POLITEKNIK
KESEHATAN KEMENKES PADANG
HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN
SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI
DI SMA NEGERI 9 PADANG
TAHUN 2020
SKRIPSI
Diajukan Ke
Program Studi D IV Kebidanan Padang Politeknik Kesehatan
Kemenkes Padang
Sebagai Persyaratan dalam Menyelesaikan Pendidikan
D IV Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang
Oleh:
RIKA SRI WAHYUNI
NIM : 194330591
PRODI D IV KEBIDANAN PADANG
JURUSAN KEBIDANAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES
PADANG
TAHUN 2020
POLITEKNIK
KESEHATAN KEMENKES PADANG
PROGRAM STUDI D
IV KEBIDANAN
Skripsi, Juni 2020
Rika Sri Wahyuni
Hubungan Tingkat
Stres dengan Siklus Menstruasi Remaja Putri di SMA Negeri 9 Padang Tahun 2020
xiii + 61 halaman
+ 9 tabel + 13 lampiran
ABSTRAK
Di Indonesia perempuan yang sudah menstruasi 13,7%
mengalami siklus menstruasi tidak teratur. Prevalensi siklus menstruasi tidak teratur di Sumatera Barat adalah 9.9%.
Dikarenakan stres dan banyak pikiran sebesar 5,1 %. Pada remaja, dampak stres
dapat mempengaruhi performa dalam melaksanakan tugas, mengganggu fungsi
kognitif, menyebabkan masalah sosial, gangguan psikologis dan fisik. Dampak
tidak teraturnya siklus menstruasi adalah menimbulkan anemia. Menurut RISKESDAS
(2013) prevalensi anemia di Indonesia yaitu 21,7%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan tingkat stres dengan siklus menstruasi pada remaja putri di SMA Negeri
9 Padang tahun 2020.
Jenis penelitian
ini adalah survey analitik dengan desain cross
sectional. Penelitian dilaksanakan bulan Januari - Juni 2020. Populasi
berjumlah 152 orang dengan sampel 60 orang. Teknik pengambilan sampel
menggunakan proportionate random sampling
kemudian data dianalisis dengan secara univariat dan bivariat dengan uji chi square. Instrumen yang digunakan
adalah kuesioner, prosedur pengumpulan data adalah tahapan persiapan dan pelaksanaan.
Hasil penelitian
analisis univariat diperoleh siklus menstruasi tidak teratur sebanyak 17 orang
(28.3%) dan tingkat stres berat 11 orang (18.3%). Hasil analisis bivariat
diperoleh nilai p value 0,000 (<0,05) yang berarti ada hubungan tingkat stres
dengan siklus menstruasi pada remaja putri di SMA Negeri 9 Padang.
Kesimpulan
terdapat hubungan antara tingkat stres dengan siklus menstruasi. Saran peneliti
agar mendukung dan mengelola kegiatan ekstrakulikuler untuk meringankan beban
tuntutan akademik dan menghindari jenuh pada remaja. Selain itu menciptakan
suasana belajar yang nyaman dan kondusif, sehingga dapat terhindarkan dari
stres di lingkungan belajar mengajar.
Kata kunci :
Tingkat Stres, Siklus Menstruasi, Remaja
Daftar Pustaka :
31 (2004-2019)
POLYTECHNIC
OF HEALTH, PADANG
STUDY
PROGRAM D IV Midwifery
Thesis,
June 2020
Rika
Sri Wahyuni
Relationship
between Stres Level and Young Women Menstruation Cycle in SMA Negeri 9 Padang
in 2020
xiii
+ 61 pages + 9 tables + 13 attachments
ABSTRACT
In Indonesia,
women who have menstruated 13.7% experienced irregular menstrual cycles. The
prevalence of irregular menstrual cycles in West Sumatra is 9.9%. Due to stress
and many thoughts at 5.1%. In adolescents, the effects of stress can affect
performance in carrying out tasks, disrupt cognitive function, cause social
problems, psychological and physical disorders. The impact of irregular
menstrual cycles is to cause anemia. According to RISKESDAS (2013) the
prevalence of anemia in Indonesia is 21.7%. The purpose of this study was to
determine the relationship of stress levels with the menstrual cycle in young
women in SMA Negeri 9 Padang in 2020.
This type of
research is an analytic survey with cross sectional design. The study was
conducted in January - June 2020. The population was 152 people with a sample
of 60 people. The sampling technique used proportionate random sampling and
then the data were analyzed by univariate and bivariate with chi square test.
The instrument used was a questionnaire, data collection procedures were stages
of preparation and implementation.
The results of
the univariate analysis study showed that irregular menstrual cycles were 17
people (28.3%) and severe stress levels were 11 people (18.3%). The results of
the bivariate analysis obtained p value of 0,000 (<0.05) which means there
is a relationship between stress levels and the menstrual cycle in girls in SMA
Negeri 9.
Conclusion there
is a relationship between stress levels with the menstrual cycle. Researchers
suggest that support and manage extracurricular activities to ease the burden
of academic demands and avoid saturation in adolescents. Besides creating a
comfortable and conducive learning atmosphere, so it can be avoided from stress
in the teaching and learning environment..
Keywords: Stress
Level, Menstrual Cycle, Youth
Bibliography: 31
(2004-2019)
PERNYATAAN
PERSETUJUAN
SKRIPSI
“Hubungan
Tingkat Stres Dengan Siklus Menstruasi Pada Remaja
Putri
di SMA Negeri 9 Padang Tahun 2020”
Oleh:
RIKA SRI WAHYUNI
194330591
Penelitian ini
telah diperiksa, disetujui oleh Pembimbing dan telah siap
untuk
dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Prodi
D IV Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Padang
Padang, Juni
2020
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing
II
Haspita Rizki Syurya H, S.ST, M.Keb Dewi
Susanti, S.SiT, M.Keb
NIP 19800613 200604 2 001 NIP 19810602
200312 2 002
Mengetahui
Ka. Prodi D IV Kebidanan
Elda Yusefni, S.ST,M.Keb
NIP 19690409 199502 2 001
PERNYATAAN
PENGESAHAN PENGUJI
SKRIPSI
“Hubungan
Tingkat Stres dengan Siklus Menstruasi Pada Remaja
Putri
di SMA Negeri 9 Padang Tahun 2020”
Oleh:
RIKA SRI WAHYUNI
194330591
Skripsi ini
telah diperiksa, disetujui oleh Pembimbing Skripsi
dan telah siap
untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi D IV
Kebidanan Politeknik
Kesehatan Kemenkes Padang
Padang, 2020
Ketua
Sidang
Haspita Rizki Syurya H, S.ST, M.Keb Dewi
Susanti, S.SiT, M.Keb
NIP 19800613 200604 2 001 NIP 19810602 200312 2
002
Tim
Penguji,
Penguji I
Penguji II
Aprizal Ponda,
SKM, M.Kes Yussie Ater
Merry S.ST, M.Keb NIP
19670414 199503 1 001 NIP
19810328 200212 2 003
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A.
IDENTITAS
DIRI
Nama : Rika Sri Wahyuni
Tempat / tanggal
lahir : Padang / 31 Maret 1995
Agama : Islam
Alamat : Komp. Filano Jaya I
Blok D4 No. 8B Kubu dalam Parak Karakah, Kota Padang
Nama orang tua:
a.
Ayah :
Lettu Inf. Bukri
b.
Ibu :
Yusweti, S.Pd
B.
RIWAYAT
PENDIDIKAN
No |
Tempat Pendidikan |
Tahun Lulus |
1 |
TK KARTIKA 1-55 PADANG |
2001 |
2 |
SD KARTIKA 1-11 PADANG |
2007 |
3 |
SMP NEGERI 2 PADANG |
2010 |
4 |
SMA NEGERI 9 PADANG |
2013 |
5 |
D III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES
PADANG |
2016 |
6 |
D IV KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES
PADANG |
2020 |
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti ucapkan kepada
Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat
dan karunianya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Tingkat Stres Dengan Siklus Menstruasi
Pada Remaja Putri di SMA Negeri 9 Padang Tahun 2020”
Adapun tujuan dari penulisan skripsi
penelitian ini adalah untuk mempelajari cara pembuatan skripsi pada Prodi D IV
Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang pada Jurusan Kebidanan dan untuk
memperoleh gelar Sarjana Terapan Kebidanan.
Dalam penulisan skripsi ini peneliti
banyak mendapatkan bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak, terutama
ibu Haspita Rizki Syurya Handini, S.ST, M.Keb sebagai pembimbing I dan ibu Dewi
Susanti, S.ST, M.Keb sebagai pembimbing II yang telah memberikan petunjuk dalam
penyusunan skripsi ini. Selain itu peneliti juga mengucapkan terima kasih
kepada:
1.
Bapak D. Burhan Muslim, SKM, M.Si,
Direktur Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Padang
2.
Ibu Hj. Erwani, SKM. M.Kes, Ketua Jurusan
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Padang.
3.
Ibu Elda Yusefni, S.ST. M.Keb, Ketua Prodi
D IV Kebidanan Poltekkes Kemenkes Padang.
4.
Staf dosen Program Studi D IV Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Padang yang telah
memberikan banyak ilmu dalam pendidikan untuk bekal bagi peneliti.
5.
Kepala Sekolah SMA Negeri 9 Padang yang
telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di SMA Negeri 9 Padang.
6.
Responden yang telah bersedia meluangkan
waktu dan partisipasinya dalam penelitian.
7.
Orang tua dan adik yang selalu
memberikan perhatian, dorongan, semangat dan doa serta pengorbanan lainnya baik moril maupun
materil.
8.
Teman-teman seperjuangan yang telah
memberikan dorongan dan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini
masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu peneliti
berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Padang, 2020
Peneliti
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.............................................................................................
ABSTRAK............................................................................................................. i
ABSTRACK.......................................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................ iv
DAFTAR RIWAYA HIDUP.............................................................................. v
KATA PENGANTAR....................................................................................... vi
DAFTAR ISI..................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL............................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang..........................................................................................
1
B.
Rumusan
Masalah...................................................................................... 5
C.
Tujuan
Penelitian........................................................................................ 6
1.
Tujuan
Umum....................................................................................... 6
2.
Tujuan
Khusus...................................................................................... 6
D.
Manfaat
Penelitian..................................................................................... 6
E.
Ruang
Lingkup Penelitian.......................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.
Konsep
Teori
1.
Menstruasi............................................................................................ 8
a.
Pengertian
Menstruasi.................................................................... 8
b.
Siklus
Menstruasi........................................................................... 8
c.
Dampak
Siklus Menstruasi Tidak Teratur.................................... 10
d.
Faktor
yang Mempengaruhi Siklus Menstruasi............................ 11
e.
Perubahan
Psikologis yang Dialami Saat Menstruasi................... 14
f.
Upaya
Mencegah Gangguan Siklus Menstruasi........................... 16
g.
Cara
Menghitung Siklus Menstruasi............................................ 17
2.
Stres.................................................................................................... 18
a.
Pengertian
Stres............................................................................ 18
b.
Jenis
Stres..................................................................................... 19
c.
Perubahan
Hormon Saat Stres...................................................... 22
d.
Gejala
Stres.................................................................................. 26
e.
Fungsi
Stres.................................................................................. 27
f.
Penyebab
Stres pada Remaja....................................................... 28
g.
Dampak
Stres............................................................................... 29
h.
Faktor-Faktor
Stres pada Remaja................................................. 30
i.
Mengendalikan
Stres.................................................................... 31
j.
Sumber
Stres................................................................................ 33
k.
Manajemen
Stres.......................................................................... 34
l.
Alat
Ukur Tingkat Stres............................................................... 35
B.
Kerangka
Teori......................................................................................... 37
C.
Kerangka
Konsep..................................................................................... 38
D.
Hipotesa................................................................................................... 38
E.
Definisi
Operasional................................................................................. 39
BAB III METODE PENELITIAN
A.
Jenis
Penelitian......................................................................................... 40
B.
Tempat
dan Waktu Penelitian.................................................................. 40
C.
Populasi
dan Sampel ............................................................................... 40
D.
Instrumen
Pengumpulan Data.................................................................. 43
E.
Prosedur
Pengumpulan Data.................................................................... 43
F.
Teknik
Pengolahan Data dan Analisis Data............................................. 45
BAB
IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Penelitian......................................................................................... 48
1.
Gambaran
umum lokasi penelitian..................................................... 48
2.
Data
Umum........................................................................................ 48
3.
Hasil
analisis univariat........................................................................ 50
4.
Hasil
analisis bivariat.......................................................................... 51
B.
Pembahasan.............................................................................................. 52
BAB
V KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan............................................................................................... 59
B.
Saran......................................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel
2.1 Gejala Stres Menurut Beberapa Ahli..................................................... 26
Tabel
2.2 Definisi Operasional............................................................................... 39
Tabel
4.1 Karakteristik Responden berdasarkan Usia Menarche.......................... 49
Tabel
4.2 Karakteristik Responden berdasarkan Berat Badan.............................. 49
Tabel
4.3 Karakteristik Responden berdasarkan Tinggi Badan............................. 49
Tabel
4.4 Karakteristik Responden berdasarkan Lama Menstrusi......................... 50
Tabel
4.5 Distribusi frekuensi siklus menstruasi pada remaja putri di SMA
Negeri
9 Padang Tahun 2020................................................................ 50
Tabel
4.6 Distribusi frekuensi tingkat stres pada remaja putri di SMA
Negeri 9 Padang Tahun 2020........................................................ ....... 51
Tabel
4.7 Distribusi Frekuensi Hubungan Tingkat Stres dengan Siklus Menstruasi
pada
Remaja Putri di SMA Negeri 9 Padang Tahun 2020................... 51
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1
Kerangka Teori.............................................................................. 37
Gambar 2
Kerangka Konsep.......................................................................... 38
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
A : Ghancart
Lampiran
B : Surat Izin Penelitian dari Kampus
Lampiran
C : Surat Izin Penelitian dari Dinas Pendidikan Provinsi
Lampiran
D : Surat Keterangan Selesai Penelitian
Lampiram
E : Informed Concent
Lampiran
F : Kuesioner Scrining Responden
Lampiran
G Kuesioner Menstruasi
Lampiran
H: Kuesioner Tingkat Stres
Lampiran
I :: Dummy Tabel
Lampiran
J : Master Tabel Hasil Penelitian
Lampiran
K : Hasil Pengolahan Data
Lampiran
L : Lembar Konsultasi Pembimbing I
Lampiran
M : Lembar Konsultasi Pembimbing II
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masa remaja merupakan fase terbaik dalam hidup
seseorang. Pada fase ini, remaja akan mengalami beberapa perubahan yang terjadi
pada fisik dan mentalnya. Salah satunya adalah mengenai menstruasi. Permasalahan mengenai menstruasi umumnya
adalah siklus yang tidak teratur. Siklus menstruasi merupakan waktu
sejak hari pertama menstruasi sampai datangnya menstruasi periode berikutnya. Siklus
menstruasi pada perempuan normalnya berkisar antara 21-35 hari. Menstruasi pada
perempuan umumnya teratur setelah mencapai usia 18 tahun. 1,2,3
Data dari Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS, 2010)
menunjukkan bahwa berdasarkan laporan responden yang sudah mengalami menstruasi,
rata - rata perempuan di Indonesia berusia 10-59 tahun melaporkan menstruasi teratur
dan 13,7% mengalami masalah siklus menstruasi yang tidak teratur dalam 1 tahun
terakhir. Prevalensi siklus menstruasi tidak teratur di Sumatera Barat adalah
9.9%.4,5
Pola siklus menstruasi yang pendek (Polimenore) dapat membuat remaja
mengalami unovulasi karena sel telur tidak terlalu matang sehingga sulit
untuk dibuahi. Jika siklus menstruasi pendek menyebabkan remaja mengalami anemia.
Penderita anemia pada remaja berdasarkan data Survei Kesehatan Rumah
Tangga (SKRT) tahun 2012 usia 10-18 tahun sebesar 57,1%, dan usia 19-45 tahun
sebesar 39,5%. Sedangkan berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS,
2013) prevalensi anemia di Indonesia yaitu 21,7% dengan penderita anemia
berumur 5-14 tahun sebesar 26,4% dan penderita berumur 15-24 tahun sebesar
18,4%.3,6,7
Sedangkan pola siklus menstruasi
yang panjang (Oligomenore) menandakan
sel telur jarang sekali diproduksi atau remaja mengalami ketidaksuburan yang
cukup panjang dan menandakan pembuahan akan sangat jarang terjadi.
Ketidakteraturan siklus menstruasi juga akan membuat remaja sulit memperkirakan
kapan masa suburnya. Sedangkan tidak menstruasi selama 3 bulan (Amenore) juga menyebabkan osteopenia
(penurunan kepadatan tulang), di mana hal ini terjadi akibat kadar estrogen yang
rendah dan menjadi penyebab amenore yang berkepenjangan. Di Kota Padang tahun
2013 dari 1105 orang yang diperiksa dengan alat densitometry diketahui
14,02% osteoporosis, 44,97% osteopenia dan 40,99% normal, artinya lebih tinggi
prevalensi osteopenia yaitu
terjadi penurunan kepadatan tulang.3,8
Gangguan siklus menstruasi
disebabkan oleh banyak hal, antara lain gangguan hormonal, status gizi, tinggi
atau rendahnya IMT, stres, tumor pada ovarium, kelainan pada sistem saraf pusat
hipotalamus hipofisis, aktifitas fisik yang berat, dan diet.9
Salah satu yang menyebabkan
terganggunya pola siklus menstruasi adalah tingkat stres. Stres merupakan suatu
respon fisiologis, psikologis dan perilaku dari manusia yang mencoba untuk
mengadaptasi dan mengatur baik tekanan internal dan eksternal (stresor). Adapun
alasan yang dikemukakan perempuan 10-59 tahun yang mempunyai siklus tidak
teratur dikarenakan stres dan banyak pikiran sebesar 5,1 %.10,11
Semakin stres seseorang, kadar kortisol dalam
tubuhnya akan semakin tinggi. Ini disebabkan karena stres yang dialami
mempengaruhi kerja hormon kortisol yang diatur oleh hipotalamus otak dan
kelenjar pituitary. Jika terganggu, hormon estrogen dan progesteron juga tidak
akan terbentuk sebagaimana seharusnya. Estrogen merupakan hormon feminim yang
mengakibatkan perubahan fisik pada perempuan ketika remaja, seperti
perkembangan payudara, munculnya menstruasi dan estrogen juga mempengaruhi
rangkaian siklus menstruasi. 3,12
Pada masa remaja stres meningkat karena remaja harus
berusaha menyesuaikan diri dengan perubahan fisik dan emosional dalam dirinya
serta mengatasi konflik-konflik yang terjadi dalam hidupnya. Sehingga
diperlukan penyesuaian diri dalam menjalani transisi kehidupan remaja, salah
satunya transisi di lingkungan sekolahnya.13
Stres yang dialami oleh pelajar khususnya siswa SMA
disebabkan oleh banyak faktor dan juga dapat mempengaruhi performa remaja dalam
melaksanakan sebuah tugas, mengganggu fungsi kognitif, menyebabkan masalah
sosial, gangguan psikologis dan fisik, seperti aktivitas sekolah yang padat,
tekanan teman sebaya, dan kecocokan dengan lingkungan sekolah. Selain itu,
tingginya harapan agar siswa sukses di bidang akademik, kompetisi antar siswa
serta tuntutan lulusan untuk masuk perguruan tinggi favorit juga menjadi sumber
stres utama pada siswa. Keadaan ini dapat menurunkan prestasi remaja dalam
bidang akademik. Stres juga akan menghasilkan perilaku agresif yang akan tetap
ada walaupun peristiwa yang membuat stres tersebut sudah hilang. 1,14
Menurut hasil penelitian Nurlaila
(2013) di Kalimantan Timur terhadap remaja usia 18 tahun mengenai hubungan stres
dengan siklus menstruasi didapatkan bahwa dari 67 responden yang mengalami stres,
sebanyak 42 responden (62,7%) mengalami siklus menstruasi tidak teratur.3
Hal ini sejalan dengan hasil
penelitian Vetri Nathalia (2017) di Padang Panjang yang meneliti hubungan stres
dengan siklus menstruasi pada remaja didapatkan bahwa dari 89 responden dengan
stres diketahui bahwa responden yang memiliki siklus menstruasi tidak teratur
sebanyak 60 orang (67,4%). 4
Penelitian Sri Lestari Kartikawati (2017) di Bandung terhadap remaja usia 18
tahun mengenai hubungan stres dengan siklus menstruasi didapatkan bahwa untuk
stres ringan dari 26 responden sebagain besar (57,7 %) responden mengalami
siklus menstruasi tidak teratur, serta hampir seluruhnya (87,2%) responden yang
mengalami stres sedang mengalami siklus menstruasi tidak teratur bahkan dari 2
reponden yang mengalami stres berat seluruhnya (100%) mengalami siklus
menstruasi yang tidak teratur. 12
Populasi yang diharapkan dalam
penelitian ini adalah remaja perempuan usia 18 tahun sesuai dengan usia peserta
didik kelas XII SMA. Lokasi yang dipilh adalah SMA Negeri 9 Padang karena SMA
ini merupakan SMA Negeri dengan posisi tertinggi kedua di Kota Padang dengan
jumlah peserta didik perempuan terbanyak yaitu sebanyak 616 orang, salah satu
SMA terakreditasi A dan banyak siswa yang lulus Perguruan Tinggi Negeri setiap
tahunnya. Hal ini berpotensi membuat siswa SMA 9 Padang memiliki tingkat
persaingan akademik dan tuntutan kelulusan yang tinggi sehingga dapat memicu
timbulnya stres yang bisa berakibat terganggunya pola siklus menstruasi. Dengan
memiliki jumlah peserta didik perempuan banyak diharapkan akan dapat diketahui
beragam jenis tingkat stres, berbagai siklus menstruasi serta ditemukan
hubungannya. 15
Berdasarkan survei awal yang
dilakukan oleh peneliti di SMA Negeri 9 Padang dengan mengambil sampel 10 orang
peserta didik perempuan secara acak dan diminta untuk mengisi kuesioner tingkat
stres dan kuesioner siklus menstruasi didapatkan hasil bahwa diantara 10 orang
responden, 2 orang dengan stres ringan seluruhnya memiliki siklus menstruasi
teratur, 6 orang dengan tingkat stres sedang 4 orang diantaranya (66,67%) memiliki
siklus menstruasi tidak teratur dan 2 orang dengan tingkat stres berat seluruhnya
memiliki siklus menstruasi tidak teratur yaitu polimenore (<21 hari).
Berdasarkan uraian diatas maka
penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Hubungan Tingkat Stres dengan
Siklus Menstruasi Remaja Putri Di SMA Negeri 9 Padang tahun 2020.
B.
Rumusan
Masalah
Rumusan masalah
dalam penelitian adalah apakah ada hubungan tingkat stres dengan siklus
menstruasi remaja putri di SMA Negeri 9 Padang tahun 2020?
C.
Tujuan
Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk
mengetahui hubungan tingkat stres dengan siklus menstruasi remaja putri di SMA
Negeri 9 Padang tahun 2020.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahui
distribusi frekuensi siklus menstruasi pada remaja putri di SMA Negeri 9 Padang
tahun 2020.
b. Diketahui
distribusi frekuensi tingkat stres remaja putri di SMA Negeri 9 Padang tahun
2020.
c. Diketahui
hubungan tingkat stres dengan siklus menstruasi remaja putri di SMA Negeri 9
Padang tahun 2020.
D.
Manfaat
Penelitian
1. Bagi Peneliti
Menambah
pengetahuan, pengalaman, wawasan, dan bahan dalam penerapan ilmu metode
penelitian mengenai hubungan tingkat stres dengan siklus menstruasi pada remaja
putri. Serta dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat dibangku perkuliahan
khususnya yang berkaitan dengan penelitian.
2. Bagi Tempat Penelitian
Dapat
dijadikan bahan acuan untuk mengetahui hubungan tingkat stres dengan siklus
menstruasi pada remaja putri di SMA Negeri 9 Padang.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat
memberikan sumbangan pikiran pada institusi pendidikan mengenai hubungan
tingkat stres dengan siklus menstruasi pada remaja putri di SMA Negeri 9 Padang
dan dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya.
E.
Ruang
Lingkup Penelitian
Variabel
independen pada penelitian ini adalah tingkat stres, sedangkan variabel
dependen adalah siklus menstruasi pada remaja putri. Populasi dari penelitian
adalah remaja putri kelas XII di SMA Negeri 9 Padang sebanyak 152 orang yang
terbagi ke dalam 8 kelas. Sedangkan sampelnya sebanyak 60 orang akan dipilih
siswi dari 8 kelas tersebut. Penelitian dilakukan pada bulan Januari sampai
bulan Juni 2020. Data dikumpulkan dengan lembar observasi dan lembaran kuesioner.
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan proportionate random sampling kemudian
data dianalisis dengan secara univariat dan bivariat dengan uji statistik
dengan uji chi square.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Konsep
Teori
1. Menstruasi
a.
Pengertian
Menstruasi
Menstruasi adalah pengeluaran darah,
mukus, dan debrissel dari mukosa uterus disertai pelepasan (deskuamasi)
endometrium secara periodik dan siklik, yang dimulai sekitar 14 hari setelah
ovulasi.2
Menstruasi
adalah perubahan fisiologis dalam tubuh perempuan yang terjadi secara berkala
dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Periode menstruasi penting dalam reproduksi,
periode ini biasanya terjadi setiap bulan antara usia pubertas dan menopause.
Perempuan mengalami siklus menstruasi rata-rata terjadi sekitar 28 hari.3
b.
Siklus
Menstruasi
Siklus menstruasi merupakan waktu sejak
hari pertama mensturasi sampai datangnya menstruasi periode berikutnya,
sedangkan panjang siklus menstruasi adalah jarak antara tanggal mulainya menstruasi
yang lalu dan mulainya menstruasi berikutnya. Siklus menstruasi pada perempuan
normalnya berkisar antara 21-35 hari. 2
Siklus menstruasi yang tidak teratur memiliki
pola tertentu yaitu:3
1) Oligomenore
adalah siklus menstruasi yang memanjang atau lebih dari 35 hari, volume darah
umumnya lebih sedikit dari volume darah menstruasi biasanya.
2) Polimenore
adalah siklus menstruasi yang
pendek kurang dari 21 hari atau dalam sebulan mengalami menstruasi lebih dari
sekali, sementara
volume darah kurang lebih sama atau lebih banyak dari volume darah menstruasi
biasanya.
3) Amenore
adalah siklus tidak
terjadinya menstruasi, minimal 3 bulan berturut-turut.
Siklus
menstruasi dibedakan dalam 4 masa:16
1) Stadium
menstruasi atau deskuamasi yaitu endometrium dilepas dari dinding rahim
disertai perdarahan, hanya lapisan tipis (stratum basale) yang tinggal. Ini
berlangsung 4 hari. Disebut menstruasi (keluar darah: potongan endometrium dan
lendir dari serviks).
2) Stadium
post menstrum atau stadium regenerasi yaitu luka karena endometrium dilepas
berangsur – angsur ditutup kembali oleh selaput lendir yang baru (berasal dari
epitel kelenjar endometrium). Pada saat kelenjar ini menebal, endometrium
kurang lebih 0.5 mm. Sudah mulai waktu stadium menstruasi berlangsung sekitar 4
hari.
3) Stadium
intermestruum atau stadium ploriferasi yaitu pada stadium ini endometrium
tumbuh menjadi tebal sekitar 3.5 mm, kelenjarnya tumbuh lebih cepat dari
jaringan lain hingga berkelok, berlangsung dari hari ke 5 sampai hari ke 14
dari menstruasi hari pertama.
4) Stadium
pregmenstruum atau stadium sekresi, pada stadium ini endometrium tebalnya
menetap, tapi bentuk kelenjar berubah menjadi panjang dan berliku dan
mengeluarkan getah, dalam endometrium sudah tertimbun glycogen dan kapur yang
kelak diperlukan sebagai makanan untuk telur.
Perempuan dalam
kehidupannya tidak luput dari adanya siklus menstruasi normal yang terjadi
secara periodik, remaja akan merasa terganggu bila hidupnya mengalami
perubahan, terutama bila menstruasi menjadi lebih lama dan atau banyak, tidak
teratur, lebih sering atau tidak menstruasi sama sekali. Penyebab gangguan
menstruasi dapat karena gangguan psikologis seperti stres maupun emosi.17
Perbedaan
siklus ini ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu salah satunya adalah stres yang
merupakan penyebab terjadinya gangguan menstruasi. Selain itu fungsi hormon terganggu,
kelainan sistemik, IMT, aktivitas yang berat, diet berlebih juga merupakan penyebab
terjadinya gangguan siklus menstruasi.3
c.
Dampak
Siklus Menstruasi Tidak Teratur
Pola siklus
menstruasi yang tidak teratur merupakan indikator adanya gangguan pada endokrin
atau sistem metabolisme dan kesehatan reproduksi. Pola siklus menstruasi yang
pendek (Polimenore) dapat membuat remaja
mengalami unovulasi karena sel telur tidak terlalu matang sehingga sulit
untuk dibuahi. Jika siklus menstruasi pendek menyebabkan remaja mengalami
anemia dan gangguan kesuburan. Sedangkan pola siklus menstruasi yang panjang (Oligomenore) menandakan sel telur jarang
sekali diproduksi atau remaja mengalami ketidaksuburan yang cukup panjang dan
menandakan pembuahan akan sangat jarang terjadi. Sedangkan tidak menstruasi
selama 3 bulan (Amenore) juga
menyebabkan osteopenia (penurunan kepadatan tulang) atau osteoporosis, di mana hal ini terjadi akibat kadar
estrogen yang rendah dan menjadi penyebab amenore yang berkepenjangan.
Ketidakteraturan siklus menstruasi juga akan membuat remaja sulit memperkirakan
kapan masa suburnya.3
d.
Faktor
– Faktor yang Mempengaruhi Siklus Menstruasi
Menurut Benson dan
Pernoll 2009, faktor yang dapat menyebabkan gangguan siklus menstruasi antara
lain gangguan hormonal, status gizi, tinggi atau rendahnya IMT, stres, usia,
tumor pada ovarium, dan kelainan pada sistem saraf pusat hipotalamus hipofisis.9,18
1) Fungsi
hormon terganggu yaitu menstruasi terkait erat dengan sistem hormon yang diatur
di otak, tepatnya di kelenjar hipofisa. Hormon prolaktin berlebihan sering kali
membuat perempuan tidak kunjung menstruasi karena memang hormon ini menekan
tingkat kesuburan, biasanya disebabkan kelainan pada kelenjar hipofisis yang
terletak di dalam kepala.
2) Kelainan
sistemik yaitu ada remaja yang tubuhnya sangat gemuk dan kurus. Hal ini
mempengaruhi siklus menstruasinya karena sistem metabolisme di dalam tubuhnya
tidak bekerja dengan baik. Seseorang dengan status gizi overweight berisiko mengalami anovulatory chronic Remaja dengan
kondisi ini, cenderung memiliki sel – sel lemak yang lebih banyak sehingga
produksi hormon estrogen juga menjadi berlebih. Adapun remaja dengan status
gizi underweight, cenderung
kekurangan sel lemak sehingga produksi hormon estrogen berkurang. Hal ini
berdampak pada kejadian ketidakteraturan siklus menstruasi. Berat badan dan
perubahan berat badan mempengaruhi fungsi menstruasi. Penurunan berat badan
akut dan sedang menyebabkan gangguan pada ovarium, tergantung derajat tekanan
pada ovarium dan lamanya penurunan berat badan. Kondisi patologis seperti berat
badan yang kurus dan anorexia nervosa
yang menyebabkan penurunan berat badan yang berat dapat menimbulkan amenore.
3) Stres
jangan dianggap enteng sebab akan menggangu sistem metabolisme di dalam tubuh.
Bisa saja karena stres, remaja jadi mudah lelah, sehingga metabolismenya
terganggu. Bila metabolisme terganggu, siklus menstruasi pun ikut terganggu. Tingkat
stres berhubungan dengan siklus menstruasi karena stres berhubungan dengan
tingkat emosi, alur berpikir, dan kondisi batin seseorang. Faktor stres dapat
mempengaruhi produksi hormon kortisol yang berpengaruh pada produksi hormon
estrogen wanita. Hasil penelitian menyebutkan bahwa sekitar 22,1% wanita dengan
gangguan psikologis, mengalami siklus menstruasi tidak teratur.
4) Tingkat
aktivitas fisik yang sedang dan berat dapat membatasi fungsi menstruasi. Remaja
yang berpartisipasi dalam olahraga kompetitif memiliki resiko yang tinggi
terjadinya atau berkembangnya gangguan makan, iregularitas siklus menstruasi
dan osteoporosis. Olahraga berlebih dapat menyebabkan terjadinya gangguan
disfungsi hipotalamus yang menyebabkan gangguan sekresi GnRH. Hal tersebut
menyebabkan terjadinya menarche yang tertunda dan gangguan siklus menstruasi.
5) Diet
dapat memengaruhi fungsi menstruasi. Vegetarian berhubungan dengan anovulasi,
penurunan respons hormon pituitary, fase folikel yang pendek, tidak normalnya
siklus menstruasi (kurang dari 10 kali/tahun). Diet rendah lemak berhubungan
dengan panjangnya siklus menstruasi dan periode perdarahan. Diet rendah kalori
seperti daging merah dan rendah lemak berhubungan dengan amenore.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi siklus kesehatan remaja perempuan adalah:19
1) Kemiskinan,
hal ini dapat menghambat akses terhadap pelayanan kesehatan yang akhirnya dapat
berakibat kesakitan, kecacatan dan kematian.
2) Kedudukan
perempuan dalam keluarga dan masyarakat ditentukan oleh keadaan sosial, ekonomi
dan budaya dimana mereka menetap.
3) Tingkat
pendidikan yang belum merata dan masih rendah menyebabkan informasi yang
diterima tentang kesehatan reproduksi sangat terbatas.
4) Akses
ke fasilitas kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan dan kualitas
pelayanan kesehatan reproduksi yang kurang memadai.
5) Beban
ganda, tanggung jawab yang tidak proporsional sehingga kesehatan anak perempuan
semakin buruk.
6) Masalah
gizi, berkaitan dengan anemia dan tumbuh kembang remaja terhambat.
7) Masalah
lingkungan dan pekerjaan yang kurang memperhatikan kesehatan remaja sehingga
merusak kesehatan fisik, mental dan emosional remaja.
8) Masalah
pengetahuan seks, kurangnya bimbingan dan penyalahgunaan NAPZA.
e.
Perubahan
Psikologis yang Dialami Remaja Saat Menstruasi
Berikut ini merupakan perubahan psikologis
yang dialami remaja saat menstruasi:20
1) Trauma
Genetalia
Yaitu munculnya
fantasi aneh yang diikuti dengan kecemasan dan ketakutan. Remaja putri sering
menganggap bahwa menstruasi merupakan sesuatu beban dan tugas yang tidak
menyenangkan sehingga malas menjaga kebersihan diri dan pakaian yang terkena
darah.
2) Teori
Cloaca
Menstruasi
dinilai sebagai sesuatu yang kotor, najis dan menjijikan. Atas dasar pandangan
yang keliru inilah timbul rasa malu pada gadis yang mengalaminya sehingga akan
diikuti oleh berbagai emosi negatif lainnya.
3) Psychogene Amenorrhea
Merupakan
tertundanya atau terhentinya menstruasi yang bersifat patologis atau
dikarenakan gangguan psikis. Ada beberapa jenis yaitu:
a) Amenorrhea
Suatu keadaan
dimana seseorang tidak mengalami siklus menstruasi selama lebih dari tiga
siklus menstruasi selama berturut-turut. Amenorrhea
terbagi menjadi dua yaitu Amenorrhea Primer
berkembang dari awal masa menstruasi dan terjadi pada remaja yang tidak
mendapatkan siklus menstruasi padahal telah memasuki masa pubertas sedangkan Amenorrhea sekunder adalah suatu keadaan
dimana menstruasi menjadi tidak teratur di suatu waktu, bukan di awal
menstruasi.
b) PMS
(Pre-Menstruasi Syndrome)
Suatu kondisi
yang terjadi menjelang menstruasi diantaranya nafsu makan meningkat, malas dan
mudah lelah, emosi labil, kram perut, pingsan, pinggang terasa pegal dan lain
sebagainya. Gejala tersebut dapat diminimalisir dengan pola makan teratur dan
rutin berolahraga.
c) Nyeri
Menstruasi
Nyeri yang
muncul saat awal menstruasi, rasa yang muncul bisa amat nyeri namun tidak
selalu terasa nyeri setiap kali mengalami menstruasi. Sebagian perempuan mengalami
nyeri yang hebat, namun sebagian lain hanya merasakan sakit yang tidak begitu
terasa.
d) Menstruasi
tidak teratur
Sejumlah perempuan
memiliki siklus menstruasi tidak teratur, biasanya hal ini dikarenakan stres.
Ketidakteraturan menstruasi tersebut dapat terjadi karena perjalanan atau
adanya perubahan aktivitas perempuan. Sejumlah penyebab dari menstruasi tidak
teratur adalah tubuh terlalu banyak banyak memproduksi hormon androgen,
peningkatan otot, penumbuhan rambut di wajah, dan tingkat stres. Selain itu
produksi hormon perempuan berbeda sehingga mempengaruhi siklus, jumlah darah
dan lamanya menstruasi.
f.
Upaya
Mencegah Gangguan Siklus Menstruasi
Upaya solusi
yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya gangguan siklus menstruasi yaitu
mengurangi stres dengan penggunaan mekanisme koping yang baik misalnya dengan
mengatur diet dan nutrisi, istirahat dan tidur, berolahraga, berhenti merokok,
menghindari minuman keras, mengatur berat badan, mengatur waktu dengan tepat,
terapi psikofarmaka, terapi somatik dan terapi religius.2
Cara mengatasi
gangguan psikologi pada masa menstruasi adalah dengan melakukan konsultasi pada
tenaga kesehatan dan menjadikan tenaga kesehatan sebagai konselor. Peran dan
tugas konselor adalah:21
1) Memberi
penjelasan bahwa proses menstruasi merupakan suatu proses fisiologi atau normal
dan pasti akan terjadi dan dialami oleh perempuan.
2) Memberi
informasi positif yang berguna mengenai menstruasi agar tidak terjadi kesalah
pahaman terhadap proses menstruasi tersebut.
3) Memberikan
saran untuk mengurangi ketegangan dan rasa nyeri proses menstruasi berlangsung
seperti istirahat yang cukup, mengurangi stres, banyak minum air putih dan
kompres hangat pada perut.
4) Memberikan
support mental atau dukungan agar lebih percaya diri dan tidak takut menghadapi
menstruasi.
g.
Cara Menghitung Siklus Menstruasi
Satu siklus menstruasi
rata-rata 28 hari, tapi siklus 21-35 masih dikategorikan normal. Menstruasi
berlangsung selama kurang lebih 4-7 hari. Kategori siklus menstruasi adalah:22
1 : Teratur, jika jarak menstruasi
berikutnya 21-35 hari
2 : Tidak teratur, jika menstruasi
berikutnya <21 hari dan >35 hari atau tidak datang haid selama 3 bulan
terakhir.
2.
Stres
a.
Pengertian
Stres
Stres merupakan
suatu respon fisiologis, psikologis dan perilaku dari manusia yang mencoba
untuk mengadaptasi dan mengatur baik tekanan internal dan eksternal (stresor). Stres
yang berkelanjutan dapat menyebabkan depresi yaitu apabila sense of control atau
kemampuan untuk mengatasi stres pada seseorang kurang baik.11
Hawari
(2008) menjelaskan bahwa stres juga dapat diartikan sebagai:23
1) Stimulus,
yaitu stres merupakan kondisi atau kejadian tertentu yang menimbulkan stres
atau disebut stresor.
2) Respon,
yaitu stres merupakan suatu respon atau reaksi individu yang muncul karena
adanya situasi tertentu yang menimbulkan stres. Respon yang muncul dapat secara
fisiologis, seperti: jantung berdebar, gemetar, dan pusing serta psikologis,
seperti: takut, cemas, sulit berkonsentrasi, dan mudah tersinggung.
3) Proses,
yaitu stres digambarkan sebagai suatu proses dimana individu secara aktif dapat
mempengaruhi dampak stres melalui strategi tingkah laku, kognisi maupun afeksi.
b.
Jenis
Stres
Ada 3 tingkatan stres yaitu:24
1) Stres
ringan
Pada
tingkat stres ini sering terjadi pada kehidupan sehari-hari dan kondisi ini
dapat membantu individu menjadi waspada dan bagaimana mencegah berbagai
kemungkinan yang akan terjadi.
Stres
ini tidak merusak aspek fisiologik seseorang. Pada respons psikologi didapatkan
merasa mampu menyelesaikan pekerjaan lebih dari biasanya, namun tanpa disadari
cadangan energi semakin menipis, pada repons perilaku didapatkan semangat kerja
yang terlalu berlebihan, merasa mudah lelah dan tidak bisa santai. Situasi ini
tidak akan menimbulkan penyakit kecuali jika dihadapi terus menerus.
2) Stres
sedang
Pada
stres tingkat ini individu lebih memfokuskan hal penting saat ini dan
mengesampingkan yang lain sehingga mempersempit lahan persepsinya. Respons
fisiologis dari tingkat stres ini didapatkan gangguan pada lambung dan usus
misalnya maag, buang air besar tidak teratur, ketegangan pada otot, berdebar debar,
gangguan pola tidur dan mulai terjadi gangguan siklus dan pola menstruasi.
Respons psikologis dapat berupa perasaan ketidaktenangan dan ketenangan
emosional semakin meningkat, merasa aktivitas menjadi membosankan dan terasa
lebih sulit, serta timbul perasaan ketakutan dan kecemasan yang tidak dapat
dijelaskan apa penyebabnya.
Pada
respon perilaku sering merasa badan terasa akan jatuh dan serasa mau pingsan,
kehilangan respons tanggap terhadap situasi, ketidakmampuan untuk melaksanakan
kegiatan rutin sehari-hari, daya konsentrasi dan daya ingat menurun. Keadaan
ini bisa terjadi beberapa jam hingga beberapa hari.
3) Stres
berat
Pada
tingkat ini lahan persepsi individu sangat menurun dan cenderung memusatkan
perhatian pada hal-hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi stres.
Individu tersebut mencoba memusatkan
Pada tingkat
stres ini juga mempengaruhi aspek fisiologik yang didapatkan seperti, gangguan
sistem pencernaan semakin berat, ketidakteraturan pada siklus menstruasi,
debaran jantung semakin keras, sesak napas dan sekujur tubuh terasa gemetar.
Pada respons psikologis didapatkan, merasa kelelahan fisik semakin mendalam,
timbul perasaan takut, cemas yang semakin meningkat, mudah bingung dan panik.
Respons perilaku dapat terjadi tidak dapat menyelesaikan tugas sehari-hari.
Sheldon membagi tipe kepribadian
menjadi tiga berdasarkan bentuk tubuh yaitu, tipe kepribadian endomorf, tipe
kepribadian mesomorf, dan tipe kepribadian ektomorf. Tipe kepribadian ini
disebut tipe kepribadian somatotype Sheldon: 25
1) Tubuh
tipe mesomorf ditandai dengan wujud yang segi-segi dan keras, kokoh, tahan
sakit. Tidak heran orang dengan tipe ini menyukai kegiatan yang menuntut
kekuatan fisik, tantangan sehingga membuat remaja lebih sering berada dalam
kondisi penuh tekanan yang dapat menyebabkan stres. Tipe mesomorf memiliki
sifat yang kompetitif, agresif, menyukai tantangan, dan emosi mudah
meledak-ledak, suatu peristiwa bagi sebagian orang merupakan hal yang wajar
namun bagi orang yang memiliki tipe kepribadian ini peristiwa yang sama merupakan
peristiwa besar dan menimbulkan masalah yang serius.
2) Tubuh
tipe endomorf dimana tubuh cenderung mudah menjadi gemuk, tulang dan otot
relatif kurang berkembang, dan fisik secara umum tidak cocok untuk kegiatan
fisik yang berat. Sehingga lebih memilih untuk menghindari kondisi penuh
tekanan yang dapat menyebabkan stres. Tipe endomorf memiliki sifat yang ramah,
mudah bersosialisasi, santai, lebih suka bekerja sama, dan memiliki emosi yang
seimbang.
3)
Tubuh tipe ektomorf ditandai dengan
bentuk tubuh yang tipis tinggi, dan otot yang lemah. Remaja dengan tipe ini
mudah lelah sehingga tidak tahan ketika berada dalam kondisi tertekan. Tipe
ektomorf memiliki sifat yang tertutup, tidak percaya diri, tertekan secara
emosional, sukar bersosialisasi, dan emosi tidak stabil, menanggung beban
masalahnya sendiri serta sedikit dukungan yang diterimanya membuat ia tertekan
secara emosional. Itulah sebabnya tipe kepribadian ini rentan stres.
Ada 2 tipe stres yaitu:24
1) Stres
Akut
Stres akut
merupakan respon tubuh terhadap ancaman tertentu, tantangan atau ketakutan.
Respons stres akut akan segera dan instensif di beberapa keadaan, dapat
menimbulkan gemetaran.
2) Stres
Kronis
Stres kronis
lebih sulit diatasi daripada stres akut. Stres akut akan menimbulkan masalah
kesehatan seperti sakit kepala dan insomnia dan berlangsung lama
(bertahun-tahun).
c.
Perubahan
Hormon Saat Stres
Perubahan-perubahan
hormon yang terjadi dalam keadaan stres adalah : 26
1) Kortisol
Berperan
kunci dalam adaptasi terhadap stres. Segala jenis stres merupakan rangsangan
utama bagi peningkatan sekresi kortisol. Peningkatan drastis sekresi kortisol,
yang diperantarai oleh susunan saraf pusat melalui peningkatan aktivitas sistem
CRH-ACTH, terjadi sebagai respon terhadap segala jenis situasi stres. Besar
peningkatan konsentrasi kortisol plasma umumnya setara dengan intensitas
stimulus stres berat menyebabkan peningkatan sekresi kortisol yang lebih besar
daripada stres ringan. Kortisol juga berperan dalam kronik stres, adanya
peningkatan kadar kortisol merupakan indikator yang baik bagi seseorang yang
mengalami kronik stres atau stres yang berulang-ulang. Akibat kronik stres
menyebabkan penekanan sistem imun tubuh sebagai akibat efek dari kortisol.
2) Gonadotropin
Stres
menyebabkan penekanan gonadotropin dan hormon steroid yang akan menyebebkan gangguan
siklus menstruasi. Tekanan psikologis dan sosial yang akut dan kronis dapat
menggangu sekresi hormon reproduksi manusia. Gangguan ini bisa halus, yang
terdiri dari penekanan ringan pada sekresi hormon reproduksi yang mendasari
penurunan tingkat kesuburan dan perilaku reproduksi. Terlalu lama stres dapat
menyebabkan gangguan fungsi reproduksi. Perjalanan gonadotrophin releasing
hormon ke hipofisis menurun karena peningkatan sekresi CRH.
3) Hormon
Tiroid
Fungsi
tiroid biasanya menurun selama kondisi stres. Stres menghambat sekresi
thyroid-stimulating hormone (TSH) melaui aksi glukokortikoid pada sistem saraf
pusat.
4) Peningkatan
epinephrine
Memperkuat
sistem saraf simpatis untuk mempersiapkan tubuh menghadapi stres. Epinephrine
akan memobilisasi simpanan karbohidrat dan lemak, meningkatkan kadar glukosa
dan asam lemak darah.
5) Peningkatan
ACTH
ACTH
adalah salah satu dari peptide yang mempermudah proses belajar dan perilaku,
masuk akal jika peningkatan ACTH selama stres psikososial membantu tubuh agar
lebih siap menghadapi stresor serupa di masa mendatang dengan perilaku yang
sesuai.
6) Peningkatan
Glukagon dan Penurunan Insulin
Epinephrine
dan glukagon, yang kadarnya meningkat selama stres, meningkatkan glycogenolysis
dan (bersama kortisol) membentuk glukoneogenesis di hati. Namun insulin yang
sekresi nya tertekan selama stres mempunyai efek yang berlawanan terhadap
glycogenolysis di hati. Apabila insulin tidak dengan sengaja dihambat selama
respon stres, hiperglikemia yang ditimbulkan oleh stres akan merangsang sekresi
insulin untuk menurunkan kadar glukosa. Akibatnya peningkatan kadar glukosa
darah tidak dapat dipertahankan. Respon-respon hormonal yang berkaitan dengan
stres juga mendorong pengeluaran asam lemak dari simpanan lemak, karena
epinephrine, glucagon dan kortisol meningkatkan lipolisis, sedangkan insulin
menghambatnya.
7) Peningkatan
Aldosterone
Selama
stres selain terjadi perubahan hormon dan secara bersamaan juga hormon
diaktifkan untuk mempertahankan volume dan tekanan darah. Sistem simpatis dan epinephrine
berperan penting dengan langsung bekerja pada jantung dan pembuluh darah untuk meningkatkan
fungsi sirkulasi. Sistem hormon aldosteron juga diaktifkan sebagai akibat dari penurunan
aliran darah ke ginjal yang dipicu oleh sistem simpatis. Sekresi aldosteron
juga disebabkan oleh rangsangan dari angiotensin II dan peningkatan K+ plasma,
dan rangsangan dari ACTH walaupun lemah.
8) Peningkatan
Vasopresin
Sekresi
vasopresin juga meningkat selama keadaan stres. Secara keseluruhan hormon ini meningkatkan
volume plasma dengan efek retensi Na dan H2O. Diperkirakan
peningkatan volume plasma ini merupakan tindakan pencegahan untuk membantu
mempertahankan tekanan darah sekiranya terjadi pengeluaran akut cairan plasma melalui
perdarahan atau keringat berlebihan selama masa stres tersebut. Vasopresin juga
diperkirakan mempermudah proses belajar, yang berdampak pada adaptasi terhadap
stres di masa mendatang.
9) Peningkatan
kadar Oksitosin
Oksitosin
dikatakan mempunyai efek Stres Induced
Tachycardia, menyebabkan bradikardia, yaitu menghambat respon tachycardia
akibat stres fisik. Sehingga vasopresin dan oksitosin bertugas mengontrol
denyut nadi pada saat stres fisik.
10) Peningkatan
kadar Growth Hormon
GH
adalah hormon yang di sekresi oleh hipofisis anterior dengan efek merangsang
pertumbuhan seluruh jaringan dan efek metabolik yaitu meningkatkan hampir semua
asam amino dan sintesis protein oleh sel, menggunakan lemak dari tempat penyimpanannya
dan menghemat karbohidrat. Dikatakan bahwa kadar GH akan meningkat pada keadaan
stres, latihan fisik, dan tidur.
11) Hormon
Estrogen
Pada
masa ovulasi, biasanya akan ada peningkatan hormon estrogen, namun saat stres
rasa cemas akan mempengaruhi sistem tubuh dan membuat keseimbangan hormon ikut
terganggu. Kadar estrogen akan menurun saat stres akibatnya siklus jadi tidak
teratur.
d. Gejala Stres
Berikut adalah gejala stres menurut
beberapa ahli:24
Tabel 2.1
Gejala Stres Menurut Beberapa Ahli
Tokoh |
Aspek |
Keterangan |
Cary Cooper
& Alison straw |
Fisik |
Mulut dan
tenggorokan kering, tangan lembab, panas, otot tegang, pencernaan terganggu,
sembelit, letih tak beralasan, gelisah. |
Perilaku |
Bingung,
cemas, sedih, jengkel, salah paham, gagal, tidak menarik, tidak bersemangat,
susah konsentrasi. |
|
Watak dan
kepribadian |
Berlebihan
berhati-hati, panik, pemarah, kurang percaya diri. |
|
Bram |
Fisik |
Insomnia,
sakit kepala, sulit BAB, gangguan pencernaan, radang usus, gatal-gatal. |
|
Emosional |
Pemarah, mudah
tersinggung, sensitif, gelisah, pencemas, sedih, cengeng, dan mood
berubah-ubah. |
|
Intelektual |
Pelupa, kacau pikirannya,
daya ingat menurun, melamun |
|
Interpersonal |
Acuh tak acuh,
kurang percaya pada orang lain, mengingkari janji, suka mencari orang lain, introvert, mudah menyalahkan orang
lain. |
Beberapa gejala-gejala
stres pada remaja antara lain:27
1) Hilang
minat terhadap kegiatan yang disenangi.
2) Hilang
selera makan, yang berujung pada penurunan berat badan.
3) Terlihat
lelah, atau kekurangan energi. Memiliki perasaan tidak berharga dan tidak memiliki
harapan.
4) Rasa
bersalah yang tidak pada tempatnya.
5) Tidak
mampu berkonsentrasi dan berpikir jernih.
6) Melankolik
(rasa sedih berlebihan) yang biasanya disertai bangun pagi terlambat dua jam
dari biasanya, rasa tidak berdaya di pagi hari dan bergerak lebih lamban.
7) Pusing
atau sakit perut.
8) Mempunyai
keinginan atau harapan untuk mati, bahkan bunuh diri.
e.
Fungsi
Stres
Stres sendiri memiliki fungsi bagi
individu yaitu:24
1) Fungsi
stres bagi spritualitas, stresor akan membawa manusia menuju tujuan hidupnya
yang hakiki. Begitulah fungsi stresor kegagalan, kesusahan yang menyedihkan
hati selalu ada untuk mendidik manusia menjadi lebih baik.
2) Fungsi
stres bagi jiwa, stres memberikan pengalaman yang tidak menyenangkan sehingga
manusia menyadari dan mengetahui tingkat kemampuan yang dimilikinya sehingga
akan bermanfaat nanti ketika mengalami masalah.
3) Fungsi
stres bagi tubuh, untuk meningkatkan kewaspadaan dan melindungi tubuh dari
bahaya yang mengancam.
f.
Penyebab
Stres pada Remaja
Menurut psikolog Amelia, penyebab
stres pada remaja adalah :27
1) Terkait
dengan hal-hal yang mereka harapkan. Misalnya, orang tua ingin anaknya
berprestasi di sekolah, tetapi anak tidak mampu memenuhi harapan itu, maka jadi
stres.
2) Dipicu
dari beberapa kejadian. Misalnya, kehilangan orang tua atau sesuatu yang
disayangi, konflik keluarga seperti perceraian atau pertengkaran orang tua, dan
lain-lain.
3) Disebabkan
oleh penyakit yang menimpa anggota keluarga. Seperti ketergantungan obat.
4) Perubahan
mood atau suasana hati tidak stabil.
Garfinkel (dalam Walker 2002)
mengatakan secara umum penyebab stres pada remaja adalah :27
1) Putus
dengan pacar.
2) Perbedaan
pendapat dengan orang tua.
3) Bertengkar
dengan saudara perempuan dan laki-laki.
4) Perbedaan
pendapat antara orang tua.
5) Perubahan
status ekonomi pada orang tua.
6) Sakit
yang diderita oleh anggota keluarga.
7) Masalah
dengan teman sebaya.
8) Masalah
dengan orang tua.
g.
Dampak
Stres
Dampak stres bagi remaja adalah:1
1) Sulit
berkonsentrasi dalam belajar.
2) Menurunkan
prestasi remaja dalam bidang akademik.
3) Menghasilkan
perilaku agresif yang akan tetap ada walaupun peristiwa yang membuat stres
tersebut sudah hilang.
4) Depresi,
kecemasan hingga penyalahgunaan obat.
5) Pola
makan dan tidur menjadi tidak teratur.
6) Siklus
menstruasi menjadi tidak teratur.
Dampak
stres yang berkepanjangan adalah:24
1) Penyakit
jantung : frekuensi jantung tidak teratur, arteri koroner
2) Gangguan
vascular atau sentral : hipertensi, stroke
3) Gangguan
pernapasan : asma, hiperventilasi
4) Gangguan
gastrointestinal : anoreksia, obesitas, diare, tukak lambung
5) Gangguan
musculoskeletal : sakit kepala, nyeri punggung, gagal tumbuh
6) Gangguan
kulit : jerawat, psoriasis
7) Gangguan
sistem imun : disfungsi tiroid, kanker, penyakit otoimun.
8) Gangguan
reproduksi : amenore, impoten, keguguran, gangguan menstruasi
9) Gangguan
perilaku : makan tidak teratur, penggunaan obat, sulit tidur
10) Gangguan
psikologis : keletihan, depresi, sulit konsentrasi.
h.
Faktor-Faktor
Stres pada Remaja
Menurut Walker
(2002), ada 3 faktor yang menyebabkan remaja menjadi stres, yaitu :27
1) Faktor
Biologis :
a) Sejarah
depresi dan bunuh diri di dalam keluarga.
b) Penggunaan
obat-obatan dan alkohol dalam keluarga.
c) Siksaan
secara seksual dan fisik di dalam keluarga.
d) Penyakit
yang serius yang diderita remaja atau anggota keluarga.
e) Sejarah
keluarga atau individu dari kelainan psikiatris.
f) Kematian
salah satu anggota keluarga.
g) Ketidakmampuan
belajar atau ketidakmampuan mental atau fisik.
h) Perceraian
orang tua.
i)
Konflik dalam keluarga.
2) Faktor
kepribadian :
a) Tingkah
laku impulsif, obsesif dan ketakutan yang tidak nyata.
b) Tingkah
laku agresif dan antisosial.
c) Penggunaan
dan ketergantungan obat terlarang.
d) Hubungan
sosial yang buruk dengan orang lain.
e) Masalah
dengan tidur atau makan.
3) Faktor
psikologis dan sosial :
a) Kehilangan
orang yang dicintai.
b) Tidak
dapat memenuhi harapan orang tua.
c) Tidak
dapat menyelesaikan konflik.
d) Pengalaman
yang dapat membuatnya merasa rendah diri.
e) Pengalaman
buruk.
i.
Mengendalikan
Stres
Stres pada remaja dapat diatasi baik di dalam maupun
di luar rumah. Langkah pertama dalam mengatasi stres pada remaja adalah
mengidentifikasi penyebab dari stres mereka. Dugaan bahwa tidak ada alasan
fisik untuk stres pada remaja harus dihindari. Remaja harus diizinkan untuk
berbicara dengan bebas tentang masalah mereka dan mereka harus diberi dukungan.
Orang dewasa disekitarnya harus membantu dan mengajarinya tentang metode
penghilang stres dan membuat target yang realistik untuk kegiatan kurikuler
ataupun ekstrakurikuler mereka.27
Orang tua atau guru harus meminta remaja untuk
mendefinisikan stres menurut mereka, memberikan contoh suatu kejadian dan
menanyakan tentang respon mereka terhadap kejadian itu. Berikan saran tentang
respon stres yang normal dan jelaskan tentang cara untuk menangani stres.
Terangkan kepada mereka bahwa stres yang berbeda akan memberi respon yang
berbeda pada orang yang berbeda. Juga beri masukan untuk menghindari metode
yang tidak sehat dalam mengatasi stres seperti bertengkar, penggunaan alkohol
atau narkoba. Selama dalam keadaan stres yang dialaminya, dukungan penuh harus
diberikan oleh orang-orang di sekitarnya. Remaja, seperti anak-anak dan
beberapa orang dewasa belumlah siap untuk mengatasi masalah-masalah besar
sendirian.27
Cara mengendalikan stres
yaitu:28
1) Sikap,
keyakinan dan pikiran harus positif, fleksibel, rasional dan adaptif terhadap
orang lain.
2) Kendalikan
faktor penyebab stres dengan cara kemampuan menyadari, kemampuan untuk
menerima, kemampuan untuk menghadapi, kemampuan untuk bertindak.
3) Perhatikan
diri, proses interpersonal dan interaktif serta lingkungan.
4) Kembangkan
sikap efisien.
5) Relaksasi
dan visualisasi
6) Melakukan
teknik pernapasan dalam, mandi air hangat, tertawa, pijat, membaca dan
istirahat teratur.
Setiap individu
mempunyai kemampuan yang berbeda dalam mengatasi stres, yaitu:28
1)
Tipe yang rentan (vulnerable)
Individu tipe
ini memiliki resiko tinggi mengalami stres dengan ciri-ciri memiliki cita-cita
yang tinggi (ambisius), agresif, suka bersaing yang tidak sehat, emosional,
terlalu percaya diri, terlalu waspada, hiperaktif, otoriter, disiplin waktu
yang ketat, kurang rileks, suka terburu-buru, tidak mudah bergaul, tidak ramah,
sulit dipengaruhi, kaku, berusaha keras agar sesuatunya terkendali.
2)
Tipe yang kebal (immune)
Individu tipe
ini kebal terhadap stres dengan ciri-cirinya memiliki cita-cita yang wajar,
berkompetisi secara sehat, tidak agresif, tidak memaksakan diri, emosi
terkendali, cara berbicara dan bertindak tenang, seimbang waktu bekerja dan
beristirahat, kooperatif, ramah, mudah bergaul, fleksibel, akomodatif, tidak
merasa paling benar, mampu menahan dan mengendalikan diri.
j.
Sumber
Stres
Manusia mengalami stres dari tiga
sumber utama yaitu:3
1) Stres
lingkungan mencakup kebisingan, kepadatan, tekanan waktu, standar prestasi,
ancaman terhadap rasa aman dan harga diri serta penyesuaian diri dengan teman, pasangan,
masalah keluarga, keuangan, tujuan yang berbeda di antara anggota keluarga.
2) Stres
fisiologik (dari tubuh) antara lain perubahan kondisi tubuh seperti masa
remaja, menstruasi, proses menua, kecelakaan, kurang gizi, kurang tidur.
3) Stres
pikiran merupakan pemaknaan diri dan lingkungan dimana pikiran menginterpretasi
dan menerjemahkan pengalaman perubahan. Umumnya dikarenakan konflik yang
terjadi antara keinginan dan kenyataan yang berbeda.
Stres normal merupakan reaksi alamiah
yang berguna, karena stres akan mendorong kemampuan seseorang untuk mengatasi
kesulitan kehidupan. Persaingan yang banyak, tuntutan, dan tantangan dalam
dunia modern ini, menjadi tekanan dan beban stres (ketegangan) bagi semua
orang. Tekanan stres yang terlampau besar hingga melampaui daya tahan individu,
maka akan timbul gejala - gejala seperti sakit kepala, gampang marah, dan tidak
bisa tidur. Stres yang berlangsung cukup lama, tubuh akan berusaha mengadakan
penyesuaian sehingga timbul perubahan patologis bagi penderitanya.4
k.
Manajemen
Stres
Stres
yang terjadi pada seseorang disebabkan karena faktor kemampuan individu
mempersepsikan stresor dimana apabila stresor yang dipersepsikan akan berakibat
buruk maka stres yang dirasakan akan sangat berat begitu juga sebaliknya,
apabila stresor yang dipersepsikan tidak mengancam dan individu mampu mengatasi
maka stres yang dirasakan akan lebih ringan.13
Cara mengatasi atau
mengurangi dampak stres adalah:24
1) Apabila
stresor memiliki komponen psikologis, individu didorong untuk membicarakan
tentang kekhawatirannya pada keluarga, teman atau ahli terapi.
2) Apabila
stresor adalah fisik, intervensi untuk mengurangi nyeri dan mencegah infeksi
sangat penting. Olahraga teratur dapat meningkatkan pelepasan endorphin yang
dapat mengurangi dampak stresor.
3) Latihan
relaksasi, bernapas dan visualisasi secara ketat. Berlatih untuk percaya diri
dan ketenangan yang lebih besar, sehingga mampu mengubah pandangan tentang
dunia sebagai hasil menangani stres.
4) Relaksasi
progresif merupakan teknik yang berfokus pada relaksasi otot. Dapat dilakukan
dengan cara telentang ditempat tidur atau bersandar di kursi yang nyaman.
5) Sikap
yang positif, gaya hidup sehat yang termasuk di dalamnya tidur cukup, diet
cukup, makan buah dan sayur.
6) Tingkatkan
manajemen waktu. Bekerja melebihi waktu adalah suatu hal yang menyebabkan
timbulnya stres. Atur waktu agar dapat bekerja lebih efisien dan rileks.
l.
Alat
Ukur Tingkat Stres
Tingkat
stres diukur dengan kuesioner Perceived
Stres Scale (PSS-10). PSS-10 adalah instrumen psikologis yang paling banyak
digunakan untuk mengukur tingkat stres. PSS-10 mengukur sejauh mana situasi
dalam kehidupan seseorang dinilai sebagai stres. Item yang dirancang untuk
mendapatkan hal terduga, tak terkendali dan kelebihan beban yang ada dalam
kehidupan responden. Skala ini juga mencakup sejumlah pertanyaan langsung
tentang tingkat stres. PSS-10 dirancang untuk digunakan dalam sampel masyarakat
dengan minimal pendidikan SMP. Selain itu, pertanyaan-pertanyaan yang bersifat
umum dan karenanya relatif bebas dari konten yang spesifik.
Pertanyaan-pertanyaan di PSS-10 menanyakan tentang perasaan dan pikiran selama
beberapa bulan belakangan ini. Dalam setiap kasus, responden ditanyakan tentang
seberapa sering mereka merasakan gejala-gejala yang berkaitan dengan stres.
PSS-10 merupakan kuesioner yang terdiri dari 10 pertanyaan dengan mengisi
jawaban yang paling sering dirasakan oleh responden. 29
Hasil
jawaban dari responden akan diberi kode:
a) Tidak
pernah diberi skor 0
b) Hampir
tidak pernah (1-2 kali) diberi skor 1
c) Kadang-kadang
(3-4 kali) diberi skor 2
d) Hampir
sering (5-6 kali) diberi skor 3
e) Sangat
sering (lebih dari 6 kali) diberi skor 4.
Kemudian
penilaian tersebut diakumulasikan sesuai dengan tingkatan stres sebagai
berikut:
a) Stres
ringan : skor 1-14
b) Stres
sedang : skor 15-26
c) Stres
berat : skor >26
B.
Kerangka Teori
Oligomenore Amenore Siklus menstruasi
menjadi tidak teratur Polimenore Dampak
siklus menstruasi tidak teratur: 1.
Anemia 2.
Gangguan Kesuburan 3.
Osteopenia (Penurunan Kepadatan tulang) STRES Peningkatan
sekresi kortisol dan penekanan pada gonadotropin Gangguan
pada hormon FSH dan LH sehingga kadar hormon estrogen menurun Faktor yang mempengaruhi siklus
menstruasi remaja: 1. Hormon 2. IMT 3. Stres 4. Aktivitas fisik 5. Diet Respon
Psikologis Sumber stres pada remaja: 1. Lingkungan 2. Fisiologik (dari tubuh) 3. Pikiran Respon
Fisiologis Respon
Adaptif Hipotalamus
Sumber: Arif A (2018), Amir N (2014), Oktaviana
(2017), dan Islamy (2019).
Gambar 1
Kerangka Teori Hubungan Tingkat Stres dengan Siklus
Menstruasi
C.
Kerangka Konsep
Pada kerangka
konsep ini dijelaskan mengenai variabel independen dan variabel dependen.
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahan atau timbulnya variabel dependen. Sedangkan varabel dependen adalah
variabel yang dipengaruhi oleh atau yang menjadi akibat karena adanya variabel
bebas. 30
Variabel
independen yaitu tingkat stres pada remaja sedangkan variabel dependen adalah
siklus menstruasi pada remaja.
Variabel
independen Variabel
dependen
Tingkat
stres Siklus
menstruasi
Gambar 2
Hubungan Tingkat Stres dengan Siklus Menstruasi Pada
Remaja Putri di
SMA Negeri 9
Padang tahun 2020
D.
Hipotesa
Hipotesa adalah
suatu pernyataan yang masih lemah dan
membutuhkan pembuktian untuk menegaskan apakah hipotesis tersebut dapat
diterima atau ditolak berdasarkan fakta atau data empiris yang yang telah
dikumpulkan dalam penelitian.30
Hipotesis dalam
penelitian ini adalah Ha : adanya hubungan tingkat stres dengan siklus
menstruasi pada remaja SMA Negeri 9 Padang tahun 2020.
E.
Definisi Operasional
Tabel 2.2
Hubungan Tingkat Stres dengan Siklus Menstruasi Pada
Remaja Putri di
SMA Negeri 9 Padang Tahun 2020
No |
Variabel |
Definisi
operasional |
Cara ukur |
Alat ukur |
Hasil ukur |
Skala ukur |
1. |
Tingkat stres |
Suatu reaksi
yang dihasilkan oleh tubuh saat menghadapi suatu peristiwa |
Kuesioner |
Kuesioner PSS-10
|
1 : Ringan, jika skor 1-14. 2 : Sedang, jika skor 15-26. 3 : Berat, jika skor >26 |
Ordinal |
2. |
Siklus menstruasi |
merupakan
waktu sejak hari pertama mensturasi sampai datangnya mensturasi periode
berikutnya |
Kuesioner |
Kuesioner Menstruasi |
1 : Teratur, jika jarak menstruasi
berikutnya 21-35 hari. 2: Tidak teratur, jika jarak
menstruasinya <21 hari dan >35 hari atau tidak datang haid selama 3
bulan terakhir. |
Nominal |
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Jenis
dan Desain Penelitian
Penelitian ini
bersifat survey analitik menggunakan desain cross
sectional. Pendekatan cross sectional
adalah rancangan penelitian dengan melakukan pengukuran atau pengamatan pada
saat bersamaan (sekali waktu).30
B.
Tempat
dan Waktu Penelitian
Tempat
penelitian dilakukan di SMA Negeri 9 Padang yang beralamat di Jl. Pasar Baru
Kelurahan Cupak Tangah, Kecamatan Pauh, Kota Padang. Waktu penelitian dilakukan
mulai bulan Januari sampai Juni 2020. Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 18 Maret 2020.
C.
Populasi
dan Sampel
1.
Populasi
Populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
kemudian ditarik kesimpulannya.30 Dalam
penelitian ini populasinya adalah semua siswi Kelas XII SMA Negeri 9 Padang
yang berusia >18 tahun. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 152
orang peserta didik perempuan.
2.
Sampel
Sampel adalah
bagian dari populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah karakteristik yang
dimiliki oleh populasi. Penentuan jumlah sampel dilakukan dengan cara
perhitungan statistik yaitu dengan menggunakan Rumus Slovin. Rumus Slovin digunakan
untuk menentukan ukuran sampel dari populasi yang telah diketahui jumlahnya
yaitu sebanyak 152 orang. 31
Rumus Slovin:
Keterangan:
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
d = kelonggaran
ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolerir,
kemudian dikuadratkan.
Presisi yang ditetapkan
adalah 10%, maka:
= 60,31 = 60 orang
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, sampel yang
didapat berjumlah 60 siswi.
Adapun kriteria
sampel dalam penelitian adalah:
a. Kriteria
inklusi
Dalam penelitian ini kriteria
inklusinya adalah:
1) Siswi
yang hadir saat penelitian
2) Bersedia
menjadi responden
b. Kriteria
eksklusi
Dalam penelitian ini kriteria eksklusinya adalah :
1) Siswi
yang mengalami penyakit reproduksi seperti kista atau mioma.
2) Siswi
yang memiliki tubuh sangat gemuk atau sangat kurus.
3) Siswi
yang memiliki aktivitas fisik yang berat.
4) Siswi
yang diet.
5) Siswi
dengan riwayat anemia.
3.
Teknik
Pengambilan Sampel
Teknik
pengambilan sampel yang dilakukan dengan cara proportionate random sampling yaitu suatu cara pengambilan sampel
yang digunakan bila anggota populasinya tidak homogen yang terdiri kelompok
yang homogen atau berstrata secara proporsional. Peneliti mengambil wakil-wakil
dari tiap-tiap kelompok yang ada dalam populasi yang jumlahnya disesuaikan
dengan jumlah anggota subjek yang ada di dalam masing-masing kelompok tersebut.30
No |
Kelas |
Jumlah
perkelas x jumlah sampel diinginkan Jumlah
populasi |
Jumlah |
1 |
XII IPA 1 |
16 x 61 152 |
6,42 = 6 orang |
2 |
XII IPA 2 |
18 x 61 152 |
7,22 = 7 orang |
3 |
XII IPA 3 |
20 x 61 152 |
8,02 = 8 orang |
4 |
XII IPA 4 |
16 x 61 152 |
6,42 = 6 orang |
5 |
XII IPA 5 |
19 x 61 152 |
7,6 = 8 orang |
6 |
XII IPS 1 |
22 x 61 152 |
8.8 = 9 orang |
7 |
XII IPS 2 |
20 x 61 152 |
8,02 = 8 orang |
8 |
XII IPS 3 |
21 x 61 152 |
8,42 = 8 orang |
Jumlah |
60 orang |
D.
Instrumen
Pengumpulan Data
Instrumen yang
digunakan dalam penelitian adalah kuesioner. Kuesioner adalah alat ukur yang
berupa angket dengan beberapa pertanyaan. Alat ukur ini digunakan bila
responden jumlahnya besar dan dapat membaca dengan baik yang dapat
mengungkapkan hal-hal yang bersifat rahasia.30
E.
Prosedur
Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data dilakukan
melalui beberapa tahap, yaitu:
1. Tahap
persiapan
a. Peneliti
mengajukan surat izin pengambilan data awal ke sekretariat D IV Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Padang.
b. Memasukkan
surat izin ke bagian Tata Usaha SMA Negeri 9 Padang untuk pengambilan data
awal.
c. Survey
data awal di SMA Negeri 9 Padang.
d. Penyusunan
instrument penelitian.
e. Pengurusan
surat izin penelitian sekretariat D IV Kebidanan Poltekkes Kemenkes Padang.
f. Memasukkan
surat izin penelitian ke Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat.
g. Mengantarkan
surat izin dari dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat ke SMA Negeri 9
Padang.
2. Tahap
Pelaksanaan
a. Peneliti
melakukan kontak dengan sekolah, dimana penelitian dilaksanakan pada hari Rabu
tanggal 18 Maret 2020.
b. Peneliti
menentukan kriteria responden sesuai dengan kriteria inklusi dan semua telah
memenuhi syarat inklusi.
c. Melakukan
pengenalan diri dan serta menyampaikan maksud dan tujuan diadakan penelitian
kepada siswa dan siswi SMA Negeri 9 Padang.
d. Penelitian
dilaksanakan satu kali pelaksanaan secara serentak dengan menggunakan 8 kelas
melibatkan masing-masing wali kelas sebagai enumerator. Enumerator tersebut
telah diberikan penjelasan oleh peneliti terkait kuesioner dan telah memahami
prosedur dalam penelitian. Enumerator membantu peneliti dalam membagikan
kuesioner, mengawasi responden dan membantu peneliti menjawab pertanyaan
responden.
e. Responden
yang telah terpilih dipersilahkan untuk menanda tangani informed concent dan mengisi kuesioner dengan jujur.
f. Responden
diberikan kesempatan untuk bertanya jika ada hal yang masih kurang dipahami
dalam pengisian kuesioner.
g. Kuesioner
yang telah terkumpul seluruhnya akan diperiksa kelengkapan data dan pengisian
kuesioner di dalam kelas tersebut.
h. Setelah
data terkumpul lengkap dan benar peneliti akan melakukan pengolahan data dan
analisa data.
F.
Teknik
Pengolahan Data dan Analisis Data
1.
Teknik
Pengolahan Data
a. Pengecekan
data (editing)
Editing
adalah
mengoreksi jawaban yang telah diberikan responden, apabila ada data yang salah
atau kurang segera dilengkapi. Dalam penelitian ini pengisian lembar ceklist dan kuesioner pada data sudah
diisi lengkap.
b. Pengkodean
data (coding)
Coding
merupakan
pengkodean terhadap beberapa variabel yang akan diteliti dengan tujuan untuk
mempermudah pada saat entry data. Untuk kuesioner tingkat stres, kategori berat
diberi kode 3, sedang diberi kode 2, dan ringan diberi kode 1. Sedangkan untuk
siklus menstruasi, teratur diberi kode 1 sedangkan tidak teratur diberi kode 2.
c. Memasukkan
data (entry data)
Data yang telah
diberi kode dimasukkan menjadi data komputer.
d. Memproses
data (processing)
Pada tahap ini
data diproses dan dianalisa dari semua lembar observasi yang lengkap dan benar
untuk dianalisis dengan sistem komputerisasi.
e. Membersihkan
data (cleaning)
Cleaning
merupakan
pembersihan data untuk mencegah kesalahan yang mungkin terjadi. Dalam
pengolahan ini data sudah bersih dari kesalahan.
2.
Analisis
Data
Dalam penelitian
ini data dianalisis dengan komputerisasi dan menggunakan dua cara:
a. Analisis
Univariat
Analisis
univariat adalah analisis yang digunakan untuk menjelaskan karakteristik setiap
variabel penelitian. Analisis univariat menghasilkan distribusi frekuensi dan
persentase masing-masing variabel.30
b. Analisis
Bivariat
Analisis
bivariat adalah untuk melihat hubungan variabel dependen dan independen. Uji
statistik analisis dilakukan dengan menggunakan uji Chi Square. Keputusan hasil uji statistik dengan membandingkan
nilai p (p value) dan nilai α (0,05).
Apabila nilai hitung (resultant value)
lebih besar daripada nilai kritis maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Sementara jika nilai hitung lebih kecil daripada nilai kritis maka H0
diterima dan Ha ditolak.30
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
SMA
Negeri 9 Padang merupakan sekolah negeri yang terletak di Jalan Pasar Baru
Kelurahan Cupak Tangah, Kecamatan Pauh, Kota Padang. SMA Negeri 9 Padang
merupakan salah satu SMA di kota Padang yang terakreditasi A dengan luas tanah
14.883 m2 , sumber listrik yang digunakan yaitu PLN dengan daya
listrik sebesar 33000 watt serta telah memiliki akses internet. SMA Negeri 9
Padang terdiri dari dua jurusan yaitu IPA dan IPS dengan jumlah murid seluruh
kelas X, XI dan XII sebanyak 925 orang.
2. Data Umum
Karakteristik
responden yang diambil adalah remaja putri yang berusia diatas 18 tahun, tidak
memiliki riwayat penyakit reproduksi, tidak memiliki riwayat anemia, usia
menarche, berat badan tidak terlalu gemuk dan tidak terlalu kurus dan lama
menstruasi.
a.
Karakteristik
Responden berdasarkan Usia Menarche
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
berdasarkan Usia Menarche
NO |
Usia Menarche |
f |
% |
1 |
11 Tahun |
6 |
10 |
2 |
12 Tahun |
24 |
40 |
3 |
13 Tahun |
18 |
30 |
4 |
14 Tahun |
10 |
16.7 |
5 |
15 Tahun |
2 |
3.3 |
Total |
60 |
100 |
Dari
Tabel 4.1 diketahui bahwa dari 60 responden, sebanyak 24
responden (40%) memiliki usia menarche 12 tahun.
b.
Karakteristik
berdasarkan Berat Badan dan Tinggi Badan
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Karakteristik
Responden berdasarkan Berat Badan
No |
Berat Badan
(Kg) |
f |
% |
1 |
31 - 40 |
5 |
8.4 |
2 |
41 - 50 |
33 |
55 |
3 |
51 - 60 |
16 |
26.7 |
4 |
61 - 70 |
4 |
6.6 |
5 |
71 - 80 |
2 |
3.3 |
Total |
60 |
100 |
Dari
Tabel 4.2 diketahui bahwa dari 60 responden, sebanyak 33
responden (55%) memiliki berat badan antara 41-50 kg.
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Karakteristik
Responden berdasarkan Tinggi Badan
No |
Tinggi Badan |
f |
% |
1 |
131 – 140 |
1 |
1.7 |
2 |
141 – 150 |
10 |
16.6 |
3 |
151 – 160 |
38 |
63.4 |
4 |
161 – 170 |
10 |
16.6 |
5 |
171 - 180 |
1 |
1.7 |
Total |
60 |
100 |
Dari
Tabel 4.3 diketahui bahwa dari 60 responden, sebanyak 38
responden (63.4%) memiliki tinggi badan antara 151-160 cm.
c.
Karakteristik
berdasarkan Lama Menstruasi
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Karakteristik
Responden berdasarkan Lama Menstruasi
No |
Lama
menstruasi (Hari) |
f |
% |
1 |
<4 |
1 |
1.7 |
2 |
4-5 |
19 |
31.6 |
3 |
6-7 |
35 |
58.3 |
4 |
8-9 |
4 |
6.7 |
5 |
>9 |
1 |
1.7 |
Total |
60 |
100 |
Dari
Tabel 4.3 diketahui bahwa dari 60 responden, sebanyak 35
responden (58.3%) memiliki lama menstruasi 6-7 hari.
3. Hasil Analisis Univariat
Berdasarkan
penelitian yang dilakukan pada tanggal 18 Maret 2020 di SMA Negeri 9 Padang
didapatkan distribusi gambaran variabel dependen dan variabel independen
disajikan dalam bentuk table distribusi frekuensi.
a.
Siklus
Menstruasi pada Remaja Putri di SMA Negeri 9 Padang Tahun 2020.
Tabel
4.5
Distribusi
Frekuensi Siklus Menstruasi pada Remaja Putri di SMA Negeri 9 Padang Tahun 2020.
NO |
Siklus
Menstruasi |
f |
% |
1. |
Tidak Teratur |
17 |
28.3 |
2. |
Teratur |
43 |
71.7 |
|
Jumlah |
60 |
100 |
Dari tabel 4.5 diketahui
bahwa
dari 60 responden, lebih dari separoh memiliki siklus menstruasi teratur
sebanyak 43 responden (71,7%).
b.
Tingkat
Stres pada Remaja Putri di SMA Negeri 9 Padang Tahun 2020.
Tabel
4.6
Distribusi
Frekuensi Tingkat Stres pada Remaja Putri di SMA Negeri 9 Padang Tahun 2020
NO |
Tingkat Stres |
f |
% |
1. |
Berat |
11 |
18.3 |
2. |
Sedang |
45 |
75 |
3. |
Ringan |
4 |
6.7 |
|
Jumlah |
60 |
100 |
Dari tabel 4.6 dapat diketahui bahwa dari 60
responden, lebih dari separoh tingkat stres sedang sebanyak 45 responden (75 %).
4. Analisis Bivariat
a. Hubungan
Tingkat Stres dengan Siklus Menstruasi pada Remaja Putri di SMA Negeri 9 Padang
Tahun 2020.
Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Hubungan Tingkat Stres dengan
Siklus Menstruasi pada Remaja Putri di SMA Negeri 9 Padang Tahun 2020
Tingkat Stres |
Siklus
menstruasi |
Jumlah |
% |
p value |
|||
Teratur |
Tidak teratur |
||||||
Jumlah |
% |
Jumlah |
% |
||||
Ringan |
4 |
100 |
0 |
0 |
4 |
100 |
0,000 |
Sedang |
37 |
82.2 |
8 |
17.8 |
45 |
100 |
|
Berat |
2 |
18.2 |
9 |
81.8 |
11 |
100 |
|
Total |
43 |
71.7 |
17 |
28.3 |
60 |
100 |
Dari
Tabel 4.7 dapat diketahui dengan tingkat stres sedang memiliki siklus
menstruasi tidak teratur sebanyak 8 responden (17.8%) dan dengan tingkat stres
berat sebanyak 11 responden memiliki siklus menstruasi tidak teratur sebanyak 9
responden (81.8%).
Selain itu diperoleh nilai p value 0,000 (<0,05) sehingga Ho
ditolak dan Ha diterima yang berarti ada hubungan antara Tingkat Stres dan
Siklus Menstruasi pada Remaja Putri di SMA Negeri 9 Padang Tahun 2020.
B.
Pembahasan
1. Siklus Menstruasi
Hasil
penelitian bahwa dari 60 responden, sebanyak 17 responden (28.3%) memiliki
siklus menstruasi tidak teratur. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang
dilakukan Sri Hazanah dan Nurlaila (2013) tentang Hubungan Tingkat Stres dan
Siklus Menstruasi pada Remaja Putri (18-21 tahun) di Prodi D-III Kebidanan
Balikpapan Poltekkes Kemenkes Kaltim terdapat 7 orang mengalami siklus
menstruasi yang tidak teratur, mereka mengatakan kadang-kadang sering terlambat
“datang bulan” (menstruasi) terutama ketika mahasiswa mempunyai banyak
tugas-tugas kuliah. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat stres berperan penting
pada remaja, semakin stres remaja maka remaja cenderung mempunyai siklus
menstruasi tidak teratur.3
Hal
ini sesuai dengan teori Manuaba, 2009 yang mengatakan bahwa menstruasi pada
perempuan umumnya teratur setelah mencapai usia 18 tahun. Siklus menstruasi
merupakan waktu sejak hari pertama menstruasi sampai datangnya menstruasi
periode berikutnya. Siklus menstruasi pada perempuan normalnya berkisar antara
21-35 hari. Remaja yang memiliki siklus menstruasi tidak teratur akan berdampak
pada kesuburan dan juga bisa menyebabkan anemia. Siklus haid yang tidak teratur
memiliki pola tertentu seperti siklus menstruasi yang memanjang atau lebih dari
35 hari (oligomenore), siklus
menstruasi yang pendek kurang dari 21 hari atau dalam sebulan mengalami menstruasi
lebih dari sekali (polimenore) bahkan
tidak menstruasi selama 3 bulan (amenore).
Perbedaan siklus ini ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu salah satunya
adalah stres yang merupakan penyebab terjadinya gangguan menstruasi. 3
Hal
ini sejalan dengan teori Menurut Benson dan Pernoll 2009, faktor yang dapat
menyebabkan gangguan siklus menstruasi antara lain gangguan hormonal, status
gizi, tinggi atau rendahnya IMT, stres, usia, tumor pada ovarium, dan kelainan
pada sistem saraf pusat hipotalamus hipofisis.9,18
Dari
hasil penelitian didapatkan bahwa usia menarche, berat badan dan lamanya
menstruasi juga mempengaruhi siklus menstruasi. Didapatkan bahwa ada remaja
yang menarche paling tua diusia 15 tahun dengan lama menstruasi paling lama 10
hari. Menurut asumsi peneliti, hal ini dapat disebabkan karena pola makan yang
salah sehingga mempengaruhi berat badan, pengaruh hormon, pengelolaan stres
yang tidak baik, dan kurang berolahraga.
Upaya
solusi yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya gangguan siklus menstruasi
yaitu mengurangi stres, mengatur diet dan nutrisi, istirahat dan tidur,
berolahraga, berhenti merokok, menghindari minuman keras, dan mengatur berat
badan.
2. Tingkat Stres
Hasil penelitian dapat diketahui bahwa dari 60
responden, lebih dari separoh sebanyak 45 responden (75%) mengalami tingkat
stres sedang dan 11 responden mengalami tingkat stres berat (18.3%). Hasil ini sesuai dengan
penelitian Tudoho Kundre (2014) mengenai Hubungan Stres Psikologis dengan
Siklus Menstruasi Pada Siswi Kelas 1 Di SMA Negeri 3 Tidore Kepulauan
menunjukan bahwa responden dengan stres berat yakni 4 responden (5,9%), stres
sedang yakni 49 responden (72,1%), dan stres psikologis ringan yakni 15 responden
(22,1%). Stres dapat disebabkan oleh stresor akademik, yaitu yang bersumber dari
proses belajar mengajar atau yang berhubungan dengan kegiatan belajar yang meliputi
lama belajar, banyaknya tugas, keputusan menentukan jurusan, dan kecemasan
menghadapi ujian.16
Hal ini sesuai dengan teori menurut psikolog Amelia,
stres merupakan suatu respon fisiologis, psikologis dan perilaku dari manusia
yang mencoba untuk mengadaptasi dan mengatur baik tekanan internal dan
eksternal (stresor). Penyebab stres pada remaja adalah terkait dengan hal-hal
yang mereka harapkan. Misalnya, orang tua ingin anaknya berprestasi di sekolah,
tetapi anak tidak mampu memenuhi harapan itu, maka jadi stres. Dipicu dari
beberapa kejadian, misalnya kehilangan orang tua atau sesuatu yang disayangi,
konflik keluarga seperti perceraian atau pertengkaran orang tua, dan lain-lain.
Disebabkan oleh penyakit yang menimpa anggota keluarga, seperti ketergantungan
obat. Dan perubahan mood atau suasana hati tidak stabil. 27
Menurut asumsi peneliti, dilihat pada hasil pengumpulan data gejala
stres yang paling sering terjadi pada remaja putri yaitu sering marah karena
sesuatu hal yang tidak terduga. Lebih dari separoh responden mengalami tingkat
stres sedang. Stres yang dialami remaja disebabkan karena beberapa
hal diantaranya aktivitas sekolah yang cukup padat, tingginya harapan agar
siswa sukses di bidang akademik, dan kompetisi antar siswa serta tuntutan
lulusan untuk masuk perguruan tinggi favorit karena murid kelas XII bersiap
menghadapi Ujian Nasional sehingga menyebabkan remaja merasa stres.
Hal ini sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa gejala
stres sedang adalah respons psikologis dapat berupa perasaan ketidaktenangan dan
ketenangan emosional semakin meningkat, merasa aktivitas menjadi membosankan
dan terasa lebih sulit, serta timbul perasaan ketakutan dan kecemasan yang
tidak dapat dijelaskan apa penyebabnya. Pada respon perilaku sering merasa
badan terasa akan jatuh dan serasa mau pingsan, kehilangan respons tanggap
terhadap situasi, ketidakmampuan untuk melaksanakan kegiatan rutin sehari-hari,
daya konsentrasi dan daya ingat menurun. Keadaan ini bisa terjadi beberapa jam
hingga beberapa hari.24
Upaya yang dapat dilakukan sekolah guna mengurangi stres pada
siswanya adalah dapat dimulai dari mencari sumber stress. Guru perlu waspada mengenai
tanda – tanda ketika anak sudah merasa kewalahan dengan sekolahnya khususnya
ketika ia sedang mengalami banyak jadwal les dan tugas sekolah, atau menghadapi
suasana baru, lingkungan dan teman yang baru. Misalnya, waspada ketika siswanya
sering sakit kepala, sakit perut, menolak pergi ke sekolah, dan lainnya secara
mendadak namun langsung membaik jika ia tidak pergi ke sekolah. Jika siswanya
sudah menunjukkan tanda – tanda stres, cobalah untuk duduk bersama dan mencari tahu
apa yang menyebabkannya merasa stres. Ketika sumber utama yang menyebabkan siswa
stres sudah diketahui, maka cara mengatasi stres pada siswa dapat mulai
dilakukan.
Berolahraga merupakan cara yang baik untuk menurunkan tingkat
stres. Usahakan untuk menemukan cara agar siswa tetap dapat menggerakkan
tubuhnya dengan aktif, misalnya dengan banyak berjalan kaki, berenang, bersepeda,
bermain di luar ruangan dan lain sebagainya.
Keinginan orang tua untuk melihat anaknya menjadi yang terbaik
kerap kali membuat orang tua mengkritik secara keras apapun yang dilakukan
anak, dengan tujuan agar anak dapat memperbaiki kesalahan yang diperbuat.
Kritik yang diberikan terus menerus tanpa adanya saran berguna justru akan
menambah beban pikiran anak sekolah dengan tuntutan agar ia selalu bersikap
sempurna. Hindari untuk mengkritik remaja pada setiap perilaku dan kegiatannya.
Lebih baik untuk mengarahkan dengan benar menggunakan bahasa yang enak didengar
jika remaja melakukan kesalahan.
Selalu memberikan kata-kata motivasi juga
merupakan salah satu cara mengurangi stress. Sebaiknya guru lebih sering
memberikan perhatian personal kepada siswa melalui pertanyaan yang melegakan
perasaan dan menenangkan pikiran remaja. Misalnya, guru mempercayakan suatu
pekerjaan kepada siswanya atau guru memberi ucapan selamat dan bangga atas
prestasi yang telah dicapai siswanya. Kata-kata yang mengandung motivasi akan
memberikan efek positif pada remaja sehingga remaja bersemangat untuk belajar
di sekolah.
3. Hubungan Tingkat Stres dengan
Siklus Menstruasi
Hasil
penelitian dapat diketahui bahwa dari 4 responden dengan tingkat stres ringan
seluruhnya memiliki siklus menstruasi teratur (100%), dari 45 responden dengan
tingkat stres sedang memiliki siklus menstruasi teratur sebanyak 37 responden
(82.2 %) dan tidak teratur sebanyak 8 responden (17.8%) dan dengan tingkat
stres berat sebanyak 11 responden memiliki siklus menstruasi teratur sebanyak 2
responden (18.2%) dan tidak teratur sebanyak 9 responden (81.8%).
Berdasarkan
hasil uji statistik Chi Square
diperoleh hasil signifikan atau angka p= 0,000 jauh lebih rendah standar
signifikan dari 0,05 atau (p < a), maka data H0 ditolak dan H1 diterima yang
berarti ada hubungan tingkat stres remaja dengan siklus menstruasi di SMA
Negeri 9 Padang Tahun 2020.
Hal
ini sejalan dengan penelitian Nurlaila (2013) di Kalimantan Timur terhadap
remaja usia 18 tahun mengenai hubungan stres dengan siklus menstruasi
menyatakan ada hubungan signifikan antara stres dengan siklus menstruasi, serta
responden yang mengalami stres mempunyai peluang atau cenderung mengalami
siklus menstruasi yang tidak teratur. Hal tersebut sejalan pula dengan
penelitian Sri Lestari Kartikawati
(2017) di Bandung terhadap remaja usia 18 tahun mengenai hubungan stres
dengan siklus menstruasi yang menyatakan bahwa ada hubungan antara stres dengan
siklus menstruasi pada remaja.
Sejalan
dengan teori Amir N (2014) stres akan memicu
pelepasan hormon kortisol dimana hormon kortisol ini dijadikan tolak ukur untuk
melihat derajat stres seseorang. Hormon kortisol di atur oleh hipotalamus otak
dan kelenjar pituitari, dengan di mulainya aktivitas hipotalamus, hipofisis
mengeluarkan hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone), dan proses stimulus
ovarium akan menghasilkan estrogen. Jika terjadi gangguan pada hormon FSH
(Follicle Stimulating Hormone), dan LH (Lutenizing Hormon), maka akan
mempengaruhi produksi estrogen dan progesteron yang menyebabkan
ketidakteraturan siklus menstruasi.
Menurut asumsi peneliti, dari karakteristik
responden yang didapat dari hasil penelitian, semakin tinggi tingkat stres yang
dialami, siklus menstruasi juga mengalami ketidakteraturan. Adanya hubungan
tingkat stres dengan siklus menstruasi dimana sebagian remaja mempunyai masalah
sehingga menyebabkan stres, meskipun sebagian besar mengalami tingkat stres sedang
saja tetapi tidak membuat sampai ke tahap stres berat. Karena pada remaja
khususnya yang masih bersekolah tanggungan yang dirasakan tidak seberat
tanggungan orang yang sudah bekerja dan berkeluarga, hanya saja yang dipikirkan
persoalan tentang pelajaran, teman, dan lingkungan keluarga. Stres yang dialami
juga tidak lama hanya beberapa saat saja tidak sampai ke tahap depresi. Seseorang
yang mengalami stres disarankan untuk mengurangi faktor yang dapat menyebabkan
stres dengan cara mengontrol emosi. Dengan mengontrol emosi dapat mempengaruhi
produksi hormon kortisol menjadi normal. Dengan begitu seseorang tidak akan
mengalami stres dan akan mempengaruhi siklus menstruasinya menjadi teratur.
Bagi siswa agar dapat melakukan manajemen
waktu lebih baik sehingga tugas-tugas tidak terakumulasi di akhir semester yang
menambah stressor bagi dirinya yang dapat menimbulkan kekacauan siklus
mentruasi. Siswa hendaknya melakukan strategi menghadapi stres
antara lain dengan pengenalan pada diri sendiri, penetapan tujuan hidup yang
lebih jelas, pengaturan waktu yang baik. Perbaikan diri secara fisik dengan
menjaga tubuh tetap sehat yaitu dengan memenuhi asupan gizi yang baik, olah
raga teratur, istirahat yang cukup, melibatkan diri dalam suatu kegiatan,
acara, organisasi dan ikut kegiatan kelompok sosial yang memberikan manfaat dan
pengalaman.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Sebagian
besar siklus menstruasi pada remaja putri di SMA Negeri 9 Padang tahun 2020
teratur sebanyak 43 responden (71.7%).
2. Sebagian
besar tingkat stres remaja putri di SMA Negeri 9 Padang tahun 2020 yaitu stres
sedang sebanyak 45 responden (75%)
3. Terdapat
hubungan yang bermakna antara tingkat stres dengan siklus menstruasi remaja
putri di SMA Negeri 9 Padang tahun 2020 (p value 0.000)
B.
Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka
peneliti memberikan saran diantaranya:
1. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi
peneliti selanjutnya perlu meningkatkan pengetahuan mengenai pengelolaan stres
dalam menghadapi stresor penyebab stress serta diharapkan lebih meningkatkan pemberian
informasi dalam peningkatan kesehatan reproduksi terutama pada gangguan siklus
menstruasi. Penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi peneliti selanjutnya
serta mampu dikembangkan sehingga hasil lebih baik.
2. Bagi Tempat Penelitian
Bagi
institusi sekolah agar menjadi bahan masukan dan informasi di untuk
meningkatkan program kesehatan khususnya tentang stres dan siklus menstruasi
serta lebih mendorong mahasiswinya lebih terbuka dalam menghadapi masalah –
masalah dan halangan dalam proses belajar mengajar sehingga dapat membantu
mengurangi beban stres yang dirasakan oleh mahasiswi. Sekolah dapat mencari
sumber stres sehingga dapat diatasi berdasarkan sumber permasalahan. Serta
lebih mendukung dan mengelola kegiatan - kegiatan ekstrakulikuler untuk
meringankan beban tuntutan akademik dan menghindari jenuh pada siswa. Guru
dapat menciptakan suasana belajar yang nyaman seperti tidak terlalu tegang pada
saat pembelajaran dan kondusif, sehingga dapat menghindarkan siswi dari kondisi
stres di lingkungan belajar mengajar. Selain itu peneliti merekomendasikan
perlunya pelayanan bimbingan dan konseling terkait manajemen stres pada siswa.
3. Bagi Institusi Pendidikan.
Perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor penyebab stres pada
remaja putri dengan menggunakan desain penelitian yang berbeda serta diharapkan
melakukan pengkajian lebih mendalam lagi terutama masalah yang berkaitan dengan
tingkat stress kaitannya dengan perubahan siklus menstruasi dengan metode kuesionernya
lebih terarah lagi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Arif A. Hubungan Tingkat Stres
dengan Siklus Menstruasi pada Remaja Putri di SMA Negeri 10 Padang.
2018;1–5.
2. Setiawati SE. Pengaruh Stres
Terhadap Siklus Menstruasi pada Remaja. J Major. 2015;4:94–8.
3. Nurlaila. Hubungan Stres dengan
Siklus Menstruasi pada Mahasiswa Usia 18-21 Tahun. J Husada Mahakam. 2013.
4. Nathalia V. Hubungan Tingkat Stres
dengan Siklus Menstruasi pada Mahasiswi STIT Diniyyah Putri Kota Padang Panjang.
2019;XIII(5):114–21.
5. RISKESDAS (Riset Kesehatan Dasar). Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Tahun 2010.
Lap Nas 2010. 2013;1–446.
6. Indriani, Aisyah. Hubungan Status
Gizi dengan Kejadian Anemia pada Remaja Putri. Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas ‘Aisyiyah. Yogyakarta 2014;3(2):310–6.
7. Fadila I, Kurniawati H. Upaya Pencegahan
Anemia pada Remaja Putri Sebagai Pilar Menuju Peningkatan Kesehatan. FMIPA.
2018;78–89.
8. Noprisanti, Masrul, Defrin. Hubungan
Asupan Protein, Kalsium, Phosfor, dan Magnesium Dengan Kepadatan Tulang pada
Remaja Putri Di SMP Negeri 5 Padang. J Kesehatan Andalas. 2018;7(Supplement
3):29–36
9. Oktaviana RR, Wulandari NP. Keteraturan
Siklus Menstruasi pada Siswi di SMP N 23 Semarang. :1–5.
10. Hudhariani RN, Setyani A, Lestari SP. Hubungan
Tingkat Stres dengan Siklus Menstruasi pada Remaja Putri SMA 15 Kota Semarang.
2018
11. Saerang A, Suparman E, Lengkong RA. Hubungan
antara Stres dengan Pola Menstruasi pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi Manado Angkatan 2010. e-CliniC. 2014;2(3).
12. Kartikawati. Hubungan Tingkat Stres
dengan Siklus Menstruasi pada Mahasiswa Kebidanan Tingkat III (Remaja Akhir
Usia 18-21 Tahun) di Stikes Bhakti Kencana Bandung. Dinamika Kesehatan,
Vol. 8 No. 1, Juli 2017;8.
13. Putri, Wayan Diah Anima Winayaka. Prevalensi
Stres Psikososial dan Faktor-
Faktor yang Mempengaruhi pada Siswa – Siswi Kelas XII
Studi Pendidikan
IPA dan IPS SMAN
6 Denpasar. Stres Psikososial. 2014;3.
14. Lestari TR. Stres dengan Siklus
Menstruasi Mahasiswi Angkatan Empat STIKES Wira Medika PPNI Bali. 2011.
15. Data Pokok Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Jenderal Pendidikan
Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan [Internet]. Dinas Pendidikan Kota Padang. 2019.
Available from: https://dapo.dikdasmen.kemdikbud.go.id/progres-sma/3/086110.
16. Toduho S, Kundre R. Hubungan Stres
Psikologis dengan Siklus Menstruasi pada Siswi Kelas 1 Di SMA Negeri 3 Tidore
Kepulauan. J Keperawatan UNSRAT. 2014;2(2).
17. Sibagariang EE. Kesehatan
Reproduksi Wanita. Jakarta: CV Trans Info Media; 2016. 94 p.
18. Islamy. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Siklus Menstruasi pada Remaja Putri Tingkat III. Natl J Med.
2019;1:13–8.
19. Purwoastuti E, Elizabeth Siwi. Kesehatan
Reproduksi dan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustaka Baru Press; 2015. 59
p.
20. Marmi. Kesehatan Reproduksi.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar; 2015. 88 p.
21. Dale Dewini Septalia, Imelda Ananda Dale. Psikologi Kebidanan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press; 2019. 126–134
p.
22. Tombokan Kevin C, Pangemanan Damajanti H.C, Engka Joice N.A. Hubungan antara Stres dan Pola Siklus
Menstruasi pada Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Madya di RSUP Prof. Dr. R. D.
Kandou Manado. J e-Biomedik. 2017;5(1).
23. Masturi. Hubungan Tingkat Stres
dengan Siklus Menstruasi Pada Mahasiswi Keperawatan UIN Alaudin Makassar.
Makassar: Fakultas Kedokteran UIN. 2017;
24. Donsu, Jenita Doli Tine. Psikologi
Keperawatan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press; 2017. 244 p.
25. Polinggapo SRIW. Perbedaan Tingkat
Stres pada Remaja Berdasarkan Tipe Kepribadian Somatotype Sheldon.
Psikologi FP, Psikologi J. Malang.2013;1:3.
26. Amir N. Buku Ajar Psikiatri.
Jakarta, Indonesia: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.2014;173–98.
27. Distiana E. Stres Pada Remaja
[Internet]. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta. 2012 [cited
2020 Feb 2]. Available from:
http://susantnext.blogspot.com/2012/01/stres-pada-remaja-dan-dewasa.html
28. Sunaryo. Psikologi Untuk
Keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2004. 216 p.
29. Chan SF, La Greca AM. Perceived
Stres Scale (PSS). Encycl Behav Med. 2013;1454–5.
30. Hidayat AA. Metode Penelitian
Kebidanan & Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika; 2010. 56 p.
31. Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif
dan Kuantitatif. Bandung: IKAPI; 2015.
RENCANA JADWAL
PENELITIAN
HUBUNGAN TINGKAT STRES
DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA
DI SMA NEGERI 9 PADANG
TAHUN 2020
No |
KEGIATAN |
BULAN (MINGGU) |
|||||||||||||||||||||||||||
Desember |
Januari |
Februari |
Maret |
April |
Mei |
Juni |
|||||||||||||||||||||||
1 |
2 |
3 |
4 |
1 |
2 |
3 |
4 |
1 |
2 |
3 |
4 |
1 |
2 |
3 |
4 |
1 |
2 |
3 |
4 |
1 |
2 |
3 |
4 |
1 |
2 |
3 |
4 |
||
1 |
Bimbingan Proposal |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2 |
Pengambilan data dasar |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3 |
Seminar Proposal |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4 |
Perbaikan Proposal |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5 |
Penelitian |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
6 |
Pengolahan data |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
7 |
Bimbingan Skripsi |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
8 |
Seminar Skripsi |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
9 |
Perbaikan Skripsi |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Mengetahui
Haspita Rizki
Syurya H, S.ST, M.Keb Dewi
Susanti, S.SiT, M.Keb Rika Sri Wahyuni
NIP 19800613 200604 2 001 NIP 19810602 200312 2 002 NIM :
194330591
(INFORMED
CONSENT)
Saya
yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bersedia ikut berpartisipasi
sebagai responden dalam penelitian yang dilakukan oleh Rika Sri Wahyuni (Mahasiswa Program Studi D 1V Kebidanan Alih
Jenjang Poltekkes Kemenkes Padang) yang berjudul “Hubungan Tingkat Stres dengan Siklus Menstruasi Pada Remaja di SMA
Negeri 9 Tahun 2020”.
Saya
menyatakan SETUJU/TIDAK SETUJU penelitian ini tidak akan berakibat negatif
terhadap saya sehingga yang saya berikan adalah sebenarnya. Demikianlah
pernyataan ini saya buat agar dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Yang
Membuat Pernyataan
( )
KUESIONER SKRINING RESPONDEN
Kode :
Tanggal Skrining :
Nama (Inisial) :
……………………………………...
Tanggal & Tahun Lahir :
……………………………………...
Usia Sekarang : ……………tahun
Usia Pertama Kali Mendapat
Menstruasi : ……………tahun
Berat Badan / Tinggi badan : ……..kg./…….cm
Riwayat Penyakit Reproduksi : Pernah / Sedang /
Tidak pernah
KUESIONER SIKLUS MENSTRUASI
Kode :
Tanggal Penelitian :
1. DATA PRIBADI
Nama
(Inisial) :
……………………………………...
Tanggal
& Tahun Lahir :
……………………………………...
2. KUESIONER
1. Bagaimanakah siklus menstruasi anda
(3 bulan terakhir ini) :
a. Polimenore ( < 21 hari )
b. Normal ( 21 – 35 hari )
c. Oligomenore ( >35 hari )
d. Amenore (tidak mengalami menstruasi
selama 3 bulan)
2. Berapa
lamakah menstruasi anda? …
KUESIONER
PERCEIVED STRES SCALE (PSS)
Kode :
Tanggal Penelitian:
Petunjuk Pengisian:
Kuesioner ini adalah menanyakan tentang
perasaan dan pikiran responden selama sebulan
terkhir. Terdapat lima pilihan jawaban yang disediakan untuk setiap
pernyataan, yaitu:
0 : Tidak pernah.
1 : Hampir tidak pernah (1-2 kali).
2 : Kadang-kadang (3-4 kali).
3 : Hampir sering (5-6 kali) .
4 : Sangat sering (lebih dari 6 kali).
Selanjutnya, responden
diminta untuk menjawab pertanyaan dibawah dengan cara centang/ceklist pada salah satu pilihan jawaban yang paling sesuai
dengan perasaan dan pikiran responden selama satu bulan terakhir.
KUESIONER
PERCEIVED STRES SCALE (PSS)
NO |
PERTANYAAN |
0 : Tidak Pernah |
1
: Hampir
tidak pernah (1-2 kali). |
2 : Kadang- kadang (3-4 kali). |
3 : Hampir sering (5-6 kali) |
4 : Sangat sering (>6 kali) |
1 |
Selama sebulan terakhir, seberapa sering anda
marah karena sesuatu yang tidak terduga |
|
|
|
|
|
2 |
Selama
sebulan terakhir, seberapa sering anda merasa tidak mampu mengontrol hal-hal
yang penting dalam kehidupan anda |
|
|
|
|
|
3 |
Selama
sebulan terakhir, seberapa sering anda merasa gelisah dan tertekan |
|
|
|
|
|
4 |
Selama
sebulan terakhir, seberapa sering anda merasa yakin terhadap kemampuan diri
untuk mengatasi masalah pribadi |
|
|
|
|
|
5 |
Selama
sebulan terakhir, seberapa sering anda merasa segala sesuatu yang terjadi
sesuai dengan harapan anda |
|
|
|
|
|
6 |
Selama
sebulan terakhir, seberapa sering anda merasa tidak mampu menyelesaikan
hal-hal yang harus dikerjakan |
|
|
|
|
|
7 |
Selama
sebulan terakhir, seberapa sering anda mampu mengontrol rasa mudah
tersinggung dalam kehidupan anda |
|
|
|
|
|
8 |
Selama
sebulan terakhir, seberapa sering anda merasa lebih mampu mengatasi masalah
jika dibandingkan dengan orang lain |
|
|
|
|
|
9 |
Selama sebulan terakhir, seberapa sering anda
marah karena adanya masalah yang tidak dapat anda kendalikan |
|
|
|
|
|
10 |
Selama sebulan terakhir, seberapa sering anda
merasakan kesulitan yang menumpuk sehingga anda tidak mampu untuk
mengatasinya |
|
|
|
|
|
Skor |
|
DUMMY TABEL
A.
Analisis
Univariat
1.
Distribusi frekuensi siklus menstruasi
pada remaja putri di SMA Negeri 9 Padang Tahun 2020.
NO |
Siklus
Menstruasi |
f |
% |
1. |
Teratur |
43 |
71.7 |
2. |
Tidak Teratur |
17 |
28.3 |
|
Jumlah |
60 |
100 |
2.
Distribusi frekuensi tingkat stres pada
remaja putri di SMA Negeri 9 Padang Tahun 2020.
NO |
Tingkat Stres |
f |
% |
1. |
Ringan |
4 |
6.7 |
2. |
Sedang |
45 |
75 |
3. |
Berat |
11 |
18.3 |
|
Jumlah |
60 |
100 |
B.
Analisis
Bivariat
Distribusi
frekuensi hubungan tingkat stres dengan siklus menstruasi pada remaja putri di
SMA Negeri 9 Padang Tahun 2020.
Tingkat Stres |
Siklus
menstruasi |
Jumlah |
% |
p value |
|||
Teratur |
Tidak teratur |
||||||
Jumlah |
% |
Jumlah |
% |
||||
Ringan |
4 |
100 |
0 |
0 |
4 |
100 |
0,000 |
Sedang |
37 |
82.2 |
8 |
17.8 |
45 |
100 |
|
Berat |
2 |
18.2 |
9 |
81.8 |
11 |
100 |
|
Total |
43 |
71.7 |
17 |
28.3 |
60 |
100 |
MASTER
TABEL
Hubungan
Tingkat Stres dengan Siklus Menstruasi pada Remaja Putri di SMA Negeri 9 Padang
Tahun 2020
KODE |
UMUR |
USIA MENARCHE |
BB |
TB |
LAMA MENSTRUASI
(HARI) |
RIWAYAT
PENYAKIT REPRODUKSI |
SIKLUS
MENSTRUASI |
KODING |
KATEGORI |
TINGKAT STRES |
SKOR |
KODING |
KATEGORI |
|||||||||
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
6 |
7 |
8 |
9 |
10 |
|||||||||||||
1 |
18 |
13 |
50 |
152 |
6 |
TIDAK PERNAH |
POLIMENORE |
2 |
TIDAK TERATUR |
2 |
2 |
3 |
4 |
4 |
2 |
3 |
2 |
4 |
3 |
29 |
3 |
BERAT |
2 |
18 |
13 |
70 |
160 |
6 |
TIDAK PERNAH |
NORMAL |
1 |
TERATUR |
1 |
2 |
0 |
3 |
2 |
1 |
3 |
0 |
1 |
0 |
13 |
1 |
RINGAN |
3 |
18 |
13 |
50 |
160 |
7 |
TIDAK PERNAH |
NORMAL |
1 |
TERATUR |
2 |
2 |
2 |
3 |
2 |
2 |
1 |
2 |
2 |
3 |
21 |
2 |
SEDANG |
4 |
18 |
13 |
52 |
162 |
7 |
TIDAK PERNAH |
NORMAL |
1 |
TERATUR |
2 |
1 |
1 |
3 |
3 |
2 |
2 |
3 |
2 |
2 |
21 |
2 |
SEDANG |
5 |
18 |
13 |
45 |
150 |
4 |
TIDAK PERNAH |
NORMAL |
1 |
TERATUR |
2 |
2 |
2 |
3 |
3 |
2 |
2 |
3 |
3 |
2 |
24 |
2 |
SEDANG |
6 |
18 |
12 |
47 |
152 |
6 |
TIDAK PERNAH |
NORMAL |
1 |
TERATUR |
3 |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
1 |
2 |
2 |
2 |
20 |
2 |
SEDANG |
7 |
18 |
12 |
48 |
151 |
5 |
TIDAK PERNAH |
POLIMENORE |
2 |
TIDAK TERATUR |
2 |
1 |
2 |
2 |
1 |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
23 |
2 |
SEDANG |
8 |
18 |
11 |
67 |
156 |
5 |
TIDAK PERNAH |
NORMAL |
1 |
TERATUR |
3 |
1 |
1 |
4 |
3 |
0 |
2 |
3 |
2 |
1 |
20 |
2 |
SEDANG |
9 |
18 |
12 |
60 |
149 |
5 |
TIDAK PERNAH |
OLIGOMENORE |
2 |
TIDAK TERATUR |
3 |
2 |
3 |
2 |
2 |
3 |
2 |
2 |
4 |
2 |
25 |
2 |
SEDANG |
10 |
18 |
11 |
50 |
156 |
7 |
TIDAK PERNAH |
OLIGOMENORE |
2 |
TIDAK TERATUR |
4 |
4 |
3 |
2 |
2 |
2 |
3 |
1 |
4 |
3 |
28 |
3 |
BERAT |
11 |
18 |
14 |
47 |
156 |
6 |
TIDAK PERNAH |
OLIGOMENORE |
2 |
TIDAK TERATUR |
3 |
2 |
2 |
3 |
2 |
2 |
4 |
2 |
3 |
2 |
25 |
2 |
SEDANG |
12 |
18 |
12 |
60 |
156 |
2 |
TIDAK PERNAH |
AMENORE |
2 |
TIDAK TERATUR |
3 |
2 |
3 |
2 |
2 |
4 |
2 |
1 |
3 |
4 |
26 |
2 |
SEDANG |
13 |
18 |
12 |
50 |
160 |
5 |
TIDAK PERNAH |
NORMAL |
1 |
TERATUR |
2 |
2 |
1 |
2 |
2 |
2 |
1 |
2 |
1 |
1 |
16 |
2 |
SEDANG |
14 |
18 |
14 |
42 |
152 |
6 |
TIDAK PERNAH |
NORMAL |
1 |
TERATUR |
1 |
1 |
0 |
1 |
1 |
0 |
1 |
1 |
0 |
0 |
6 |
1 |
RINGAN |
15 |
18 |
15 |
45 |
148 |
7 |
TIDAK PERNAH |
AMENORE |
2 |
TIDAK TERATUR |
3 |
3 |
2 |
4 |
3 |
2 |
3 |
2 |
2 |
2 |
26 |
2 |
SEDANG |
16 |
18 |
12 |
44 |
155 |
5 |
TIDAK PERNAH |
NORMAL |
1 |
TERATUR |
2 |
1 |
2 |
3 |
2 |
1 |
3 |
3 |
2 |
1 |
20 |
2 |
SEDANG |
17 |
18 |
14 |
61 |
156 |
6 |
TIDAK PERNAH |
NORMAL |
1 |
TERATUR |
2 |
1 |
1 |
3 |
2 |
1 |
4 |
3 |
1 |
2 |
20 |
2 |
SEDANG |
18 |
18 |
13 |
45 |
154 |
7 |
TIDAK PERNAH |
NORMAL |
1 |
TERATUR |
2 |
2 |
3 |
3 |
2 |
2 |
3 |
2 |
2 |
1 |
22 |
2 |
SEDANG |
19 |
18 |
14 |
48 |
165 |
7 |
TIDAK PERNAH |
NORMAL |
1 |
TERATUR |
3 |
3 |
3 |
2 |
2 |
3 |
2 |
2 |
3 |
2 |
25 |
2 |
SEDANG |
20 |
18 |
14 |
44 |
158 |
7 |
TIDAK PERNAH |
NORMAL |
1 |
TERATUR |
2 |
2 |
3 |
2 |
2 |
2 |
3 |
2 |
2 |
3 |
23 |
2 |
SEDANG |
21 |
18 |
14 |
45 |
157 |
7 |
TIDAK PERNAH |
NORMAL |
1 |
TERATUR |
2 |
2 |
2 |
1 |
3 |
1 |
3 |
3 |
2 |
1 |
20 |
2 |
SEDANG |
22 |
18 |
12 |
45 |
168 |
7 |
TIDAK PERNAH |
OLIGOMENORE |
2 |
TIDAK TERATUR |
4 |
3 |
3 |
2 |
2 |
3 |
4 |
4 |
3 |
3 |
31 |
3 |
BERAT |
23 |
18 |
13 |
48 |
166 |
7 |
TIDAK PERNAH |
POLIMENORE |
2 |
TIDAK TERATUR |
2 |
1 |
2 |
2 |
2 |
2 |
3 |
3 |
2 |
2 |
21 |
2 |
SEDANG |
24 |
18 |
13 |
43 |
155 |
7 |
TIDAK PERNAH |
OLIGOMENORE |
2 |
TIDAK TERATUR |
2 |
3 |
4 |
2 |
2 |
4 |
4 |
2 |
3 |
4 |
30 |
3 |
BERAT |
25 |
18 |
13 |
46 |
153 |
5 |
TIDAK PERNAH |
NORMAL |
1 |
TERATUR |
3 |
4 |
3 |
2 |
2 |
3 |
2 |
3 |
4 |
4 |
30 |
3 |
BERAT |
26 |
18 |
13 |
36 |
152 |
5 |
TIDAK PERNAH |
NORMAL |
1 |
TERATUR |
1 |
2 |
3 |
2 |
2 |
3 |
2 |
2 |
3 |
2 |
22 |
2 |
SEDANG |
27 |
18 |
14 |
52 |
165 |
5 |
TIDAK PERNAH |
NORMAL |
1 |
TERATUR |
1 |
1 |
2 |
0 |
1 |
2 |
2 |
2 |
1 |
2 |
14 |
1 |
RINGAN |
28 |
18 |
14 |
49 |
157 |
9 |
TIDAK PERNAH |
NORMAL |
1 |
TERATUR |
3 |
2 |
2 |
4 |
3 |
2 |
2 |
3 |
2 |
2 |
25 |
2 |
SEDANG |
29 |
18 |
14 |
40 |
153 |
7 |
TIDAK PERNAH |
NORMAL |
1 |
TERATUR |
2 |
2 |
3 |
3 |
3 |
2 |
2 |
3 |
2 |
2 |
24 |
2 |
SEDANG |
30 |
18 |
14 |
40 |
154 |
6 |
TIDAK PERNAH |
NORMAL |
1 |
TERATUR |
2 |
3 |
3 |
2 |
2 |
3 |
2 |
2 |
2 |
3 |
24 |
2 |
SEDANG |
31 |
18 |
12 |
58 |
157 |
6 |
TIDAK PERNAH |
NORMAL |
1 |
TERATUR |
2 |
2 |
2 |
3 |
3 |
2 |
2 |
3 |
1 |
3 |
23 |
2 |
SEDANG |
32 |
18 |
13 |
50 |
157 |
7 |
TIDAK PERNAH |
NORMAL |
1 |
TERATUR |
3 |
2 |
1 |
2 |
1 |
2 |
1 |
2 |
3 |
2 |
19 |
2 |
SEDANG |
33 |
18 |
14 |
45 |
159 |
7 |
TIDAK PERNAH |
NORMAL |
1 |
TERATUR |
3 |
3 |
4 |
2 |
2 |
1 |
2 |
2 |
3 |
2 |
24 |
2 |
SEDANG |
34 |
18 |
12 |
56 |
158 |
8 |
TIDAK PERNAH |
POLIMENORE |
2 |
TIDAK TERATUR |
4 |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
4 |
3 |
2 |
3 |
31 |
3 |
BERAT |
35 |
18 |
12 |
60 |
165 |
6 |
TIDAK PERNAH |
NORMAL |
1 |
TERATUR |
2 |
2 |
1 |
2 |
3 |
1 |
2 |
2 |
2 |
2 |
19 |
2 |
SEDANG |
36 |
18 |
11 |
40 |
160 |
5 |
TIDAK PERNAH |
NORMAL |
1 |
TERATUR |
3 |
3 |
3 |
2 |
3 |
3 |
2 |
2 |
2 |
2 |
25 |
2 |
SEDANG |
37 |
18 |
12 |
51 |
163 |
7 |
TIDAK PERNAH |
NORMAL |
1 |
TERATUR |
2 |
2 |
2 |
3 |
1 |
2 |
2 |
2 |
3 |
2 |
21 |
2 |
SEDANG |
38 |
18 |
12 |
57 |
166 |
7 |
TIDAK PERNAH |
NORMAL |
1 |
TERATUR |
3 |
2 |
2 |
3 |
2 |
2 |
2 |
3 |
2 |
2 |
23 |
2 |
SEDANG |
39 |
18 |
12 |
59 |
150 |
7 |
TIDAK PERNAH |
NORMAL |
1 |
TERATUR |
2 |
2 |
3 |
2 |
2 |
3 |
2 |
2 |
3 |
3 |
24 |
2 |
SEDANG |
40 |
18 |
12 |
49 |
158 |
7 |
TIDAK PERNAH |
NORMAL |
1 |
TERATUR |
3 |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
3 |
2 |
22 |
2 |
SEDANG |
41 |
18 |
15 |
56 |
160 |
5 |
TIDAK PERNAH |
NORMAL |
1 |
TERATUR |
3 |
3 |
2 |
2 |
1 |
2 |
2 |
2 |
3 |
3 |
23 |
2 |
SEDANG |
42 |
18 |
13 |
45 |
164 |
8 |
TIDAK PERNAH |
NORMAL |
1 |
TERATUR |
3 |
3 |
4 |
1 |
1 |
2 |
1 |
1 |
2 |
4 |
22 |
2 |
SEDANG |
43 |
18 |
12 |
52 |
160 |
5 |
TIDAK PERNAH |
NORMAL |
1 |
TERATUR |
3 |
2 |
3 |
2 |
3 |
2 |
2 |
3 |
3 |
2 |
25 |
2 |
SEDANG |
44 |
18 |
12 |
58 |
151 |
5 |
TIDAK PERNAH |
NORMAL |
1 |
TERATUR |
3 |
3 |
4 |
3 |
2 |
3 |
3 |
3 |
4 |
4 |
32 |
3 |
BERAT |
45 |
18 |
12 |
44 |
149 |
8 |
TIDAK PERNAH |
POLIMENORE |
2 |
TIDAK TERATUR |
3 |
1 |
2 |
3 |
3 |
1 |
3 |
4 |
1 |
1 |
22 |
2 |
SEDANG |
46 |
18 |
12 |
57 |
165 |
5 |
TIDAK PERNAH |
NORMAL |
1 |
TERATUR |
2 |
1 |
2 |
3 |
2 |
1 |
2 |
2 |
1 |
1 |
17 |
2 |
SEDANG |
47 |
18 |
12 |
38 |
149 |
7 |
TIDAK PERNAH |
NORMAL |
1 |
TERATUR |
2 |
2 |
3 |
2 |
2 |
2 |
3 |
2 |
2 |
3 |
23 |
2 |
SEDANG |
48 |
18 |
13 |
46 |
148 |
5 |
TIDAK PERNAH |
NORMAL |
1 |
TERATUR |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
1 |
1 |
18 |
2 |
SEDANG |
49 |
18 |
11 |
71 |
150 |
5 |
TIDAK PERNAH |
NORMAL |
1 |
TERATUR |
3 |
2 |
2 |
2 |
2 |
3 |
2 |
2 |
2 |
1 |
21 |
2 |
SEDANG |
50 |
18 |
12 |
49 |
150 |
7 |
TIDAK PERNAH |
NORMAL |
1 |
TERATUR |
2 |
2 |
1 |
2 |
2 |
2 |
3 |
2 |
2 |
2 |
20 |
2 |
SEDANG |
51 |
18 |
12 |
79 |
171 |
5 |
TIDAK PERNAH |
NORMAL |
1 |
TERATUR |
1 |
1 |
2 |
2 |
1 |
2 |
1 |
2 |
2 |
2 |
16 |
2 |
SEDANG |
52 |
18 |
12 |
44 |
150 |
7 |
TIDAK PERNAH |
NORMAL |
1 |
TERATUR |
2 |
1 |
2 |
3 |
2 |
2 |
3 |
3 |
2 |
1 |
21 |
2 |
SEDANG |
53 |
18 |
12 |
56 |
160 |
7 |
TIDAK PERNAH |
NORMAL |
1 |
TERATUR |
2 |
1 |
1 |
2 |
2 |
1 |
1 |
1 |
1 |
1 |
13 |
1 |
RINGAN |
54 |
18 |
12 |
65 |
160 |
7 |
TIDAK PERNAH |
POLIMENORE |
2 |
TIDAK TERATUR |
1 |
2 |
2 |
2 |
2 |
3 |
2 |
1 |
2 |
1 |
18 |
2 |
SEDANG |
55 |
18 |
13 |
42 |
155 |
7 |
TIDAK PERNAH |
OLIGOMENORE |
2 |
TIDAK TERATUR |
4 |
1 |
1 |
4 |
4 |
4 |
1 |
4 |
3 |
3 |
29 |
3 |
BERAT |
56 |
18 |
12 |
43 |
155 |
5 |
TIDAK PERNAH |
NORMAL |
1 |
TERATUR |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
1 |
2 |
1 |
2 |
18 |
2 |
SEDANG |
57 |
18 |
13 |
53 |
158 |
7 |
TIDAK PERNAH |
OLIGOMENORE |
2 |
TIDAK TERATUR |
3 |
2 |
2 |
3 |
3 |
4 |
3 |
4 |
3 |
2 |
29 |
3 |
BERAT |
58 |
18 |
13 |
40 |
151 |
7 |
TIDAK PERNAH |
POLIMENORE |
2 |
TIDAK TERATUR |
3 |
2 |
3 |
4 |
3 |
2 |
4 |
3 |
3 |
1 |
28 |
3 |
BERAT |
59 |
18 |
11 |
45 |
157 |
10 |
TIDAK PERNAH |
AMENORE |
2 |
TIDAK TERATUR |
3 |
4 |
4 |
3 |
4 |
4 |
4 |
3 |
3 |
4 |
36 |
3 |
BERAT |
60 |
18 |
11 |
47 |
157 |
5 |
TIDAK PERNAH |
NORMAL |
1 |
TERATUR |
2 |
1 |
2 |
3 |
3 |
1 |
2 |
2 |
3 |
1 |
20 |
2 |
SEDANG |
HASIL PENGOLAHAN DATA
Frequencies
Statistics |
||
siklus
menstruasi |
||
N |
Valid |
60 |
Missing |
0 |
siklus menstruasi |
|||||
|
|
Frequency |
Percent |
Valid Percent |
Cumulative Percent |
Valid |
teratur |
43 |
71.7 |
71.7 |
71.7 |
tidak
teratur |
17 |
28.3 |
28.3 |
100.0 |
|
Total |
60 |
100.0 |
100.0 |
|
Frequencies
Statistics |
||
tingkat
stres |
|
|
N |
Valid |
60 |
Missing |
0 |
tingkat stres |
|||||
|
|
Frequency |
Percent |
Valid Percent |
Cumulative Percent |
Valid |
ringan |
4 |
6.7 |
6.7 |
6.7 |
sedang |
45 |
75.0 |
75.0 |
81.7 |
|
berat |
11 |
18.3 |
18.3 |
100.0 |
|
Total |
60 |
100.0 |
100.0 |
|
Crosstabs
Case Processing Summary |
||||||
|
Cases |
|||||
|
Valid |
Missing |
Total |
|||
|
N |
Percent |
N |
Percent |
N |
Percent |
tingkat
stres * siklus menstruasi |
60 |
100.0% |
0 |
.0% |
60 |
100.0% |
tingkat stres * siklus menstruasi Crosstabulation |
|||||
|
|
|
siklus menstruasi |
Total |
|
|
|
|
teratur |
tidak teratur |
|
tingkat
stres |
ringan |
Count |
4 |
0 |
4 |
%
within tingkat stres |
100.0% |
.0% |
100.0% |
||
sedang |
Count |
37 |
8 |
45 |
|
%
within tingkat stres |
82.2% |
17.8% |
100.0% |
||
berat |
Count |
2 |
9 |
11 |
|
%
within tingkat stres |
18.2% |
81.8% |
100.0% |
||
Total |
Count |
43 |
17 |
60 |
|
% within
tingkat stres |
71.7% |
28.3% |
100.0% |
Chi-Square Tests |
|||
|
Value |
df |
Asymp. Sig. (2-sided) |
Pearson
Chi-Square |
19.547a |
2 |
.000 |
Likelihood
Ratio |
18.977 |
2 |
.000 |
N of
Valid Cases |
60 |
|
|
a. 3
cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
1.13. |
Symmetric Measures |
|||
|
|
Value |
Approx. Sig. |
Nominal
by Nominal |
Contingency
Coefficient |
.496 |
.000 |
N of
Valid Cases |
60 |
|
Risk Estimate |
|
|
Value |
Odds
Ratio for tingkat stres (ringan / sedang) |
a |
a. Risk
Estimate statistics cannot be computed. They are only computed for a 2*2
table without empty cells. |
LEMBAR
KONSULTASI
Nama Mahasiswa : Rika Sri Wahyuni
NIM / Kelas : 194330591 / B
Judul
Penelitian : Hubungan Tingkat
Stres dengan Siklus Menstruasi pada
Remaja Putri di SMA Negeri 9 Padang Tahun
2020
Dosen Pembimbing 1 : Hapita Rizky Syurya Handini
S.ST, M.Keb
No |
Tanggal |
Materi Konsultasi |
Catatan Dosen |
Tanda Tangan Pembimbing |
1. |
15 Juni 2020 |
BAB IV dan BAB V |
Perbaiki pembahasan, analisis
kuesioner, perbaiki master tabel |
|
2 |
20 Juni 2020 |
BAB IV dan BAB V |
Perbaiki penulisan |
|
3. |
24 Juni 2020 |
Abstrak, BAB IV, BAB V |
Perbaiki abstrak |
|
4. |
26 Juni 2020 |
Keseluruhan Skripsi |
ACC Ujian Skripsi |
|
LEMBAR
KONSULTASI
Nama Mahasiswa : Rika Sri Wahyuni
NIM / Kelas : 194330591 / B
Judul
Penelitian : Hubungan Tingkat
Stres dengan Siklus Menstruasi pada
Remaja Putri di SMA Negeri 9 Padang Tahun
2020
Dosen Pembimbing II : Dewi Susanti, S.SiT, M.Keb
No |
Tanggal |
Materi Konsultasi |
Catatan Dosen |
Tanda Tangan
Pembimbing |
1. |
10 Juni 2020 |
BAB IV dan BAB V |
Perbaiki pembahasan, hasil analisis
univariat dan bivariate, kesimpulan dan saran |
|
2. |
15 Juni 2020 |
BAB IV, BAB V |
Perbaiki penulisan dan BAB IV |
|
3. |
20 Juni 2020 |
Abstrak, BAB IV, BAB V |
Perbaiki Abstrak |
|
4. |
24 Juni 2020 |
Keseluruhan Skripsi |
ACC Ujian Skripsi |
|