Rabu, 20 Juli 2016

Kebidanan - Makalah Hipotermi Pada Bayi

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah
Dewasa ini tuntutan masyarakat terhadap kualitas layanan kesehatan semakin meningkat. Hal tersebut didorong oleh berbagai perubahan mendasar di masyrakat baik ekonomi, pendidikan, teknologi dan informasi serta berbagai perubahan lainnya. Terlebih lagi tuntutan dari pemerintah yang memberikan kemudahan-kemudahan bagi masyarakat untuk menerima pelayanan kesehatan. Tidak terkecuali perubahan tuntutan masyarakat terhadap peningkatan kualitas  layanan kebidanan. Salah satu layanan kebidanan yang memerlukan peningkatan kualitas layanan adalah pelayanan asuhan terhadap bayi hipotermia.
Kehidupan bayi baru lahir yang paling kritis adalah saat mengalami masa transisidari kehidupan intrauter ke kehidupan ekstrauterin. Slah satu yang menjadi masalah yang dialami bayi pada masa transisi ini adalah hipotermia. Hipotermia yaitu penurunan suhu tubuh bayi dibawah suhu normal.
Peran bidan sangat diperlukan untuk mencengah terjadinya risiko hipotermia pada bayi.seorang bidan itu harusn memiliki pengetahuan yng luas,sikap dan keterampilan dalam melakukan asuhan untuk mencengah terjadinya hal yang tidak diinginkan. Bayi yang mengalami hipotermia mempunyai risiko tinggi terhadap kematian sehingga memerlukan pengawasan oleh perawatan yang intensif dan ketat dari tenaga kesehatan yang berpengalaman dan berkualitas tinggi.
Laporan WHO tahun 2005 angka kematian bayi baru lahir di Indonesia adalah 20 per 1000 kelahiran hidup. Jika angka kelahiran hidup di Indonesia sekitar 5 juta per tahun dan angka kematian bayi 20 per 1000 kelahiran hidup, berarti sama halnya dengan setiap hari 246 bayi meninggal, setiap satu jam 10 bayi Indonesia meninggal, jadi setiap enam menit satu bayi Indonesia meninggal. (Roesli Utami, 2008) Menurut DEPKES RI angka kematian sepsis neonatorum cukup tinggi 13-50% dari angka kematian bayi baru lahir. Masalah yang sering timbul sebagai komplikasi sepsis neonatorum adalah meningitis, kejang, hipotermi, hiperbilirubinemia, gangguan nafas, dan minum.(Depkes, 2007)
Di negara berkembang termasuk Indonesia, tingginya angka morbiditas dan mortalitas Bayi Baru Lahir Rendah (BBLR) masih menjadi masalah utama.Penyebab utama mortalitas BBLR di negara berkembang adalah asfiksia, sindrom gangguan nafas, infeksi, serta komplikasi hipotermi. Bayi premature maupun bayi cukup bulan yang lahir dengan berat badan rendah, terutama di bawah 2000 gram, terancam kematian akibat hipotermi yaitu penurunan suhu badan di bawah 36,50c disamping asfiksia dan infeksi. (Imral Chair,2007)

B.  Tujuan
1.      Tujuan Umum
Mengembangkan pola pikir dan menambah pengetahuan serta untuk memperoleh pengalaman nyaa dan teori yang selama ini diperoleh dalam melaksanakan Asuhan Kegawatdaruratan dalam Kebidanan.
2.      Tujuan Khusus
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.             Memberi pengetahuan pada pembaca tentang Manajemen Kegawatdaruratan tentang
Hipotermi.
2.       Menjelaskan apa yang dimaksud dengan hipotermia dan patofisiologi hipotermia.
3.      Menjelaskan etiologi dan tanda serta gejala hipotermia.
4.      Menjelaskan komplikasi dan penatalaksanaan hipotermia.
5.      Menjelaskan apa saja asuhan kebidanan pada hipotermia.












BAB II
PEMBAHASAN
A.    PENGERTIAN HIPOTERMI
Hipotermi adalah bayi dengan suhu tubuh dibawah normal (kurang dari 36,5C). hipotermi merupakan salah satu penyebab tersering dari kematian bayi batu lahir,terutama dengan berat badan kurang dari 2,5 Kg
Hipotermi adalah kondisi ketika ekstremitas bayi terasa dingin dan sering menagis karena produksi panas yang kurang akibat sirkulasi yang masih belum sempurna,respirasi yang masih lemah dan mengkonsumsi oksigen yang rendah serta asupan makanan yang rendah.
Bayi yang rawan terkena hipotermi :
·         Bayi kurang bulan/premature
·         BBLR
·         Bayi sakit
·         Suhu tubuh yang rendah dapat terjadi karena terpapar dengan lingkungan yang dingin.
Hipotermi merupakan suatu tanda bahaya karena dapat menyebabkan perubahan metabolisme tubuh.

B.     KLASIFIKASI  HIPOTERMI

ANAMNESIS
PEMERIKSAAN
KLASIFIKASI
·         Bayi terpapar suhu lingkungan yang rendah
·         Waktu timbulnya kurang dari 2 hari

·         Suhun tubuh 32-36,5®C
·         Gangguan napas
·         Denyut jantung kurang dari 100 kali/menit
·         Malas makan
·         Latargi
Hipotermi sedang
·         Bayi terpapar suhu lingkungan yang rendah
·         Waktu timbulnya kurang dari 2 hari

·         Suhu tubuh < 32®C
·         Tanda tanda hipotermi sedang
·         Kulit teraba keras
·         Napas pelan dan dalam
Hipotermi berat
·         Tidak terpapar dengan dingin atau panas yang berlebihan
·         Suhu tubuh berfluktuasi antara 36-39®C meskipun berada disuhu lingkungan yang stabil
·         Fluktuasi terjadi sesudah periode suhu stabil
Suhu tubuh tidak stabil (lihat dugaan sepsis)


C.    TANDA DAN GEJALA
a.         Berikut beberapa gejala bayi terkena hipotermia,yaitu :
o   Suhu tubuh bayi turun dari normalnya.
o   Bayi tidak mau minum atau menetek.
o   Bayi tampak lesu atau mengantuk saja.
o   Tubub bayi teraba dingin.
o   Dalam keadaan berat denyut jantung bayi menurun dan kulit tubuh  
o   mengeras(sklerema).
o   Kulit bayi berwarna merah muda dan terlihat sehat.
o   Lebih diam dari biasanya.
o   Hilang kesadaran.
o   Pernapasannya cepat.
o   Denyut nadinya melemah.
o   Gangguan penglihatan.
o   Pupil mata melebar (dilatasi) dan tidak bereaksi.

b. Tanda-tanda hipotermia sedang :
o   Aktifitas berkurang.
o   Tangisan lemah.
o   Kulit berwarna tidak rata (cutis malviorata).
o   Kemampuan menghisap lemah.
o   Kaki teraba dingin.
o   Jika hipotermia berlanjut akan timbul cidera dingin.
c.         Tanda-tanda hipotermia berat :
§  Aktifitas berkurang,letargis.
§  Bibir dan kuku kebiruan.
§  Pernafasan lambat.
§  Bunyi jantung lambat.
§  Selanjutnya mungkin timbul hipoglikemia dan asidosis metabolik.
§  Risiko untuk kematian bayi.
d.       Tanda-tanda stadium lanjut hipotermia :
§  Muka,ujung kaki dan tangan berwarna merah terang.
§  Bagian tubuh lainnya pucat.
§  Kulit mengeras merah dan timbul edema terutama pada punggung,kaki dan tangan(sklerema).

D.    ETIOLOGI HIPOTERMI
1.      Penyebab terjadinya hipotermi pada bayi yaitu :
o    Jaringan lemak subkutan tipis.
o    Perbandingan luas permukaan tubuh dengan berat badan besar.
o    Cadangan glikogen dan brown fat sedikit.
o    Bayi baru lahir tidak ada respon shivering (menggigil) pada reaksi kedinginan.
o    Kurangnya pengetahuan perawat dalam pengelolaan bayi yang berisiko tinggi mengalami hipotermia.
o    Bayi dipisahkan dari ibunya segera mungkin setelah lahir.
o    Berat lahir bayi yang kurang dan kehamilan prematur.
o    Suhu tempat melahirkan yang dingin.
o     Bayi asfiksia, hipoksia, resusitasi yang lama, sepsis,sindrom dengan pernapasan,hipoglikemia perdarahan intra kranial.

2.      Faktor pencetus hipotermia menurut Depkes RI,1992 :
a.       Faktor lingkungan.
b.      Syok.
c.       Infeksi. 
d.      Gangguan endokrin metabolik.
e.       Kurang  gizi
f.       Obat-obatan.
g.      Cuaca

E.            PRINSIP DASAR UNTUK MEMPERTAHANKAN SUHU TUBUH BAYI BARU
          LAHIR

a.        Mengeringkan bayi segera setelah lahir
Bayi lahir dengan tubuh basah oleh air ketuban. Aliran udara melalui jendela/pintu yang terbuka akan mempercepat terjadinya penguapan dan bayi lebih cepat kehilangan panas tubuh. Akibatnya dapat timbul serangan dingin (cold stress) yang merupakan gejala awal hipotermia. Bayi kedinginan biasanya tidak memperlihatkan gejala menggigil oleh karena kontrol suhunya masih belum sempurna. Hal ini menyebabkan gejala awal hipotermia seringkali tidak terdeteksi oleh ibu atau keluarga bayi atau penolong persalinan. Untuk mencengah terjadinya serangan dinginadalah sebagai berikut:
Setiap bayi lahir harus segera dikeringkan dengan handuk yang kering dan bersih (sebaiknya handuk tersebut dihangatkan terlebih dahulu). Mengeringkan tubuh bayi harus dilakukan dengan cepat.dimulai dari kepala kemudian seluruh tubuh bayi. Handuk yang basah harus diganti dengan handuk lain yang kering dan hangat.
b.      Setelah tubuh bayi kering segera dibungkus dengan selimut,diberi tepi atau tutup kepala,kaos tangan dan kaki. Selanjutnya bayi diletakkan telungkup di atas dada ibu untuk mendapatkan kehangatan dari dekapan ibu.
c.       Memberi ASI sedini mungkin segera setelah melahirkan agar dapat merangsang rooting refleks dan bayi mendapat kalori.
d.      Mempertahankan bayi tetap hangat selama dalam perjalanan pada waktu merujuk.
e.       Memberikan penghangatan pada bayi  baru lahir secara mandiri.
f.       Melatih semua orang yang terlibat dalam pertolongan persalinan. 
g.      Menunda memandikan bayi baru lahir sampai suhu tubuh bayi stabil. Untuk mencengah terjadinya serangan dingin ibu atau keluarga dan penolong persalinan harus menunda memandikan bayi.

Beberapa kriteria dalam memandikan bayi;
·                Pada bayi lahir sehat yaitu lahir cukup bulan,berat>2.500 gram,langsung menangis kuat,memandikan bayi ditunda selama kurang lebih 24 jam setelah kelahiran. Pada saat memandikan bayi gunakanlah air hangat.
·                Pada bayi lahir dengan risiko (tidak termasuk kriteria di atas),keadaan umum bayi lemah atau bayi dengan berat lahir < 2.000 gram sebaiknya bayi jangan dimandikan ditunda beberapa hari sampai keadaan umum membaik yaitu bila suhu tubuh bayi stabil,bayi sudah lebih kuat dan dapat menghisap ASI dengan baik.

Cara menghangatkan suhu tubuh bayi:
ü   Kontak kulit ke kulit
ü   Kangaroo mother care
ü   Pemancar panas
ü   Inkubator
ü   Lampu penghangat
ü   Boks penghangat
ü   Ruangan hangat


F.     PENGOBATAN
Megatasi bayi hipotermi dilakukan dengan cara:
·             Melaksanakan metode kangguru, yaitu bayi baru lahir dipakaikan popok dan tutup kepala diletakkan didada ibu agar tubuh bayi menjadi hangat karena menjadi kontak kulit langsung, bila tubuh bayi masih teraba dingin bisa ditambahkan selimut.
·             Bayi baru lahir mengenakan pakaian dan selimut yang di setrika atau dihangatkan diatas tungku.
·             Menghangatkan bayi dengan lampu pijar 40 -60watt yangdiletakkan pada jarak setengah meter diatas bayi.
·             Memintak pertolongan pada petugas kesehatan terdekat.
·             Dirujuk kerumah sakit

G.    PENATALAKSAAN NEONATUS RESIKO TINGGI
Mempertahankan suhu tubuh untuk mencegah hipotermi menurut indarsi, (2001) menyatakan bahwa untuk mempertahankan suhu tubuh bayi dalam mencegah hipotermi adaalah
·         Menyiapkan tempat melahirkan yang hangat,kering dan bersih
·         Mengeringkan tubuh bayi yang baru lahir dengan handuk yang kering dan bersih
·         Menjaga bayi hangat dengan cara mendekapkan bayi di dada ibu bengan metode kangguru
·         Memberikan ASI sedini mungkin segera setelah melahirkan agar dapat merangsang rooting reflek pada bayi
·         Mempertahankan bayi agar tetap hangat selama dalam perjalanan pada waktu rujukan
·         Memberikan penghangatan pada bayi baru lahir secara mandiri
·         Melatih semua orang yang terlibat dalam pertolongan persalinan,menunda memandikan bayi lahir sampai suhu tubuh normal untuk mencegah terjadinya serangan dingin , ibu atau keluarga dan penolong persalinan harus menunda memandikan bayi
Bayi yang mengalami hipotermi biasanya mudah sekali meninggal. Tindakan yang harus dilakukan adalah segera menghangatkan bayi dalam incubator atau melalui penyinaran lampu.cara lain yang sangat sederhana dan mudah dikerjakan setiap orang adalah metode dekapan ibunya dan keduanya diselimuti agar bayi senantiasa hangat,
H.            PENATALAKSANAAN UMUM
1.      Penanganan hipotermia secara umum untuk bayi
Pengaturan suhu tubuh bayi belumlah terkendali dengan baik. Bayi bisa kehilangan suhu tubuh secara cepat dan terkena hipotermi dalam kamar yang dingin. Bayi yang mengalami hipotermi harus dihangatkan secara bertahap. Berikut beberapa cara penanganan hipotermia untuk bayi :
a.       Hangatkan bayi secara bertahap. Bawalah ia ke ruangan yang hangat. Bungkuslah tubuhnya dengan selimut tebal.
b.       Pakaikan topi dan dekaplah si kecil agar ia menjadi hangat oleh panas tubuh anda.
2.      Penanganan hipotermia secara umum untuk balita
a.       Jika ia mampu melakukannya,minta anak berendam air hangat. Bila warna kulitnya telah kembali normal,segera keringkan dan bungkus tubuhnya dengan handuk tebal atau selimut.
b.      Kenakan pakaian tebal dan baringkan anak di tempat tidur. Pakaikan selimut yang cukup banyak. Tutupi kepalanya dengan topi atau pastikan suhu dalam ruangan cukup hangat. Temani anak.
c.       Berikan anak minuman hangat dan makanan penuh energi,misalnya cokelat. Jangan tinggalkan anak sendirian,kecuali anda yakin warna kulit dan suhu tubuhnya telah kembali normal.
3.      Dan ada beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain :
a.       Jangan menempelkan sumber panas langsung,seperti botol berisi air panas ke kulit anak. Anak harus menjadi hangat secara bertahap.
b.      Jika anak hilang kesadaran,bukalah saluran udaranya dan periksa pernapasannya. Jika anak bernapas,baringkan ia pada posisi pemulihan,jika tidak bernapas,mulailah bantuan pernapasan dan kompresi dada. Telepon Ambulans.



BAB III
PENUTUP
A.           Kesimpulan
Hipotermi adalah kondisi ketika ekstremitas bayi terasa dingin dan sering menagis karena produksi panas yang kurang akibat sirkulasi yang masih belum sempurna,respirasi yang masih lemah dan mengkonsumsi oksigen yang rendah serta asupan makanan yang rendah. Hipotermi dapat terjadi pada bayi kurang bulan / premature, BBLR dan Bayi sakit. Oleh karena itu tetap jaga kehangatan bayi dengan menggunakan pakaian yang kering dan hangat, topi, dan selimut bila perlu.

B.            Saran

Penulis mengharapkan agar makalah ini bermanfaat bagi pembaca. Namun penulis menyadari bahwa makalah ini tidak sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.















DAFTAR PUSTAKA



Tidak ada komentar:

Posting Komentar