Minggu, 06 September 2020

Farmakologi - Teknik Pemberian Obat

 

FARMAKOLOGI

 

1.      Pemberian Obat secara Oral

Banyak obat dapat diberikan secara oral dalam bentuk tablet, cairan (sirup, emulsi), kapsul, atau tablet kunyah. Rute ini paling sering digunakan karena paling nyaman dan biasanya yang paling aman dan tidak mahal. Namun, rute ini memiliki keterbatasan karena jalannya obat biasanya bergerak melalui saluran pencernaan. Untuk obat diberikan secara oral, penyerapan (absorpsi) bisa terjadi mulai di mulut dan lambung. Namun, sebagian besar obat biasanya diserap di usus kecil. Obat melewati dinding usus dan perjalanan ke hati sebelum diangkut melalui aliran darah ke situs target. Dinding usus dan hati secara kimiawi mengubah (memetabolisme) banyak obat, mengurangi jumlah obat yang mencapai aliran darah. Akibatnya, ketika obat yang sama diberikan secara suntikan (intravena), biasanya diberikan dalam dosis yang lebih kecil untuk menghasilkan efek yang sama.

Ketika obat diambil secara oral, makanan dan obat-obatan lainnya dalam saluran pencernaan dapat mempengaruhi seberapa banyak dan seberapa cepat obat ini diserap. Dengan demikian, beberapa obat harus diminum pada saat perut kosong, beberapa obat lain harus diambil dengan makanan, beberapa obat lain tidak harus diambil dengan obat-obatan tertentu lainnya, dan beberapa obat yang lain tidak dapat diambil secara oral sama sekali.

Beberapa obat oral mengiritasi saluran pencernaan. Misalnya, aspirin dan sebagian besar obat nonsteroidal anti-inflammatory (NSAID) dapat membahayakan lapisan lambung dan usus kecil untuk berpotensi menyebabkan atau memperburuk ulser yang sudah ada sebelumnya. Beberapa obat lain penyerapannya buruk atau tidak teratur dalam saluran pencernaan atau dihancurkan oleh enzim asam dan pencernaan di dalam perut.

Rute pemberian lain  yang diperlukan ketika rute oral tidak dapat digunakan, misalnya:

·         Ketika seseorang tidak bisa mengambil apapun melalui mulut

·         Ketika obat harus diberikan secara cepat atau dalam dosis yang tepat atau sangat tinggi

·         Ketika obat buruk atau tidak teratur diserap dari saluran pencernaan

 

2.      Pemberian Obat secara Rektal

Pemberian obat rektal adalah obat yang cara pemberiannya melalui dubur atau anus. Maksudnya adalah mempercepat kerja obat serta bersifat lokal dan sistematik. Biasanya adalah obat pencahar atau obat agar bia buang air besar. Biasanya dalam lingkup rumah sakit pada pasien yang akan operasi besar ataupun sudah lama tidak bisa buang air besar. Dan pemberian obat yang benar juga harus  diperhatikan.

Dengan tujuan memberikan efek lokal dan sistemik. Tindakan pengobatan ini disebut pemberian obat suppositoria yang bertujuan untuk mendapatkan efek terapi obat, menjadikan lunak pada daerah feses dan merangsang buang air besar. Contoh pemberian obat yang memiliki efek lokal seperti obat dulcolac supositoria yang berfungsi secara lokal untuk meningkatkan defekasi dan contoh efek sistemik pada obat aminofilin suppositoria dengan berfungsi mendilatasi bronkus.

Pemberian obat supositoria ini diberikan tepat pada dnding rektal yang melewati sfingter ani interna. Kontra indikasi pada pasien yang mengalami pembedahan rektal.

 

Prosedur kerja:

a. Cek kembali order pengobatan, mengenai jenis pengobatan, waktu, jumlah dan dosis

b. Siapkan klien

(1) Identifikasikan klien dengan tepat dan tanyakan namanya

(2) Jaga privasi, dan mintalah klien untuk berkemih terlebih dahulu

(3) Atur posisi klien berbaring supinasi dengan kaki fleksi dan pinggul supinasi eksternal

(4) Tutup dengan selimut mandi dan ekspose hanya pada area perineal saja.

c. Pakai sarung tangan

d. Buka supositoria dari kemasannya dan beri pelumas pada ujung bulatnya dengan jelly. Beri pelumas sarung tangan pada jari telunjuk dari tangan dominan anda.

e. Minta klien untuk menarik nafas dalam melalui mulut dan untuk merelakkan sfingter ani

f. Regangkan bokong klien dengan tangan non dominan, dengan jari telunjuk masukkan supositoria ke dalam anus, melalui sfingter ani dan mengenai dinding rectal 10 cm pada orang dewasa dan 5 cm pada bayi dan anak – anak

g. Tarik jari anda dan bersihkan area kanal klien

h. Anjurkan klien untuk tetap berbaring terlentang atau miring selama 5 menit

i. Bila supositoria mengandung laksatif atau pelunak feses, letakkan tombol pemanggil dalam jangkauan klien sehingga ia dapat mencari bantuan untuk mengambil pispot atau ke kamar mandi

j. Lepaskan sarung tangan, buang ditempat semestinya

k. Cuci tangan

l. Kaji respon klien

m. Dokumentasikan semua tindakan

 

3.      Pemberian obat pada Kulit

Pemberian Obat pada Kulit Merupakan cara memberikan obat pada kulit dengan mengoleskan bertujuan mempertahankan hidrasi, melindungi permukaan kulit, mengurangi iritasi kulit, atau mengatasi infeksi. Pemberian obat kulit dapat bermacam-macam seperti krim, losion, aerosol, dan sprei.

Cara Pemberian obat pada kulit :

a.       Cek instruksi dokter untuk memastikan nama obat, daya kerja dan tempat pemberian.

b.      Cuci tangan

c.       Atur peralatan disamping tempat tidur klien

d.      Tutup gorden atau pintu ruangan

e.       Identifikasi klien secara tepat

f.        Posisikan klien dengan tepat dan nyaman, pastikan hanya membuka area yang akan diberi obat

g.      Inspeksi kondisi kulit. Cuci area yang sakit, lepaskan semua debris dan kerak pada kulit

h.      Keringkan atau biarkan area kering oleh udara

i.        Bila kulit terlalu kering dan mengeras, gunakan agen topikal

j.        Gunakan sarung tangan bila ada indikasi

k.      Oleskan agen topical :

1)      Krim, salep dan losion yang mengandung minyak

(a)   Letakkan satu sampai dengan dua sendok teh obat di telapak tangan kemudian lunakkan dengan menggosok lembut diantara kedua tangan

(b)   Usapkan merata diatas permukaan kulit, lakukan gerakan memanjang searah pertumbuhan bulu.

(c)    Jelaskan pada klien bahwa kulit dapat terasa berminyak setelah pemberian

2)      Lotion mengandung suspensi

(a)  Kocok wadah dengan kuat

(b)  Oleskan sejumlah kecil lotion pada kassa balutan atau bantalan kecil

(c)   Jelaskan pada klien bahwa area akan terasa dingin dan kering.

3)      Bubuk

(a) Pastikan bahwa permukaan kulit kering secara menyeluruh

(b)   Regangkan dengan baik lipatan bagian kulit seperti diantara ibu jari atau bagian bawah lengan

(c)    Bubuhkan secara tipis pada area yang bersangkutan

4)      Spray aerosol

(a)  Kocok wadah dengan keras

(b)  Baca label untuk jarak yang dianjurkan untuk memegang spray menjauhi area (biasanya 15-30 cm)

(c)   Bila leher atau bagian atas dada harus disemprot, minta klien untuk memalingkan wajah dari arah spray.

(d)  Semprotkan obat dengan cara merata pada bagian yang sakit

l.   Rapikan kembali peralatan yang masih dipakai, buang peralatan yang sudah tidak digunakan pada tempat yang sesuai.

m.    Cuci tangan

 

4.      Pemberian Obat pada Telinga

Cara memberikan obat pada telinga dengan tetes telinga atau salep. Obat tetes telinga ini pada umumnya diberikan pada gangguan infeksi telinga khususnya pada telinga tengah (otitis media), dapat berupa obat antibiotik.

      Cara Pemberian Obat pada telinga :

a.       Cek kembali pengobatan, waktu, jumlah dan dosis serta pada telinga bagian mana obat harus diberikan.

 

b. Siapkan klien

(1)  Identifikasi klien dengan tepat dan tanyakan namanya

(2)  Sediakan asisten bila diperlukan, untuk mencegah cidera pada bayi dan anak kecil

(3)  Atur posisi klien miring kesamping (side lying) dengan telinga yang akan diobati pada bagian atas.

c. Bersihkan daun telinga dan lubang telinga

(1)  Gunakan sarung tangan bila dicurigai ada infeksi

(2)   Dengan menggunakan cotton bud yang dibasahi cairan, bersihkan daun telinga dan meatus auditory

d.  Hangatkan obat dengan tangan anda atau rendam obat ke dalam air hangat dalam waktu

     yang singkat

e.  Tarik daun telinga keatas dan kebelakang (untuk dewasa dan anak-anak diatas 3 tahun),  

     tarik daun telinga kebawah dan kebelakang (bayi)

f.  Masukkan sejumlah tetes obat yang tepat sepanjang sisi kanal telinga

g.  Berikan penekanan yang lembut beberapa kali pada tragus telinga untuk tetap berada pada

    posisi miring selama 5 menit.

i.  Kaji respon klien

Kaji pada karakter dan jumlah pengeluaran, adanya ketidaknyamanan dan lain sebagainya. Lakukan segera setelah obat dimasukkan dan ulangi pada saat efek obat telah bekerja.

j.  Rapikan alat dan buang peralatan yang sudah tidak dipakai

k. Dokumentasikan semua tindakan

 

5.      Pemberian obat pada Hidung

Pemberian Obat pada Hidung Cara memberikan obat pada hidung dengan tetes hidung yang dapat dilakukan ada seseorang dengan keradangan hidung (rhinitis) atau nasofaring.

Cara pemberiann obat pada Hidung :

a.       Cek kembali pengobatan, waktu, jumlah dan dosis serta pada telinga bagian mana obat harus diberikan.

b.      Siapkan klien

(1)  Identifikasi klien dengan tepat dan tanyakan namanya

(2)  Sediakan asisten bila diperlukan, untuk mencegah cidera pada bayi dan anak kecil

(3) Atur posisi klien berbaring supinasi dengankepala hiperekstensi diatas bantal (untuk pengobatan sinus ethmoid dan sphenoid) atau posisi supinasi dengan kepala hiperektensi dan miring kesamping (untuk pengobatan sinus maksilaris dan frontal)

c.       Bersihkan lubang telinga

d.      Gunakan sarung tangan bila dicurigai ada infeksi

e.       Masukkan sejumlah tetes obat yang tepat pada bagian tengah konka superior tulang

          etmoidalis

f.       Minta klien untuk tetap berada pada posisi ini selama 1 menit

g.      Kaji respon klien

Kaji pada karakter dan jumlah pengeluaran, adanya ketidaknyamanan dan lain sebagainya. Lakukan segera setelah obat dimasukkan dan ulangi pada saat efek obat telah bekerja.

h.      Rapikan alat dan buang peralatan yang sudah tidak dipakai

i.        Dokumentasikan semua tindakan

 

6.      Pemberian obat pada Mata

Pemberian Obat pada Mata Cara memberikan obat pada mata dengan tetes mata atau salep mata obat tetes mata digunakan untuk persiapan pemeriksaan struktur internal mata dengan cara mendilatasi pupil, untuk pengukuran refraksi lensa dengan cara melemahkan otot lensa, kemudian juga dapat digunakan untuk menghilangkan iritasi mata.

Cara Pemberian obat pada mata :

a.       Cek instruksi dokter untuk memastikan obat, daya kerja dan tempat pemberian.

b.      Cuci tangan dan gunakan sarung tangan

c.       Identifikasi klien secara tepat

d.      Jelaskan prosedur pengobatan dengan tepat

e.       Atur klien dengan posisi terlentang atau duduk dengan hiperektensi leher

f.       Pakai sarung tangan

g.      Dengan kapas basah steril, bersihkan kelopk mata dari dalam keluar

h.      Minta klien untuk melihat ke langit – langit

 

 

i.        Teteskan obat tetes mata :

(1)  Dengan tangan dominan anda di dahi klien, pegang penetes mata yang terisi obat kurang lebih 1-2 cm (0,5 – 0,75 inci) diatas sacus konjungtiva. Sementara jari tangan non dominan menarik kelopak mata kebawah.

(2)  Teteskan sejumlah obat yang diresepkan kedalam sacus konjungtiva. Sacus konjungtiva normal menahan 1-2 tetes. Meneteskan obat tetes ke dalam sacus memberikan penyebaran obat yang merata di seluruh mata.

(3)  Bila klien berkedip atau menutup mata atau bila tetesan jatuh ke pinggir luar kelopak mata, ulangi prosedur

(4) meneteskan obat tetes, minta klien untuk menutup mata dengan perlahan

(5)  Berikan tekanan yang lembut pada duktus nasolakrimal klien selama 30-60 detik

j.       Memasukkan salep mata :

(1)  Pegang aplikator salep diatas pinggir kelopak mata, pencet tube sehingga memberikan aliran tipis sepanjang tepi dalam kelopak mata bawah pada konjungtiva.

(2)  Minta klien untuk melihat kebawah

(3)  Membuka kelopak mata atas

(4)  Berikan aliran tipis sepanjang kelopak mata atas pada konjungtiva bagian dalam

(5)  Biarkan klien memejamkan mata dan menggosok kelopak mata secara perlahan dengan gerakan sirkuler menggunakan bola kapas.

k.      Bila terdapat kelebihan obat pada kelopak mata, dengan perlahan usap dari bagian

         dalam ke luar kantus

l.       Bila klien mempunyai penutup mata, pasang penutup mata yang bersih diatas pada  

         mata yang sakit sehingga seluruh mata terlindungi. Plester dengan aman tanpa

         memberikan penekanan pada mata.

m.    Lepaskan sarung tangan, cuci tangan dan buang peralatan yang sudah dipakai

n.      Catat obat, konsentrasi, jumlah tetesan, waktu pemberian dan mata (kiri, kanan atau

         kedua duanya) yang menerima obat.

 

7.      Pemberian obat secara sublingual

Adalah obat yang cara pemberiannya ditaruh dibawah lidah. Tujuannya adalah agar efek yangditimbulkan bisa lebih cepat karena pembuluhdarah di bawah lidah merupakan pusat darisakit. Kelebihan dari cara pemberian obatdengan sublingual adalah efek obat akan terasalebih cepat dan kerusakan obat pada salurancerna dan metabolisme di dinding usus dan hatidapat dihindari.

 

Prosedur Kerja:

1 . Cuci tangan.

2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.

3. Baca obat, dengan berprinsip tepat obat, tepat pasien, tepat dosis,tepat waktu dan tepat tempat.

4. Bantu untuk meminumkannya dengan cara:

Apabila memberikan obat berbentuk tablet atau kapsul dari botol, maka tuangkan jumlah yang dibutuhkan ke dalam tutup botol dan pindahkan ke tempat obat. Jangan sentuh obat dengan tangan. Untuk obat berupa kapsul jangan dilepaskan pembungkusnya. Kaji kesulitan menelan, bila ada jadikan tablet dalam bentuk bubuk dan campur dengan minuman .

Kaji denyut nadi dan tekanan darah sebelum pemberian obat yang membutuhkan pengkajian. Catat perubahan, reaksi terhadap pemberian, dan evaluasi respon terhadap obat dengan mencatat hasil pemberian obat.

8.      Cuci tangan.

 

Pelaksanaan:

1.      Perawat cuci tangan-

2.      Memasang tangspatel ( jika klien tidak sadar )

3.      Kalau sadar anjurkan klien untuk mengangkat lidahnya

4.      Meletakan obat dibawah lidah

5.      Memberitahu klien supaya tidak menelan obat

6.      Perawat cuci tangan

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar