Rabu, 20 Juli 2016

Kebidanan - Makalah Hiperbilirubin

BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang

Setiap ibu yang telah melahirkan menginginkan anaknya lahir dalam keadaan sehat dan tidak ada kelainan – kelainan pada bayi tersebut. Tetapi keinginan tersebut tidak akan diperoleh oleh setiap ibu. Karena sebagian kecil ada yang lahir dalam keadaan abnormal. Misalnya anak lahir dengan BBLR, ikterus, hidrosefalus, dan kelainan – kelainan lainnya. Hal ini di sebabkan oleh banyak factor pencetusnya. Seperti kurang teraturnya antenatal care ibu saat hamil, asupan gizi yang kurang baik pada ibu maupun pada janin yang di kandung, atau penyakit yang diturunkan oleh ibu sendiri.
Kemudian kurangnya pengetahuan ibu untuk mengenali tanda – tanda kelainan yang mungkin timbul pada bayi baru lahir. Seperti bayi dengan hiperbilirubin, dimana kebanyakan ibu membawa bayinya ke Rumah Sakit dalam derajat yang tinggi. Sebagaimana kita ketahui bahwa ikterik itu terjadinya dimulai dari wajah. Di sini jelas bahwa kurangnya pengetahuan ibu atau orang tua tentang hiperbilirubin tersebut, kemudian kurangnya memperoleh pelayanan kesehatan dari tenaga kesehatan. Untuk itulah penulis mengangkat makalah ini dengan judul Hiperbilirubin pada Bayi.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimanakah Pengertian dari Hiperbilirubin?
2.      Apakah Faktor Penyebab dari Hiperbilirubin
3.      Apakah Komplikasi dari Hiperbilirubin tersebut?
4.      Bagaimanakah Gejala Hiperbilrubin pada bayi baru lahir?
5.      Apakah Batasan dari Hiperbilirubin?
6.      Bagaimanakah Prinsip Dasarnya?
7.      Bagaimanakah Langkah Promotif Dan Preventif dari hiperbilirubin?
8.      Bagaimanakah Diagnostiknya?
9.      Bagaimanakah Manajemen dari hiperbilirubin?


C.     Tujuan
1.      Dapat Mengetahui dan memahami Pengertian dari Hiperbilirubin
2.      Dapat Mengetahui dan memahami Faktor Penyebab dari Hiperbilirubin
3.      Dapat Mengetahui dan memahami Komplikasi dari Hiperbilirubin
4.      Dapat Mengetahui dan memahami Gejala Hiperbilrubin pada bayi baru lahir
5.      Dapat Mengetahui dan memahami Batasan dari Hiperbilirubin
6.      Dapat Mengetahui dan memahami Prinsip Dasarnya
7.      Dapat Mengetahui dan memahami Langkah Promotif Dan Preventif dari hiperbilirubin
8.      Dapat Mengetahui dan memahami Diagnostiknya
9.      Dapat Mengetahui dan memahami Manajemen dari hiperbilirubin






















BAB II
PEMBAHASAN
A.     Pengertian
Hiperbilirubin adalah meningkatnya kadar bilirubin dalam darah yang kadar nilainya lebih dari normal, Biasanya terjadi pada bayi baru lahir. (Suriadi, 2001).
Nilai normal : bilirubin indirek 0,3 – 1,1 mg/dl, bilirubin direk 0,1 – 0,4 mg/dl.
Sesungguhnya hiperbilirubinemia merupakan keadaan normal pada bayi baru lahir selama minggu pertama, karena belum sempurnanya metabolisme bilirubin bayi. Ditemukan sekitar 25-50% bayi normal dengan kedaan hiperbilirubinemia. Kuning/jaundice pada bayi baru lahir atau disebut dengan ikterus neonatorum merupakan warna kuning pada kulit dan bagian putih dari mata (sklera) pada beberapa hari setelah lahir yang disebabkan oleh penumpukan bilirubin. Gejala ini dapat terjadi antara 25%-50% pada seluruh bayi cukup bulan dan lebih tinggi lagi pada bayi prematur. Walaupun kuning pada bayi baru lahir merupakan keadaan yang relatif tidak berbahaya, tetapi pad usia inilah kadar bilirubin yang tinggi dapat menjadi toksik dan berbahaya terhadap sistim saraf pusat bayi.
Hiperbilirubin adalah kondisi dimana terjadi akumulasi bilirubin dalam darah yang mencapai kadar tertentu dan dapat menimbulkan efek patologis pada neonatus ditandai joudince pada sclera mata, kulit, membrane mukosa dan cairan tubuh (Adi Smith, G, 1988).
Hiperbilirubinemia adalah kadar bilirubin yang dapat menimbulkan efek pathologis. (Markum, 1991:314)

B.     Faktor Penyebab
Hiperbilirubin pada bayi baru lahir paling sering timbul karena fungsi hati masih belum sempurna untuk membuang bilirubin dari aliran darah. Hiperbilirubin juga bisa terjadi karena beberapa kondisi klinis, di antaranya adalah:
a)       ikterus fisiologis merupakan bentuk yang paling sering terjadi pada bayi baru lahir. Jenis bilirubin yang menyebabkan pewarnaan kuning pada ikterus disebut bilirubin tidak terkonjugasi, merupakan jenis yang tidak mudah dibuang dari tubuh bayi. Hati bayi akan mengubah bilirubin ini menjadi bilirubin terkonjugasi yang lebih mudah dibuang oleh tubuh. Hati bayi baru lahir masih belum matang sehingga masih belum mampu untuk melakukan pengubahan ini dengan baik sehingga akan terjadi peningkatan kadar bilirubin dalam darah yang ditandai sebagai pewarnaan kuning pada kulit bayi. Bila kuning tersebut murni disebabkan oleh faktor ini maka disebut sebagai ikterus fisiologis
b)      Breastfeeding jaundice, dapat terjadi pada bayi yang mendapa air susu ibu (ASI) eksklusif. Terjadi akibat kekurangan ASI yang biasanya timbul pada hari kedua atau ketiga pada waktu ASI belum banyak dan biasanya tidak memerlukan pengobatan.
c)      Ikterus ASI (breastmilk jaundice), berhubungan dengan pemberian ASI dari seorang ibu tertentu dan biasanya akan timbul pada setiap bayi yang disusukannya bergantung pada kemampuan bayi tersebut mengubah bilirubin indirek. Jarang mengancam jiwa dan timbul setelah 4-7 hari pertama dan berlangsung lebih lama dari ikterus fisiologis yaitu 3-12 minggu.
d)      Ikterus pada bayi baru lahir akan terjadi pada kasus ketidakcocokan golongan darah (inkompatibilitas ABO) dan rhesus (inkompatibilitas rhesus) ibu dan janin. Tubuh ibu akan memproduksi antibodi yang akan menyerang sel darah merah janin sehingga akan menyebabkan pecahnya sel darah merah sehingga akan meningkatkan pelepasan bilirubin dari sel darah merah.
e)      Lebam pada kulit kepala bayi yang disebut dengan sefalhematom dapat timbul dalam proses persalinan. Lebam terjadi karena penumpukan darah beku di bawah kulit kepala. Secara alamiah tubuh akan menghancurkan bekuan ini sehingga bilirubin juga akan keluar yang mungkin saja terlalu banyak untuk dapat ditangani oleh hati sehingga timbul kuning
f)        Ibu yang menderita diabetes dapat mengakibatkan bayi menjadi Kuning.

C.     Komplikasi
1.     Sebagian besar kasus hiperbilirubinemia tidak berbahaya, tetapi kadang kadar bilirubin yang sangat tinggi bisa menyebabkan kerusakan otak (keadaannya disebut kern ikterus). Kern ikterus adalah suatu keadaan dimana terjadi penimbunan bilirubin di dalam otak, sehingga terjadi kerusakan otak.
2.     Efek jangka panjang dari kern ikterus adalah keterbelakangan mental, kelumpuhan serebral (pengontrolan otot yang abnormal, cerebral palsy), tuli dan mata tidak dapat digerakkan ke atas.


D.    Gejala Hiperbilrubin pada bayi baru lahir
Ketika kadar bilirubin meningkat dalam darah maka warna kuning akan dimulai dari kepala kemudian turun ke lengan, badan, dan akhirnya kaki. Jika kadar bilirubin sudah cukup tinggi, bayi akan tampak kuning hingga di bawah lutut serta telapak tangan. Cara yang mudah untuk memeriksa warna kuning ini adalah dengan menekan jari pada kulit yang diamati dan sebaiknya dilakukan di bawah cahaya/sinar matahari. Pada anak yang lebih tua dan orang dewasa warna kuning pada kulit akan timbul jika jumlah bilirubin pada darah di atas 2 mg/dL. Pada bayi baru lahir akan tampak kuning jika kadar bilirubin lebih dari 5 mg/dL. Hal ini penting untuk mengenali dan menangani ikterus bayi pada baru lahir kerena kadar bilirubin yang tinggi akan menyebabkan kerusakan yang permanen pada otak yang disebut dengan kern icterus. Kuning sendiri tidak akan menunjukkan gejala klinis tetapi penyakit lain yang menyertai mungkin akan menunjukkan suatu gejala seperti keadaan bayi yang tampak sakit, demam, dan malas minum.

E.     BATASAN
Ikterus adalah pewarnaan kuning di kulit, kunjungtiva dan mukosa yang terjadi karena meningkatnya kadar bilirubin dalam darah. Klinis ikterus tampak bila kadar bilirubin dalam serum mencapai ≥ 5 mg/dL . Disebut hiperbilirubinemia apabila didapatkan kadar bilirubin dalam serum > 13mg/Dl
F.      PRINSIP DASAR
·        Bayi sering mengalami ikterus pada minggu pertama kehidupan, terutama bayi kurang bulan.
·        Dapat terjadi secra normal atau fisiologis
·        Kemungkinan ikterus sebagai gejala awal penyakit utama yang berat pada neonates
·        Peningkatan bilirubin dalam darah disebabkan oleh pembentukan yang berlebihan dan atau pengeluaran yang kurang sempurna.
·        Ikterus perlu ditangani secara seksama, karena bilirubin akan masuk ke dalam sel syaraf dan merusak sehingga otak terganggu dan mengakibatkan kecacatan sepanjang hidup atau kematian (ensepalopati biliaris).


G.    Langkah promotif dan preventif
·        Menghindari penggunaan obat pada ibu hamil yang dapat mengakibatkan ikterus(sulfa, anti malaria, nitro furantoin, aspirirn)
·        Penanganan keadaan yang dapat mengakibatkan BBLR
·        Penanganan infeksi maternal, ketuban pecah dini
·        Penanganan asfiksia, trauma persalinan
·        Pemenuhan kebutuhan nutrisi rumahan dengan minum ASI dini dan eksklusif

H.    DIAGNOSTIK
Anamnesis
·        Riwayat ikterus pada anak sebelumnya.
·        Riwayat penyakit anemi dengan pembesaran hati, limpa atau pengangkatan limpa dalam keluarga
·        Riwayat penggunaan obat selama hamil
·        Riwayat infeksi maternal, ketuban pecah dini
·        Riwayat trauma persalinan, asfiksia
·        Riwayat infeksi maternal, ketuban pecah dini.

Pemeriksaan
·        Pemeriksaan klinis ikterus dapat dilakukan pada bayi baru lahir asal dengan menggunakan pencahayaan yang memadai. Ikterus akan terlihat lebih berat bila dilihat dengan sinar lampu dan bisa tidak terlihat dengan penerangan kurang. Tekan kulit dengan ringan memakai jari tangan untuk memastikan warna kulit dan jaringan subkutan.
o   Hari 1 tekan pada ujung hidung atau dahi
o   Hari 2 tekan pada lengan atau tungkai
o   Hari 3 dan seterusnya , tekan pada tangan dan kaki
·        Ikterus dapat muncul pertama di daerah wajah, menajalar kearah tubuh, dan ekstremitas. Pemeriksaan penunjang kadar bilirubin serum total saat tanda klini ikterus pertama ditemukan sangat berguna untuk data dasar mengamati penjalaran ikterus kea rah kaudal tubuh.
·        Tentukan tingkat keparahan ikterus secara kasar dengan melihat pewarnaan kuning pada tubuh metode kremer.
Derajat Ikterus
Daerah Ikterus
Perkiraan Kadar bilirubin
I
Daerah kepala dan leher
5.0 mg%
II
Sampai badan atas
9.0 mg%
III
Sampai badan bawah hingga tungkai
11.4 mg%
IV
Sampai daerah lengan, kaki bawah, lutut
12.4 mg%
V
Sampai daerah telapak tangan dan kaki
16.0 mg%

Usia
Ikterus terlihat pada
Klasifikasi
Hari 1
Setiap ikterus yang terlihat­­a

Hari 2
Lengan dan tungkai b
Ikterus berat
Hari 3 dan seterusnya
Tangan dan kaki


ü  bila ikterus terlihat di bagian mana saja dari tubuh bayi pada hari 1, menunjukkan kondisi bayi sangat serius. Lakukan terapi sinar sesegera mungkin, jangan menunda terapi sinar dengan menunggu g=hasil pemeriksaan  kadar bilirubin serum
ü  bila ikterus terlihat pada lengan dan tungkai sampai ke tangan dan kaki pada hari ke 2, menunjukkan kondisi bayi sangat serius. Lakukan terapi sinar sesegera mungkin, jangan menunggu hasil pemeriksaan kadar bilirubin serum.
·        Pemeriksaan tanda klinis seperi gangguan minum, keadaan umum, apnea, suhu yang labil, sangat membantu menegakkan diagnose penyakit utama disamping hiperbilirubinemianya.
·        Tindak lanjut pada neonates yang menderita hiperbilirubinemia harus dilakukan setelah bayi dipulangkan terutama pada hari 7 pasca kelahiran.
·        Bila ikterus menetap sampai minggu ked au pasca kelahiran, dianjurkan untuk  pemeriksaan kadar bilirubin serum total dan direk , serta kadar bilirubin dalam urin.

Pemeriksaan penunjang
Untuk Puskesmas fasilitas penunjang biasanya jarang tersedia, sehingga pemeriksaan atau penajaman klinis sangat diutamakan.
Bila tersedia fasilits, maka dapat dilakukan pemeriksaan penunjang sebagai berikut
·        Pemeriksaan golongan darah ibu pada saat kehamilan dan bayi saat kelahiran.
·        Bila ibu memiliki golonan darah O dianjurkan untuk menyimpan darah tali pusat pada setiap persalinan untuk pemeriksaan lanjutan yang dibutuhkan.
·        Kadar bilirubin serum total diperlukan bila ditemukan ikterus pada 24 jam pertama kelahiran.

Diagnose Banding Ikterus
Anamnesis
Pemeriksaan
Pemeriksaan penunjang atau diagnosis lain yang sudah diketahui
Kemungkinan diagnosis
·        Timbul saat lahir sampai dengan hari ke 2
·        Riwayat ikterus pada bayi sebelumnya
·        Riwayat penyakit keluarga: ikterus, anemi, pembesaran hati, pengangkatan limpa, defisiensi G6 PD
Sangat ikterus
Sangat pucat
Hb ? 13 g/dl, Ht< 39%
Bilirubin >8 mg/dL pada hari 1 atau kadar bilirubin >13mg/dl pada hari ke 2 ikterus/ kadar bilirubin cepat
Bila ada fasilitas:
Coombs tes positif defesiensi G6PD inkompatibilitas goi. Darah ABO atau Rh
Ikterus hemolitik akibat inkompatibilitas darah
·        Timbul saat lahir sampai dengan hari ke 2 atau lebih
·        Riwayat infeksi maternal
Sangat ikterus
Tanda tersangka infeksi/sepsis (malas minum, kurang aktif, tangis lemah, suhu tubuh abnormal
Lekositosis, leukopeni, trombositopenia
Ikterus diduga karena sepsis berat/sepsis )tangani dugaan infeksi berat dan fototerapi bila diperlukan
·        Timbul pada hari 1
·        Riwayat ibu hamil pengguna obat
Ikterus

Ikterus akibat obat
·        Ikterus hebat timbul pada hari ke 2
·        Ikterus hebat yang tidak atau terlambat diobati
Sangat ikterus
Kejang
Postur abnormal, letargi
Bila ada fasilitas
Hasil tes Coombs positif
Ensefalopati bilirubin (Kern Ikterus) (obati kejang dan tangani ensefalopati bilirubin )
·        Ikteru menetap setelah usai 2 minggu
Ikterus berlangsung > 2 minggu pada bayi cukup bulan dan > 3 minggu pada bayi kurang bulan
Factor pendukung :urin gelap, feses pucat, peningkatan bilirubin direk
Ikterus berkepanjangan (prolonged ikterus)
·        Timbul hari ke 2 atau lebih
·        Bayi berat lahir rendah
Bayi tampak sehat

Ikterus pada bayi premature





I.       MANAJEMEN
·        Ikterus fisiologis tidak memerlukan penanganan khsus dan dapat rawat jalan dengan nasehat untuk kembali jika ikterus berlangsung lebih dari 2 minggu.
·        Jika bayi dapat menghisap , anjurkan ibu untuk menyusui secara dini dan ASI  eksklusif lebih sering minimal setiap 2 jam.
·        Jika bayi tidak dapat menyusui, ASI dapat  diberikan melalui pipa nasigastrik atau dengan gelas dan sendok
·        Letakkan bayi ditempat yang cukup mendapat sinar matahri pagi selama 30 menit selama 3-4 hari . Jaga bayi tetap hangat.
·        Kelola factor risiko (asfiksia dan infeksi) karena dapat menimbulkan ensefalopati biliaris.
·        Setiap ikterus yang timbul sebelum 24 jam pasca kelahiran adalah patologis dan membutuhkan pemeriksaan laboratorium lanjut minimal kadar bilirubin serum total, pemriksaan kearah adanya penyakit hemolisis.
·        Pada bayi dengan ikterus Kremer III atau lebih perlu dirujuk ke fasilitas yang lebih lengkap setelah keadaan bayi stabil
·        Panduan terapi sinar berdasarkan kadar bilirubin serum (jika fasilitas tersedia)

Saat timbul ikterus
Bayi cukup bulan sehat kadar bilirubin , mg/dl; (umol/l)
Bayi dengan factor risiko (kadar bilirubin, mg/dl;umol/i)
Hari ke 1
Setiap terlihat ikterus
Setiap terlihat ikterus
Hari ke 2
15 (260)
13(220)
Hari ke 3
18(310)
16(270)
Hari ke 4 dst
20(340)
17(290)

·        Faktor risiko: BBLR< penyakit hemolisis karena inkompabilitas golongan darah, asfiksia atau asidosis, hipoksia, trauma serebral , atau infeksi sistemik
·        Pemulangan dan pemantauan lanjutan
Nasehati ibunya mengenai pemberian minum dan membawa kembali jika menjadi semakin kuning.




j.        Pencegahan
Pada kebanyakan kasus, kuning pada bayi tidak bisa dicegah. Cara terbaik untuk menghindari kuning yang fisiologis adalah dengan memberi bayi cukup minum, lebih baik lagi jika diberi ASI.
1.     Pencegahan Primer
a.      Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya paling sedikit 8 – 12 kali/ hari untuk beberapa hari pertama.
b.     Tidak memberikan cairan tambahan rutin seperti dekstrose atau air pada bayi yang mendapat ASI dan tidak mengalami dehidrasi.

2.     Pencegahan Sekunder
a.      Semua wanita hamil harus diperiksa golongan darah ABO dan rhesusu serta penyaringan serum untuk antibody isoimun yang tidak biasa.
b.      Harus memastikan bahwa semua bayi secar rutin di monitor terhadap timbulnya ikterus dan menetapkan protocol terhadap penilaian ikterus yang harus dinilai saat memeriksa tanda – tanda vital bayi, tetapi tidak kurang dari setiap 8 – 12 jam

















BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
Hiperbilirubin adalah suatu kedaaan dimana kadar bilirubin serum total yang lebih dari 10 mg % pada minggu pertama yang ditendai dengan ikterus pada kulit, sclera dan organ lain. Keadaan ini mempunyai potensi meningkatkan kern ikterus, yaitu keadaan kerusakan pada otak akibat perlengketan kadar bilirubin pada otak. Hiperbilirubin ini keadaan fisiologis (terdapat pada 25-50 % neonatus cukup bulan dan lebih tinggi pada neonates kurang bulan).
Hiperbilirubin ini berkaitan erat dengan riwayat kehamilan ibu dan prematuritas. Selain itu, asupan ASI pada bayi juga dapat mempengaruhi kadar bilirubin dalam darah.

B.     Saran
Bagi pembaca di sarankan untuk memahami hal-hal yang berkaitan dengan Ikterus pada bayi, Sehingga dapat di lakukan upaya-upaya yang bermanfaat untuk menanganinya secara efektif dan efisien.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar