usia Menarche

f

%

1

11 Tahun

6

10

2

12 Tahun

24

40

3

13 Tahun

18

30

4

14 Tahun

10

16.7

5

15 Tahun

2

3.3

Total

60

100

Dari Tabel 4.1 diketahui bahwa dari 60 responden, sebanyak 24 responden (40%) memiliki usia menarche 12 tahun.

b.      Karakteristik berdasarkan Berat Badan dan Tinggi Badan

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden berdasarkan Berat Badan

No

Berat Badan (Kg)

f

%

1

31 - 40

5

8.4

2

41 - 50

33

55

3

51 - 60

16

26.7

4

61 - 70

4

6.6

5

71 - 80

2

3.3

Total

60

100

Dari Tabel 4.2 diketahui bahwa dari 60 responden, sebanyak 33 responden (55%) memiliki berat badan antara 41-50 kg.

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden berdasarkan Tinggi Badan

No

Tinggi Badan

f

%

1

131 – 140

1

1.7

2

141 – 150

10

16.6

3

151 – 160

38

63.4

4

161 – 170

10

16.6

5

171 - 180

1

1.7

Total

60

100

Dari Tabel 4.3 diketahui bahwa dari 60 responden, sebanyak 38 responden (63.4%) memiliki tinggi badan antara 151-160 cm.

c.       Karakteristik berdasarkan Lama Menstruasi

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden berdasarkan Lama Menstruasi

No

Lama menstruasi (Hari)

f

%

1

<4

1

1.7

2

4-5

19

31.6

3

6-7

35

58.3

4

8-9

4

6.7

5

>9

1

1.7

Total

60

100

Dari Tabel 4.3 diketahui bahwa dari 60 responden, sebanyak 35 responden (58.3%) memiliki lama menstruasi 6-7 hari.

3.      Hasil Analisis Univariat

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada tanggal 18 Maret 2020 di SMA Negeri 9 Padang didapatkan distribusi gambaran variabel dependen dan variabel independen disajikan dalam bentuk table distribusi frekuensi.

a.      Siklus Menstruasi pada Remaja Putri di SMA Negeri 9 Padang Tahun 2020.

Tabel 4.5

Distribusi Frekuensi Siklus Menstruasi pada Remaja Putri di SMA Negeri 9 Padang Tahun 2020.

 

NO

Siklus Menstruasi

f

%

1.

Tidak Teratur

17

28.3

2.

Teratur

43

71.7

 

Jumlah

60

100

Dari tabel 4.5 diketahui bahwa dari 60 responden, lebih dari separoh memiliki siklus menstruasi teratur sebanyak 43 responden (71,7%).

b.      Tingkat Stres pada Remaja Putri di SMA Negeri 9 Padang Tahun 2020.

Tabel 4.6

Distribusi Frekuensi Tingkat Stres pada Remaja Putri di SMA Negeri 9 Padang Tahun 2020

 

NO

Tingkat Stres

f

%

1.

Berat

11

18.3

2.

Sedang

45

75

3.

Ringan

4

6.7

 

Jumlah

60

100

Dari tabel 4.6 dapat diketahui bahwa dari 60 responden, lebih dari separoh tingkat stres sedang sebanyak 45 responden (75 %).

4.      Analisis Bivariat

a.       Hubungan Tingkat Stres dengan Siklus Menstruasi pada Remaja Putri di SMA Negeri 9 Padang Tahun 2020.

Tabel 4.7

Distribusi Frekuensi Hubungan Tingkat Stres dengan Siklus Menstruasi pada Remaja Putri di SMA Negeri 9 Padang Tahun 2020

 

Tingkat Stres

Siklus menstruasi

Jumlah

%

p value

Teratur

Tidak teratur

Jumlah

%

Jumlah

%

Ringan

4

100

0

0

4

100

0,000

Sedang

37

82.2

8

17.8

45

100

Berat

2

18.2

9

81.8

11

100

Total

43

71.7

17

28.3

60

100

Dari Tabel 4.7 dapat diketahui dengan tingkat stres sedang memiliki siklus menstruasi tidak teratur sebanyak 8 responden (17.8%) dan dengan tingkat stres berat sebanyak 11 responden memiliki siklus menstruasi tidak teratur sebanyak 9 responden (81.8%).

Selain itu diperoleh nilai p value 0,000 (<0,05) sehingga Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti ada hubungan antara Tingkat Stres dan Siklus Menstruasi pada Remaja Putri di SMA Negeri 9 Padang Tahun 2020.

B.     Pembahasan

1.      Siklus Menstruasi

Hasil penelitian bahwa dari 60 responden, sebanyak 17 responden (28.3%) memiliki siklus menstruasi tidak teratur. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Sri Hazanah dan Nurlaila (2013) tentang Hubungan Tingkat Stres dan Siklus Menstruasi pada Remaja Putri (18-21 tahun) di Prodi D-III Kebidanan Balikpapan Poltekkes Kemenkes Kaltim terdapat 7 orang mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur, mereka mengatakan kadang-kadang sering terlambat “datang bulan” (menstruasi) terutama ketika mahasiswa mempunyai banyak tugas-tugas kuliah. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat stres berperan penting pada remaja, semakin stres remaja maka remaja cenderung mempunyai siklus menstruasi tidak teratur.3

Hal ini sesuai dengan teori Manuaba, 2009 yang mengatakan bahwa menstruasi pada perempuan umumnya teratur setelah mencapai usia 18 tahun. Siklus menstruasi merupakan waktu sejak hari pertama menstruasi sampai datangnya menstruasi periode berikutnya. Siklus menstruasi pada perempuan normalnya berkisar antara 21-35 hari. Remaja yang memiliki siklus menstruasi tidak teratur akan berdampak pada kesuburan dan juga bisa menyebabkan anemia. Siklus haid yang tidak teratur memiliki pola tertentu seperti siklus menstruasi yang memanjang atau lebih dari 35 hari (oligomenore), siklus menstruasi yang pendek kurang dari 21 hari atau dalam sebulan mengalami menstruasi lebih dari sekali (polimenore) bahkan tidak menstruasi selama 3 bulan (amenore). Perbedaan siklus ini ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu salah satunya adalah stres yang merupakan penyebab terjadinya gangguan menstruasi. 3

Hal ini sejalan dengan teori Menurut Benson dan Pernoll 2009, faktor yang dapat menyebabkan gangguan siklus menstruasi antara lain gangguan hormonal, status gizi, tinggi atau rendahnya IMT, stres, usia, tumor pada ovarium, dan kelainan pada sistem saraf pusat hipotalamus hipofisis.9,18

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa usia menarche, berat badan dan lamanya menstruasi juga mempengaruhi siklus menstruasi. Didapatkan bahwa ada remaja yang menarche paling tua diusia 15 tahun dengan lama menstruasi paling lama 10 hari. Menurut asumsi peneliti, hal ini dapat disebabkan karena pola makan yang salah sehingga mempengaruhi berat badan, pengaruh hormon, pengelolaan stres yang tidak baik, dan kurang berolahraga.

Upaya solusi yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya gangguan siklus menstruasi yaitu mengurangi stres, mengatur diet dan nutrisi, istirahat dan tidur, berolahraga, berhenti merokok, menghindari minuman keras, dan mengatur berat badan.

 

 

2.      Tingkat Stres

Hasil penelitian dapat diketahui bahwa dari 60 responden, lebih dari separoh sebanyak 45 responden (75%) mengalami tingkat stres sedang dan 11 responden mengalami tingkat stres berat (18.3%). Hasil ini sesuai dengan penelitian Tudoho Kundre (2014) mengenai Hubungan Stres Psikologis dengan Siklus Menstruasi Pada Siswi Kelas 1 Di SMA Negeri 3 Tidore Kepulauan menunjukan bahwa responden dengan stres berat yakni 4 responden (5,9%), stres sedang yakni 49 responden (72,1%), dan stres psikologis ringan yakni 15 responden (22,1%). Stres dapat disebabkan oleh stresor akademik, yaitu yang bersumber dari proses belajar mengajar atau yang berhubungan dengan kegiatan belajar yang meliputi lama belajar, banyaknya tugas, keputusan menentukan jurusan, dan kecemasan menghadapi ujian.16

Hal ini sesuai dengan teori menurut psikolog Amelia, stres merupakan suatu respon fisiologis, psikologis dan perilaku dari manusia yang mencoba untuk mengadaptasi dan mengatur baik tekanan internal dan eksternal (stresor). Penyebab stres pada remaja adalah terkait dengan hal-hal yang mereka harapkan. Misalnya, orang tua ingin anaknya berprestasi di sekolah, tetapi anak tidak mampu memenuhi harapan itu, maka jadi stres. Dipicu dari beberapa kejadian, misalnya kehilangan orang tua atau sesuatu yang disayangi, konflik keluarga seperti perceraian atau pertengkaran orang tua, dan lain-lain. Disebabkan oleh penyakit yang menimpa anggota keluarga, seperti ketergantungan obat. Dan perubahan mood atau suasana hati tidak stabil. 27

Menurut asumsi peneliti, dilihat pada hasil pengumpulan data gejala stres yang paling sering terjadi pada remaja putri yaitu sering marah karena sesuatu hal yang tidak terduga. Lebih dari separoh responden mengalami tingkat stres sedang. Stres yang dialami remaja disebabkan karena beberapa hal diantaranya aktivitas sekolah yang cukup padat, tingginya harapan agar siswa sukses di bidang akademik, dan kompetisi antar siswa serta tuntutan lulusan untuk masuk perguruan tinggi favorit karena murid kelas XII bersiap menghadapi Ujian Nasional sehingga menyebabkan remaja merasa stres.

Hal ini sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa gejala stres sedang adalah respons psikologis dapat berupa perasaan ketidaktenangan dan ketenangan emosional semakin meningkat, merasa aktivitas menjadi membosankan dan terasa lebih sulit, serta timbul perasaan ketakutan dan kecemasan yang tidak dapat dijelaskan apa penyebabnya. Pada respon perilaku sering merasa badan terasa akan jatuh dan serasa mau pingsan, kehilangan respons tanggap terhadap situasi, ketidakmampuan untuk melaksanakan kegiatan rutin sehari-hari, daya konsentrasi dan daya ingat menurun. Keadaan ini bisa terjadi beberapa jam hingga beberapa hari.24

Upaya yang dapat dilakukan sekolah guna mengurangi stres pada siswanya adalah dapat dimulai dari mencari sumber stress. Guru perlu waspada mengenai tanda – tanda ketika anak sudah merasa kewalahan dengan sekolahnya khususnya ketika ia sedang mengalami banyak jadwal les dan tugas sekolah, atau menghadapi suasana baru, lingkungan dan teman yang baru. Misalnya, waspada ketika siswanya sering sakit kepala, sakit perut, menolak pergi ke sekolah, dan lainnya secara mendadak namun langsung membaik jika ia tidak pergi ke sekolah. Jika siswanya sudah menunjukkan tanda – tanda stres, cobalah untuk duduk bersama dan mencari tahu apa yang menyebabkannya merasa stres. Ketika sumber utama yang menyebabkan siswa stres sudah diketahui, maka cara mengatasi stres pada siswa dapat mulai dilakukan.

Berolahraga merupakan cara yang baik untuk menurunkan tingkat stres. Usahakan untuk menemukan cara agar siswa tetap dapat menggerakkan tubuhnya dengan aktif, misalnya dengan banyak berjalan kaki, berenang, bersepeda, bermain di luar ruangan dan lain sebagainya.

Keinginan orang tua untuk melihat anaknya menjadi yang terbaik kerap kali membuat orang tua mengkritik secara keras apapun yang dilakukan anak, dengan tujuan agar anak dapat memperbaiki kesalahan yang diperbuat. Kritik yang diberikan terus menerus tanpa adanya saran berguna justru akan menambah beban pikiran anak sekolah dengan tuntutan agar ia selalu bersikap sempurna. Hindari untuk mengkritik remaja pada setiap perilaku dan kegiatannya. Lebih baik untuk mengarahkan dengan benar menggunakan bahasa yang enak didengar jika remaja melakukan kesalahan.

Selalu memberikan kata-kata motivasi juga merupakan salah satu cara mengurangi stress. Sebaiknya guru lebih sering memberikan perhatian personal kepada siswa melalui pertanyaan yang melegakan perasaan dan menenangkan pikiran remaja. Misalnya, guru mempercayakan suatu pekerjaan kepada siswanya atau guru memberi ucapan selamat dan bangga atas prestasi yang telah dicapai siswanya. Kata-kata yang mengandung motivasi akan memberikan efek positif pada remaja sehingga remaja bersemangat untuk belajar di sekolah.

3.      Hubungan Tingkat Stres dengan Siklus Menstruasi

Hasil penelitian dapat diketahui bahwa dari 4 responden dengan tingkat stres ringan seluruhnya memiliki siklus menstruasi teratur (100%), dari 45 responden dengan tingkat stres sedang memiliki siklus menstruasi teratur sebanyak 37 responden (82.2 %) dan tidak teratur sebanyak 8 responden (17.8%) dan dengan tingkat stres berat sebanyak 11 responden memiliki siklus menstruasi teratur sebanyak 2 responden (18.2%) dan tidak teratur sebanyak 9 responden (81.8%).

Berdasarkan hasil uji statistik Chi Square diperoleh hasil signifikan atau angka p= 0,000 jauh lebih rendah standar signifikan dari 0,05 atau (p < a), maka data H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti ada hubungan tingkat stres remaja dengan siklus menstruasi di SMA Negeri 9 Padang Tahun 2020.

Hal ini sejalan dengan penelitian Nurlaila (2013) di Kalimantan Timur terhadap remaja usia 18 tahun mengenai hubungan stres dengan siklus menstruasi menyatakan ada hubungan signifikan antara stres dengan siklus menstruasi, serta responden yang mengalami stres mempunyai peluang atau cenderung mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur. Hal tersebut sejalan pula dengan penelitian Sri Lestari Kartikawati (2017) di Bandung terhadap remaja usia 18 tahun mengenai hubungan stres dengan siklus menstruasi yang menyatakan bahwa ada hubungan antara stres dengan siklus menstruasi pada remaja.

Sejalan dengan teori Amir N (2014) stres akan memicu pelepasan hormon kortisol dimana hormon kortisol ini dijadikan tolak ukur untuk melihat derajat stres seseorang. Hormon kortisol di atur oleh hipotalamus otak dan kelenjar pituitari, dengan di mulainya aktivitas hipotalamus, hipofisis mengeluarkan hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone), dan proses stimulus ovarium akan menghasilkan estrogen. Jika terjadi gangguan pada hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone), dan LH (Lutenizing Hormon), maka akan mempengaruhi produksi estrogen dan progesteron yang menyebabkan ketidakteraturan siklus menstruasi.

Menurut asumsi peneliti, dari karakteristik responden yang didapat dari hasil penelitian, semakin tinggi tingkat stres yang dialami, siklus menstruasi juga mengalami ketidakteraturan. Adanya hubungan tingkat stres dengan siklus menstruasi dimana sebagian remaja mempunyai masalah sehingga menyebabkan stres, meskipun sebagian besar mengalami tingkat stres sedang saja tetapi tidak membuat sampai ke tahap stres berat. Karena pada remaja khususnya yang masih bersekolah tanggungan yang dirasakan tidak seberat tanggungan orang yang sudah bekerja dan berkeluarga, hanya saja yang dipikirkan persoalan tentang pelajaran, teman, dan lingkungan keluarga. Stres yang dialami juga tidak lama hanya beberapa saat saja tidak sampai ke tahap depresi. Seseorang yang mengalami stres disarankan untuk mengurangi faktor yang dapat menyebabkan stres dengan cara mengontrol emosi. Dengan mengontrol emosi dapat mempengaruhi produksi hormon kortisol menjadi normal. Dengan begitu seseorang tidak akan mengalami stres dan akan mempengaruhi siklus menstruasinya menjadi teratur.

Bagi siswa agar dapat melakukan manajemen waktu lebih baik sehingga tugas-tugas tidak terakumulasi di akhir semester yang menambah stressor bagi dirinya yang dapat menimbulkan kekacauan siklus mentruasi. Siswa hendaknya melakukan strategi menghadapi stres antara lain dengan pengenalan pada diri sendiri, penetapan tujuan hidup yang lebih jelas, pengaturan waktu yang baik. Perbaikan diri secara fisik dengan menjaga tubuh tetap sehat yaitu dengan memenuhi asupan gizi yang baik, olah raga teratur, istirahat yang cukup, melibatkan diri dalam suatu kegiatan, acara, organisasi dan ikut kegiatan kelompok sosial yang memberikan manfaat dan pengalaman.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

 

A.    Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1.      Sebagian besar siklus menstruasi pada remaja putri di SMA Negeri 9 Padang tahun 2020 teratur sebanyak 43 responden (71.7%).

2.      Sebagian besar tingkat stres remaja putri di SMA Negeri 9 Padang tahun 2020 yaitu stres sedang sebanyak 45 responden (75%)

3.      Terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat stres dengan siklus menstruasi remaja putri di SMA Negeri 9 Padang tahun 2020 (p value 0.000)

B.     Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka peneliti memberikan saran diantaranya:

1.      Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya perlu meningkatkan pengetahuan mengenai pengelolaan stres dalam menghadapi stresor penyebab stress serta diharapkan lebih meningkatkan pemberian informasi dalam peningkatan kesehatan reproduksi terutama pada gangguan siklus menstruasi. Penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi peneliti selanjutnya serta mampu dikembangkan sehingga hasil lebih baik.

2.      Bagi Tempat Penelitian

Bagi institusi sekolah agar menjadi bahan masukan dan informasi di untuk meningkatkan program kesehatan khususnya tentang stres dan siklus menstruasi serta lebih mendorong mahasiswinya lebih terbuka dalam menghadapi masalah – masalah dan halangan dalam proses belajar mengajar sehingga dapat membantu mengurangi beban stres yang dirasakan oleh mahasiswi. Sekolah dapat mencari sumber stres sehingga dapat diatasi berdasarkan sumber permasalahan. Serta lebih mendukung dan mengelola kegiatan - kegiatan ekstrakulikuler untuk meringankan beban tuntutan akademik dan menghindari jenuh pada siswa. Guru dapat menciptakan suasana belajar yang nyaman seperti tidak terlalu tegang pada saat pembelajaran dan kondusif, sehingga dapat menghindarkan siswi dari kondisi stres di lingkungan belajar mengajar. Selain itu peneliti merekomendasikan perlunya pelayanan bimbingan dan konseling terkait manajemen stres pada siswa.

3.  Bagi Institusi Pendidikan.

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor penyebab stres pada remaja putri dengan menggunakan desain penelitian yang berbeda serta diharapkan melakukan pengkajian lebih mendalam lagi terutama masalah yang berkaitan dengan tingkat stress kaitannya dengan perubahan siklus menstruasi dengan metode kuesionernya lebih terarah lagi.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

 

 

1.      Arif A. Hubungan Tingkat Stres dengan Siklus Menstruasi pada Remaja Putri di SMA Negeri 10 Padang. 2018;1–5.

 

2.      Setiawati SE. Pengaruh Stres Terhadap Siklus Menstruasi pada Remaja. J Major. 2015;4:94–8.

 

3.      Nurlaila. Hubungan Stres dengan Siklus Menstruasi pada Mahasiswa Usia 18-21 Tahun. J Husada Mahakam. 2013.

 

4.      Nathalia V. Hubungan Tingkat Stres dengan Siklus Menstruasi pada Mahasiswi STIT Diniyyah Putri Kota Padang Panjang. 2019;XIII(5):114–21.

 

5.      RISKESDAS (Riset Kesehatan Dasar). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Tahun 2010. Lap Nas 2010. 2013;1–446.  

 

6.      Indriani, Aisyah. Hubungan Status Gizi dengan Kejadian Anemia pada Remaja Putri. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah. Yogyakarta 2014;3(2):310–6.

 

7.      Fadila I, Kurniawati H. Upaya Pencegahan Anemia pada Remaja Putri Sebagai Pilar Menuju Peningkatan Kesehatan. FMIPA. 2018;78–89.

 

8.      Noprisanti, Masrul, Defrin. Hubungan Asupan Protein, Kalsium, Phosfor, dan Magnesium Dengan Kepadatan Tulang pada Remaja Putri Di SMP Negeri 5 Padang. J Kesehatan Andalas. 2018;7(Supplement 3):29–36 

 

9.      Oktaviana RR, Wulandari NP. Keteraturan Siklus Menstruasi pada Siswi di SMP N 23 Semarang. :1–5.

 

10.  Hudhariani RN, Setyani A, Lestari SP. Hubungan Tingkat Stres dengan Siklus Menstruasi pada Remaja Putri SMA 15 Kota Semarang. 2018

 

11.  Saerang A, Suparman E, Lengkong RA. Hubungan antara Stres dengan Pola Menstruasi pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado Angkatan 2010. e-CliniC. 2014;2(3).

 

12.  Kartikawati. Hubungan Tingkat Stres dengan Siklus Menstruasi pada Mahasiswa Kebidanan Tingkat III (Remaja Akhir Usia 18-21 Tahun) di Stikes Bhakti Kencana Bandung. Dinamika Kesehatan, Vol. 8 No. 1, Juli 2017;8.

 

13.  Putri,  Wayan Diah Anima Winayaka. Prevalensi Stres Psikososial dan Faktor- 

      Faktor yang  Mempengaruhi pada Siswa – Siswi Kelas XII Studi Pendidikan

      IPA dan IPS SMAN 6 Denpasar. Stres Psikososial. 2014;3.

 

14.  Lestari TR. Stres dengan Siklus Menstruasi Mahasiswi Angkatan Empat STIKES Wira Medika PPNI Bali. 2011.

 

15.  Data Pokok Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan [Internet]. Dinas Pendidikan Kota Padang. 2019. Available from: https://dapo.dikdasmen.kemdikbud.go.id/progres-sma/3/086110.

 

16.  Toduho S, Kundre R. Hubungan Stres Psikologis dengan Siklus Menstruasi pada Siswi Kelas 1 Di SMA Negeri 3 Tidore Kepulauan. J Keperawatan UNSRAT. 2014;2(2).

 

17.  Sibagariang EE. Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: CV Trans Info Media; 2016. 94 p.

 

18.  Islamy. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Siklus Menstruasi pada Remaja Putri Tingkat III. Natl J Med. 2019;1:13–8.

 

19.  Purwoastuti E, Elizabeth Siwi. Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustaka Baru Press; 2015. 59 p.

 

20.  Marmi. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar; 2015. 88 p.

 

21.  Dale Dewini Septalia, Imelda Ananda Dale. Psikologi Kebidanan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press; 2019. 126–134 p.

 

22.  Tombokan Kevin C, Pangemanan Damajanti H.C, Engka Joice N.A. Hubungan antara Stres dan Pola Siklus Menstruasi pada Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Madya di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. J e-Biomedik. 2017;5(1).

 

23.  Masturi. Hubungan Tingkat Stres dengan Siklus Menstruasi Pada Mahasiswi Keperawatan UIN Alaudin Makassar. Makassar: Fakultas Kedokteran UIN. 2017;

 

24.  Donsu, Jenita Doli Tine. Psikologi Keperawatan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press; 2017. 244 p.

 

25.  Polinggapo SRIW. Perbedaan Tingkat Stres pada Remaja Berdasarkan Tipe Kepribadian Somatotype Sheldon. Psikologi FP, Psikologi J. Malang.2013;1:3.

 

26.  Amir N. Buku Ajar Psikiatri. Jakarta,  Indonesia:  Fakultas  Kedokteran Universitas Indonesia.2014;173–98.

 

27.  Distiana E. Stres Pada Remaja [Internet]. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta. 2012 [cited 2020 Feb 2]. Available from: http://susantnext.blogspot.com/2012/01/stres-pada-remaja-dan-dewasa.html

 

28.  Sunaryo. Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2004. 216 p.

 

29.  Chan SF, La Greca AM. Perceived Stres Scale (PSS). Encycl Behav Med. 2013;1454–5.

 

30.  Hidayat AA. Metode Penelitian Kebidanan & Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika; 2010. 56 p.

 

31.  Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Bandung: IKAPI; 2015.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


RENCANA JADWAL PENELITIAN

HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA

DI SMA NEGERI 9 PADANG TAHUN 2020

No

KEGIATAN

BULAN (MINGGU)

Desember

Januari

Februari

Maret

April

Mei

Juni

1

2

3

4

1

2

3

4

1

2

3

4

1

2

3

4

1

2

3

4

1

2

3

4

1

2

3

4

1

Bimbingan Proposal

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

2

Pengambilan data dasar

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

3

Seminar Proposal

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

4

Perbaikan Proposal

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

5

Penelitian

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

6

Pengolahan data

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

7

Bimbingan Skripsi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

8

Seminar Skripsi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

9

Perbaikan Skripsi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

                   Mengetahui                                                                                                                                                                       

          Dosen Pembimbing 1                                               Dosen Pembimbing 2                                    Padang,        Juni 2020

 

 

 

 

Haspita Rizki Syurya H, S.ST, M.Keb                        Dewi Susanti, S.SiT, M.Keb                            Rika Sri Wahyuni

      NIP 19800613 200604 2 001                                NIP 19810602 200312 2 002                                 NIM : 194330591


FORMAT PERSETUJUAN PENELITIAN

(INFORMED CONSENT)

 

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bersedia ikut berpartisipasi sebagai responden dalam penelitian yang dilakukan oleh Rika Sri Wahyuni (Mahasiswa Program Studi D 1V Kebidanan Alih Jenjang Poltekkes Kemenkes Padang) yang berjudul “Hubungan Tingkat Stres dengan Siklus Menstruasi Pada Remaja di SMA Negeri 9 Tahun 2020”.

Saya menyatakan SETUJU/TIDAK SETUJU penelitian ini tidak akan berakibat negatif terhadap saya sehingga yang saya berikan adalah sebenarnya. Demikianlah pernyataan ini saya buat agar dapat digunakan sebagaimana mestinya.

 

Yang Membuat Pernyataan

 

 

 

(                                          )

 

 

 

 

 

KUESIONER SKRINING RESPONDEN

 

Kode                        :

Tanggal Skrining      :

 

Nama (Inisial)                                                      : ……………………………………...

Tanggal & Tahun Lahir                                       : ……………………………………...

Usia Sekarang                                                      : ……………tahun

Usia Pertama Kali Mendapat Menstruasi            : ……………tahun

Berat Badan / Tinggi badan                                : ……..kg./…….cm

Riwayat Penyakit Reproduksi                             : Pernah / Sedang / Tidak pernah

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

KUESIONER SIKLUS MENSTRUASI

 

Kode                        :

Tanggal Penelitian    :

 

1. DATA PRIBADI

Nama (Inisial)                                           : ……………………………………...

Tanggal & Tahun Lahir                             : ……………………………………...

 

2. KUESIONER

1.      Bagaimanakah siklus menstruasi anda (3 bulan terakhir ini) :

a.      Polimenore ( < 21 hari )

b.      Normal ( 21 – 35 hari )

c.      Oligomenore ( >35 hari )

d.     Amenore (tidak mengalami menstruasi selama 3 bulan)

2.      Berapa lamakah menstruasi anda? …

 

 

 

 

 

 

 

KUESIONER

PERCEIVED STRES SCALE (PSS)

 

Kode                     :

Tanggal Penelitian:

 

Petunjuk Pengisian:

Kuesioner ini adalah menanyakan tentang perasaan dan pikiran responden selama sebulan terkhir. Terdapat lima pilihan jawaban yang disediakan untuk setiap pernyataan, yaitu:

0 : Tidak pernah.

1 : Hampir tidak pernah (1-2 kali).

2 : Kadang-kadang (3-4 kali).

3 : Hampir sering (5-6 kali) .

4 : Sangat sering (lebih dari 6 kali).

Selanjutnya, responden diminta untuk menjawab pertanyaan dibawah dengan cara centang/ceklist pada salah satu pilihan jawaban yang paling sesuai dengan perasaan dan pikiran responden selama satu bulan terakhir.

 

 

 

 

 

KUESIONER

PERCEIVED STRES SCALE (PSS)

NO

PERTANYAAN

0 : Tidak Pernah

1 : Hampir tidak pernah (1-2 kali).

2 : Kadang- kadang (3-4 kali).

3 : Hampir sering (5-6 kali)

4 : Sangat sering (>6 kali)

1

Selama sebulan terakhir, seberapa sering anda marah karena sesuatu yang tidak terduga

 

 

 

 

 

2

Selama sebulan terakhir, seberapa sering anda merasa tidak mampu mengontrol hal-hal yang penting dalam kehidupan anda

 

 

 

 

 

3

Selama sebulan terakhir, seberapa sering anda merasa gelisah dan tertekan

 

 

 

 

 

4

Selama sebulan terakhir, seberapa sering anda merasa yakin terhadap kemampuan diri untuk mengatasi masalah pribadi

 

 

 

 

 

5

Selama sebulan terakhir, seberapa sering anda merasa segala sesuatu yang terjadi sesuai dengan harapan anda

 

 

 

 

 

6

Selama sebulan terakhir, seberapa sering anda merasa tidak mampu menyelesaikan hal-hal yang harus dikerjakan

 

 

 

 

 

7

Selama sebulan terakhir, seberapa sering anda mampu mengontrol rasa mudah tersinggung dalam kehidupan anda

 

 

 

 

 

8

Selama sebulan terakhir, seberapa sering anda merasa lebih mampu mengatasi masalah jika dibandingkan dengan orang lain

 

 

 

 

 

9

Selama sebulan terakhir, seberapa sering anda marah karena adanya masalah yang tidak dapat anda kendalikan

 

 

 

 

 

10

Selama sebulan terakhir, seberapa sering anda merasakan kesulitan yang menumpuk sehingga anda tidak mampu untuk mengatasinya

 

 

 

 

 

Skor

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DUMMY TABEL

A.    Analisis Univariat

1.      Distribusi frekuensi siklus menstruasi pada remaja putri di SMA Negeri 9 Padang Tahun 2020.

NO

Siklus Menstruasi

f

%

1.

Teratur

43

71.7

2.

Tidak Teratur

17

28.3

 

Jumlah

60

100

 

2.      Distribusi frekuensi tingkat stres pada remaja putri di SMA Negeri 9 Padang Tahun 2020.

NO

Tingkat Stres

f

%

1.

Ringan

4

6.7

2.

Sedang

45

75

3.

Berat

11

18.3

 

Jumlah

60

100

 

B.     Analisis Bivariat

Distribusi frekuensi hubungan tingkat stres dengan siklus menstruasi pada remaja putri di SMA Negeri 9 Padang Tahun 2020.

Tingkat Stres

Siklus menstruasi

Jumlah

%

p value

Teratur

Tidak teratur

Jumlah

%

Jumlah

%

Ringan

4

100

0

0

4

100

0,000

Sedang

37

82.2

8

17.8

45

100

Berat

2

18.2

9

81.8

11

100

Total

43

71.7

17

28.3

60

100


MASTER TABEL

Hubungan Tingkat Stres dengan Siklus Menstruasi pada Remaja Putri di SMA Negeri 9 Padang Tahun 2020

KODE

UMUR

USIA MENARCHE

BB

TB

LAMA

MENSTRUASI (HARI)

RIWAYAT PENYAKIT REPRODUKSI

SIKLUS MENSTRUASI

KODING

KATEGORI

TINGKAT STRES

SKOR

KODING

KATEGORI

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

1

18

13

50

152

6

TIDAK PERNAH

POLIMENORE

2

TIDAK TERATUR

2

2

3

4

4

2

3

2

4

3

29

3

BERAT

2

18

13

70

160

6

TIDAK PERNAH

NORMAL

1

TERATUR

1

2

0

3

2

1

3

0

1

0

13

1

RINGAN

3

18

13

50

160

7

TIDAK PERNAH

NORMAL

1

TERATUR

2

2

2

3

2

2

1

2

2

3

21

2

SEDANG

4

18

13

52

162

7

TIDAK PERNAH

NORMAL

1

TERATUR

2

1

1

3

3

2

2

3

2

2

21

2

SEDANG

5

18

13

45

150

4

TIDAK PERNAH

NORMAL

1

TERATUR

2

2

2

3

3

2

2

3

3

2

24

2

SEDANG

6

18

12

47

152

6

TIDAK PERNAH

NORMAL

1

TERATUR

3

2

2

2

2

2

1

2

2

2

20

2

SEDANG

7

18

12

48

151

5

TIDAK PERNAH

POLIMENORE

2

TIDAK TERATUR

2

1

2

2

1

3

3

3

3

3

23

2

SEDANG

8

18

11

67

156

5

TIDAK PERNAH

NORMAL

1

TERATUR

3

1

1

4

3

0

2

3

2

1

20

2

SEDANG

9

18

12

60

149

5

TIDAK PERNAH

OLIGOMENORE

2

TIDAK TERATUR

3

2

3

2

2

3

2

2

4

2

25

2

SEDANG

10

18

11

50

156

7

TIDAK PERNAH

OLIGOMENORE

2

TIDAK TERATUR

4

4

3

2

2

2

3

1

4

3

28

3

BERAT

11

18

14

47

156

6

TIDAK PERNAH

OLIGOMENORE

2

TIDAK TERATUR

3

2

2

3

2

2

4

2

3

2

25

2

SEDANG

12

18

12

60

156

2

TIDAK PERNAH

AMENORE

2

TIDAK TERATUR

3

2

3

2

2

4

2

1

3

4

26

2

SEDANG

13

18

12

50

160

5

TIDAK PERNAH

NORMAL

1

TERATUR

2

2

1

2

2

2

1

2

1

1

16

2

SEDANG

14

18

14

42

152

6

TIDAK PERNAH

NORMAL

1

TERATUR

1

1

0

1

1

0

1

1

0

0

6

1

RINGAN

15

18

15

45

148

7

TIDAK PERNAH

AMENORE

2

TIDAK TERATUR

3

3

2

4

3

2

3

2

2

2

26

2

SEDANG

16

18

12

44

155

5

TIDAK PERNAH

NORMAL

1

TERATUR

2

1

2

3

2

1

3

3

2

1

20

2

SEDANG

17

18

14

61

156

6

TIDAK PERNAH

NORMAL

1

TERATUR

2

1

1

3

2

1

4

3

1

2

20

2

SEDANG

18

18

13

45

154

7

TIDAK PERNAH

NORMAL

1

TERATUR

2

2

3

3

2

2

3

2

2

1

22

2

SEDANG

19

18

14

48

165

7

TIDAK PERNAH

NORMAL

1

TERATUR

3

3

3

2

2

3

2

2

3

2

25

2

SEDANG

20

18

14

44

158

7

TIDAK PERNAH

NORMAL

1

TERATUR

2

2

3

2

2

2

3

2

2

3

23

2

SEDANG

21

18

14

45

157

7

TIDAK PERNAH

NORMAL

1

TERATUR

2

2

2

1

3

1

3

3

2

1

20

2

SEDANG

22

18

12

45

168

7

TIDAK PERNAH

OLIGOMENORE

2

TIDAK TERATUR

4

3

3

2

2

3

4

4

3

3

31

3

BERAT

23

18

13

48

166

7

TIDAK PERNAH

POLIMENORE

2

TIDAK TERATUR

2

1

2

2

2

2

3

3

2

2

21

2

SEDANG

24

18

13

43

155

7

TIDAK PERNAH

OLIGOMENORE

2

TIDAK TERATUR

2

3

4

2

2

4

4

2

3

4

30

3

BERAT

25

18

13

46

153

5

TIDAK PERNAH

NORMAL

1

TERATUR

3

4

3

2

2

3

2

3

4

4

30

3

BERAT

26

18

13

36

152

5

TIDAK PERNAH

NORMAL

1

TERATUR

1

2

3

2

2

3

2

2

3

2

22

2

SEDANG

27

18

14

52

165

5

TIDAK PERNAH

NORMAL

1

TERATUR

1

1

2

0

1

2

2

2

1

2

14

1

RINGAN

 

 


28

18

14

49

157

9

TIDAK PERNAH

NORMAL

1

TERATUR

3

2

2

4

3

2

2

3

2

2

25

2

SEDANG

29

18

14

40

153

7

TIDAK PERNAH

NORMAL

1

TERATUR

2

2

3

3

3

2

2

3

2

2

24

2

SEDANG

30

18

14

40

154

6

TIDAK PERNAH

NORMAL

1

TERATUR

2

3

3

2

2

3

2

2

2

3

24

2

SEDANG

31

18

12

58

157

6

TIDAK PERNAH

NORMAL

1

TERATUR

2

2

2

3

3

2

2

3

1

3

23

2

SEDANG

32

18

13

50

157

7

TIDAK PERNAH

NORMAL

1

TERATUR

3

2

1

2

1

2

1

2

3

2

19

2

SEDANG

33

18

14

45

159

7

TIDAK PERNAH

NORMAL

1

TERATUR

3

3

4

2

2

1

2

2

3

2

24

2

SEDANG

34

18

12

56

158

8

TIDAK PERNAH

POLIMENORE

2

TIDAK TERATUR

4

3

3

3

3

3

4

3

2

3

31

3

BERAT

35

18

12

60

165

6

TIDAK PERNAH

NORMAL

1

TERATUR

2

2

1

2

3

1

2

2

2

2

19

2

SEDANG

36

18

11

40

160

5

TIDAK PERNAH

NORMAL

1

TERATUR

3

3

3

2

3

3

2

2

2

2

25

2

SEDANG

37

18

12

51

163

7

TIDAK PERNAH

NORMAL

1

TERATUR

2

2

2

3

1

2

2

2

3

2

21

2

SEDANG

38

18

12

57

166

7

TIDAK PERNAH

NORMAL

1

TERATUR

3

2

2

3

2

2

2

3

2

2

23

2

SEDANG

39

18

12

59

150

7

TIDAK PERNAH

NORMAL

1

TERATUR

2

2

3

2

2

3

2

2

3

3

24

2

SEDANG

40

18

12

49

158

7

TIDAK PERNAH

NORMAL

1

TERATUR

3

2

2

2

2

2

2

2

3

2

22

2

SEDANG

41

18

15

56

160

5

TIDAK PERNAH

NORMAL

1

TERATUR

3

3

2

2

1

2

2

2

3

3

23

2

SEDANG

42

18

13

45

164

8

TIDAK PERNAH

NORMAL

1

TERATUR

3

3

4

1

1

2

1

1

2

4

22

2

SEDANG

43

18

12

52

160

5

TIDAK PERNAH

NORMAL

1

TERATUR

3

2

3

2

3

2

2

3

3

2

25

2

SEDANG

44

18

12

58

151

5

TIDAK PERNAH

NORMAL

1

TERATUR

3

3

4

3

2

3

3

3

4

4

32

3

BERAT

45

18

12

44

149

8

TIDAK PERNAH

POLIMENORE

2

TIDAK TERATUR

3

1

2

3

3

1

3

4

1

1

22

2

SEDANG

46

18

12

57

165

5

TIDAK PERNAH

NORMAL

1

TERATUR

2

1

2

3

2

1

2

2

1

1

17

2

SEDANG

47

18

12

38

149

7

TIDAK PERNAH

NORMAL

1

TERATUR

2

2

3

2

2

2

3

2

2

3

23

2

SEDANG

48

18

13

46

148

5

TIDAK PERNAH

NORMAL

1

TERATUR

2

2

2

2

2

2

2

2

1

1

18

2

SEDANG

49

18

11

71

150

5

TIDAK PERNAH

NORMAL

1

TERATUR

3

2

2

2

2

3

2

2

2

1

21

2

SEDANG

50

18

12

49

150

7

TIDAK PERNAH

NORMAL

1

TERATUR

2

2

1

2

2

2

3

2

2

2

20

2

SEDANG

51

18

12

79

171

5

TIDAK PERNAH

NORMAL

1

TERATUR

1

1

2

2

1

2

1

2

2

2

16

2

SEDANG

52

18

12

44

150

7

TIDAK PERNAH

NORMAL

1

TERATUR

2

1

2

3

2

2

3

3

2

1

21

2

SEDANG

53

18

12

56

160

7

TIDAK PERNAH

NORMAL

1

TERATUR

2

1

1

2

2

1

1

1

1

1

13

1

RINGAN

54

18

12

65

160

7

TIDAK PERNAH

POLIMENORE

2

TIDAK TERATUR

1

2

2

2

2

3

2

1

2

1

18

2

SEDANG

55

18

13

42

155

7

TIDAK PERNAH

OLIGOMENORE

2

TIDAK TERATUR

4

1

1

4

4

4

1

4

3

3

29

3

BERAT

56

18

12

43

155

5

TIDAK PERNAH

NORMAL

1

TERATUR

2

2

2

2

2

2

1

2

1

2

18

2

SEDANG

57

18

13

53

158

7

TIDAK PERNAH

OLIGOMENORE

2

TIDAK TERATUR

3

2

2

3

3

4

3

4

3

2

29

3

BERAT

58

18

13

40

151

7

TIDAK PERNAH

POLIMENORE

2

TIDAK TERATUR

3

2

3

4

3

2

4

3

3

1

28

3

BERAT

59

18

11

45

157

10

TIDAK PERNAH

AMENORE

2

TIDAK TERATUR

3

4

4

3

4

4

4

3

3

4

36

3

BERAT

60

18

11

47

157

5

TIDAK PERNAH

NORMAL

1

TERATUR

2

1

2

3

3

1

2

2

3

1

20

2

SEDANG

 

 

 


HASIL PENGOLAHAN DATA

 

 

Frequencies

Statistics

siklus menstruasi

N

Valid

60

Missing

0

 

siklus menstruasi

 

 

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid

teratur

43

71.7

71.7

71.7

tidak teratur

17

28.3

28.3

100.0

Total

60

100.0

100.0

 

 

Frequencies

Statistics

tingkat stres

 

N

Valid

60

Missing

0

 

tingkat stres

 

 

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid

ringan

4

6.7

6.7

6.7

sedang

45

75.0

75.0

81.7

berat

11

18.3

18.3

100.0

Total

60

100.0

100.0

 

 

 

Crosstabs

Case Processing Summary

 

Cases

 

Valid

Missing

Total

 

N

Percent

N

Percent

N

Percent

tingkat stres * siklus menstruasi

60

100.0%

0

.0%

60

100.0%

 

tingkat stres * siklus menstruasi Crosstabulation

 

 

 

siklus menstruasi

Total

 

 

 

teratur

tidak teratur

tingkat stres

ringan

Count

4

0

4

% within tingkat stres

100.0%

.0%

100.0%

sedang

Count

37

8

45

% within tingkat stres

82.2%

17.8%

100.0%

berat

Count

2

9

11

% within tingkat stres

18.2%

81.8%

100.0%

Total

Count

43

17

60

% within tingkat stres

71.7%

28.3%

100.0%

 

Chi-Square Tests

 

Value

df

Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square

19.547a

2

.000

Likelihood Ratio

18.977

2

.000

N of Valid Cases

60

 

 

a. 3 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.13.

 

 

 

 

Symmetric Measures

 

 

Value

Approx. Sig.

Nominal by Nominal

Contingency Coefficient

.496

.000

N of Valid Cases

60

 

 

 

Risk Estimate

 

Value

Odds Ratio for tingkat stres (ringan / sedang)

a

a. Risk Estimate statistics cannot be computed. They are only computed for a 2*2 table without empty cells.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 LEMBAR KONSULTASI

 

Nama Mahasiswa        : Rika Sri Wahyuni

NIM / Kelas                : 194330591 / B

Judul Penelitian           : Hubungan Tingkat Stres dengan Siklus Menstruasi pada

  Remaja Putri di SMA Negeri 9 Padang Tahun 2020

Dosen Pembimbing 1 : Hapita Rizky Syurya Handini S.ST, M.Keb

 

No

Tanggal

Materi Konsultasi

Catatan Dosen

Tanda Tangan Pembimbing

1.

15 Juni 2020

BAB IV dan BAB V

Perbaiki pembahasan, analisis kuesioner, perbaiki master tabel

 

2

20 Juni 2020

BAB IV dan BAB V

Perbaiki penulisan

 

3.

24 Juni 2020

Abstrak, BAB IV, BAB V

Perbaiki abstrak

 

4.

26 Juni 2020

Keseluruhan Skripsi

ACC Ujian Skripsi

 


LEMBAR KONSULTASI

 

 

Nama Mahasiswa        : Rika Sri Wahyuni

NIM / Kelas                : 194330591 / B

Judul Penelitian           : Hubungan Tingkat Stres dengan Siklus Menstruasi pada

  Remaja Putri di SMA Negeri 9 Padang Tahun 2020

Dosen Pembimbing II : Dewi Susanti, S.SiT, M.Keb

 

No

Tanggal

Materi Konsultasi

Catatan Dosen

Tanda Tangan Pembimbing

1.

10 Juni 2020

BAB IV dan BAB V

Perbaiki pembahasan, hasil analisis univariat dan bivariate, kesimpulan dan saran

 

2.

15 Juni 2020

BAB IV, BAB V

Perbaiki penulisan dan BAB IV

 

3.

20 Juni 2020

Abstrak, BAB IV, BAB V

Perbaiki Abstrak

 

4.

24 Juni 2020

Keseluruhan  Skripsi

ACC Ujian Skripsi